Chapter 2 - Heart Attack

23 4 0
                                    

“Di–direktur.”

“Ya, ini aku.” Sahut Daniel.

Luna mencoba melepaskan tangannya dari dekapan Daniel, namun laki-laki itu tidak membiarkannya. Daniel justru mengeratkan  genggaman tangan Luna. Membuat mata Luna semakin melebar.

“Direktur..”

“Aku penasaran akan satu hal semenjak melihatmu di kantor ini, Nona Luna.” Ujar Daniel.

Luna menghempaskan tangan Daniel dan berusaha untuk berdiri. Ia tidak tau sejak kapan dirinya tidak bisa bernafas dengan normal seperti ini.

“Bisakah kau beritahu aku, kenapa kau selalu menatapku seperti itu?” Tanya Daniel.

Lunamengerutkan keningnya.

“S–seperti apa?” Tanya Luna balik.

“Tatapan terluka dan sedih.” Jawab Daniel.

“K–kapan s–saya melakukannya?”

“Kapan pun setiap kau melihatku. Jadi, bisakah kau beritahu aku alasannya?” Pinta Daniel tanpa melepaskan pandangannya dari Luna. Daniel. Mendekatkan dirinya kepada Luna dan menarik tangan Luna sehingga jarak mereka sangat dekat.

“Saya tidak melakukannya.” Luna kembali berusaha melepaskan dirinya dari Daniel.

Daniel kembali menarik Luna menempel padanya hingga membuat perempuan itu terkesiap. Luna dapat merasakan seluruh tubuh Daniel ditubuhnya. Dan hal ini membuat jantungnya semakin berdetak di luar batas normal.

“Kau melakukannya.” Ucap Daniel dengan tajam.

“Dan karena tatapanmu itu, entah sejak kapan aku menjadi tertarik padamu.” Bisik Daniel.

Dengan refleks Luna mendorong Daniel dan ia langsung mebereskan berkas - berkas yang berserakan di lantai.

"Luna kenapa kau lamban sekali, rapat akan di mulai. Kau membuat semua orang menunggu lama.  Sahut Pak manager marah dari depan pintu masuk.

"jangan salahkan dia,  saya tidak sengaja Menabraknya tadi" jawab Daniel membela Luna.

"saya permisi pak" Luna memberikan sedikit hormat kepada atasannya itu.  Ia tak ingin berlama lama berhadapan dengan Daniel.  Entah kenapa saat ini jantung nya tidak bekerja dengan normal.

***

Luna tidak bisa fokus memperhatikan layar yang sedang menunjukkan slide pekerjaan tim produksi. Ia merasa gelisah oleh tatapan Daniel yang tidak lepas darinya. Walaupun mata Daniel terus menatapnya, laki-laki itu tampak selalu bisa menjawab pertanyaan serta mengajukan pertanyaan pada Ryan yang sedang mempresentasikan pekerjaan.

Bagaimana bisa Daniel menatapnya seperti itu di saat kekasihnya berada di ruangan yang sama dengannya? Apa Daniel tidak memikirkan Hyuna jika perempuan itu menyadarinya?

Luna tidak membalas tatapan Daniel. Ia berusaha sebisa mungkin untuk tidak menatap ke arah laki-laki itu. Namun Luna tetap tidak bisa menahan diri untuk tidak melirik Daniel. Seharusnya Luna tidak merasa segugup ini. Sialan.

“Bagaimana pendapatmu tentang aplikasi yang ditawarkan oleh Pak Ryan, Ilunadira?” Tanya Daniel membuat mata Luna melebar.

Namun ia segera tersadar dan menormalkan ekspresi wajahnya. Tidak bisakah Daniel tidak membuatnya terus seperti orang bodoh oleh semua ucapannya? Luna ingin bekerja dengan tenang di luar rencana balas dendamnya.

“Umm, aku–saya pikir aplikasi yang dipresentasikan sudah sangat efektif dan efisien. Waktu serta biaya yang dibutuhkan juga sangat sesuai hingga bisa meminimalisasikan kerugian perusahaan.” Jawab Luna sembari menatap Ryan.

Luna melihat Ryan mengacungkan jempolnya hingga membuat perempuan itu tersenyum. Apa yang dipresentasikan oleh Ryan adalah hasil pekerjaan mereka sebagai tim produksi. Luna tidak mungkin tidak menyetujuinya.

“Baiklah jika seperti itu dalam waktu 6 bulan ini aku ingin semuanya berjalan lancar. Dan kita akan membahas tanggal peluncuran pada rapat kita minggu depan.” Putus Daniel dan segera berdiri.

Seluruh tim produksi ikut berdiri. Mereka membungkuk hormat saat melihat Daniel hendak meninggalkan ruang rapat. Namun sebelum pergi, Daniel menatap Luna sebentar. Setelah merasa puas menatap, ia benar-benar meninggalkan ruang rapat.

“Lihatlah, karena kau ceroboh tadi, Direktur  terus menatapmu. Kau seharusnya tidak melakukan kesalahan itu, Yeon-ssi.” Omel Pak manager.

Luna menundukkan kepalanya. Ternyata Pak managar juga menyadarinya. Apa anggota yang lain juga menyadarinya? Betapa memalukannya hal itu. Tetapi itu semua bukan kemauan Luna. Seharusnya Pak Manager tidak membiarkan Luna membawa kertas sebanyak itu.

“Maafkan saya, manager.” Sesal Luna.

Luna menyadari dirinya sebagai pegawai baru. Tidak ada yang dapat dilakukannya selain meminta maaf. Luna tidak ingin kehilangan pekerjaan yang memberikannya gaji memuaskan.

“Seharusnya tadi aku membantumu.” Gumam Ryan.

“Yah, tidak apa-apa. Daniel-–Direktur tidak sekejam itu. Mungkin ia menatap Luna untuk mengingat wajahnya sebagai pegawai baru.” Sela Hyuna dengan tersenyum.

Luna merasa beruntung karena Hyuna terus membelanya. Dan sepertinya Hyuna tidak merasa cemburu atas apa yang dilakukan Daniel padanya. Kebaikan Hyuna membuat Luna tidak sanggup untuk menyakiti perempuan itu dengan mengambil Daniel darinya.

“Ini peringatan untukmu, Ilunadira. Aku harap kau tidak melakukan kecerobohan seperti tadi. Apalagi di depan Direktur. Kau mengerti?” Hardik Manager .

“Ya, Manager .” Ucap Yeon.

Pak Manager meninggalkan ruang rapat. Luna menghela nafas panjang dan matanya bertemu dengan mata Fadlan. Lagi-lagi laki-laki itu menatapnya dengan pandangan misterius. Beberapa saat kemudian Fadlan ikut meninggalkan ruang rapat.

“Yah, jangan dipikirkan ucapan ketus Manager .” Kata Hyuna.

“Benar. Manager memang suka berlebihan.” Sahut Ryan.

Luna tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Merasa senang karena Hyuna dan Ryan bersikap bersahabat dengannya.

TBC

Maafkan masih banyak kesalahan dan kekurangan yaaa..😊

Jangan lupa di like,  di vote dan juga recomended yaa mantemaaan... 😊

Sekian dan terimaakaasiih😚

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang