Chapter 3

17 4 0
                                    

Terkadang mulut mu bisa berbohong tetapi tidak dengan mata mu

~Sorry

Luna tersentak saat ponselnya tiba-tiba bergetar saat ia sedang fokus bekerja. Ia menatap ke kanan dan ke kiri berharap tidak ada yang terganggu dengan getaran ponselnya di atas meja.

Luna menatap ponselnya dan tersenyum saat melihat nama Luke di sana. Tidak biasanya laki-laki itu menghubunginya saat siang hari seperti ini.

“Hai..” Suara lembut Luke menyapa telinga Luna.

“Hai, Luke. Ada apa?”

“Siang ini aku memiliki waktu luang. Bagaimana dengan makan siang bersama?“

“Tidak biasanya kau meminta pendapatku. Biasanya kau selalu mengambil keputusan sendiri.”

“Ayolah, baby. Jangan menyindirku. Bagaimana? Aku sedang malas makan makanan di kantin rumah sakit.“

“Umm, teman-teman di kantorku mengajak makan siang bersama di kantin kantor, Luke.”

“Apa aku boleh bergabung?“

“Aku tidak yakin. Tunggu sebentar.”

Luna menggeser kursinya yang beroda untuk mendekati meja Ryan yang berada disampingnya.

“Ryan. ..” Panggil Yeon.

“Ya? Ada apa?”

“Apa boleh orang-orang di luar kantor makan siang di kantin kantor?” Tanya Luna.

“Boleh. Tetapi mereka harus membayar.” Jawab Ryan.

“Ah, begitu. Terima kasih, Ryan.”

“Sama-sama, manis.”

Luna tersenyum. Ia menyukai sikap ramah Ryan. Terasa menyenangkan berada di dekat laki-laki itu. Setidaknya Ryan tidak bersikap misterius seperti Fadlan.

“Kau masih di sana?” Luna kembali mengajak berbicara Luke.

“Tentu, baby. Aku sudah mendengar semuanya. Aku akan ke sana sekarang.“

“Jangan lupa bawa uang, Luke. Aku sedang tidak ingin mentraktir mu makan.

***

"Makanan di kantin kantor ini sangat enak, dan menu nya juga di ganti setiap hari nya.  Tak heran jika para pegawai lebih senang makan di kantor daripada di restoran luar" jelas Hyuna.

"Benar,  mangkanya kantin selalu ramai" Timpal Ryan.

"teman mu sudah sampai Lun?" tanya Hyuna.

"sudah,  dia berada di antrian paling belakang Hyun" jawab Luna sambil melambaikan tangan pada Luke dan di jawab dengan anggukan ringan dari Hyuna.

"Hy baby, maaf lama aku berada paling belakang tadi" kata Luke setelah duduk di kursi Luna dan teman-teman nya.

"Oh ya luke,  perkenalkan ini Hyuna dan Ryan. Kami satu team... Dan Hyuna, Ryan,  ini Luke teman ku" Jelas Luna memperkenalkan mereka.

"Hy ryan,  Hy Hyuna... Senang berkenalan dengan kalian" jawab Luke memperkenalkan diri.

"Hy luke,  senang bertemu dengan mu" Timpal Hyuna dan Ryan sembari senyum.

"Tampan" ucap Hyuna dengan tatapan memuja nya pada Luke.  Luke memang tampan karena Ayah nya orang amerika dan Ibu nya berdarah manado.

"Terimakasih Cantik" Timpal Luke sembari mengedipkan matanya kepada Hyuna.  Ia merasa melayang sekarang, hati nya berdegup.  Dan Hyuna sedikit salah tingkah sekarang.

"Oh ya, kalian berteman sejak kapan??" Tanya Ryan penasaran.

"Berapa lama baby??  5 tahun...  7 tahun...  Yaa kira-kira selama itu" timpal Luke

"Waah sudah lama juga ternyata.." gumam ryan dan di balas senyum oleh Luna.

"kenapa tiba-tiba ingin makan siang di luar luke? Tumben sekali kau tidak sibuk" tanya Luna

"Aku bosan dengan makanan rumah sakit baby,, bersyukur aku tidak sibuk baby,  itu artinya tidak banyak orang yang sedang sakit"

"waah kau seorang dokter Luke" tanya Hyuna dengan takjub.
Dan dibalas dengan anggukan oleh Luke "aku seorang dokter bedah"

"Kau sudah memiliki kekasih Luke? " Sialan, mulut Hyuna tidak bisa di ajak kerja sama.  Sesal Hyuna

"Belum" jawab Luke.  Ntah kenapa hati Hyuna sangat senang mendengarnya.

Di balik itu,  ada Daniel dan rekan bisnisnya yang duduk di meja lainnya yang tak jauh dari meja Luna. Ia tampak kesal dan juga lega. Kesal karena Luke selalu memanggil Luna "baby" dan juga lega karena mereka hanya berteman.

"Luna menghabiskan masa remaja nya dengan sekolah dan juga bekerja untuk membiayai sekolah adiknya" Luke bercerita. Diam-diam Daniel mendengarkan percakapan mereka.  Ia merasa tertarik dengan cerita Luke.

"kau memiliki adik perempuan atau laki-laki Lun??"

"aku memiliki adik Laki-Laki Hyun, namanya Jeno" kata Luna dan di balas anggukan oleh mereka.

"orangtua mu? " tanya Hyuna penasaran. Saat itu Luna langsung menunduk dan Luke memberikan senyuman hangatnya seolah mengatakan "semua nya baik-baik saja"

"pertanyaan yang sedikit sensitif Hyun" timpal Luke kemudian.  Hyuna merasa bersalah dan meminta maaf pada Luna.

Tak terasa jam makan siang telah usai,  mereka berpamitan dengan Luke. Dan tiba-tiba Daniel datang menghampiri mereka. 

"jadi,  dia teman mu? " kata Daniel. Semua orang merasa heran, kenapa Direktur mereka bertanya yang tidak penting kepada bawahannya. Di balik itu,  Hyuna tersenyum, ternyata sahabat nya itu tertarik dengan Luna,,  pikirnya.

"berteman ataupun tidak bukan urusan anda tuan" timpal Daniel dengan sinis.  Ia tak tahan melihat wajah Daniel.  Karna melihat Daniel ia merasa melihat wajah Max ayah nya Daniel.

"saya hanya bertanya karena anda bukan karyawan saya, tetapi makan di kantor saya" jawab Daniel dengan Sinis.

"Saya membayar tuan,  dan kau mengizinkan orang lain makan di sini jika kau lupa" jawab Luke tak kalah sinis

"sudah luke,  segeralah balik ke rumah sakit" Luna melerai mereka.  Karna Luna tak ingin jadi bahan tontonan semua orang.

"aku pergi dulu baby,  jika dia macam-macam beri tahu aku" Luke tersenyum sinis kepada Daniel.  Ia merasa Daniel cemburu karena saat ia menekan kan kata 'baby' ia melihat Daniel menahan amarah. 'Kena kau Daniel' umpat Luke dalam hati.  Setelah mereka menatap saling membenci beberapa detik,  akhirnya Luke pergi.

"kami permisi pak" jawab Luna dan diiringi dengan Ryan dan Hyuna.  Sebelum pergi,  Hyuna tersenyum geli kepada Daniel.

"Sialan" Umpat Daniel. Apakah rasa cemburu nya terlihat jelas?  Tapi dia tidak perduli karena dia merasa benar-benar menyukai Luna. Mata nya seolah menarik Daniel masuk ke lembah terdalam.

TBC gaais..  Jangan lupa Comment,  like,  vote dan recommended yaa😍😘












SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang