Hanya laki-laki brengsek yang tak tahan dengan satu wanita...
Drrt drrrt...
"Halo.. "
"Katakan pada Luna pergi ke ruangan ku sekarang Hyun, ada pekerjaan untuknya"
"Pekerjaan apa lebih tepatnya direktur? " sindir Hyuna di sebrang telepon
"Katakan saja seperti itu dan jadilah sahabat yang penurut" tuuuuuttt. Daniel mematikan telepon secara sepihak membuat Hyuna kesal setengah mati. Yang jatuh cinta siapa yang susah siapa.
"Lun, direktur memanggil mu untuk keruangannya sekarang juga, ada pekerjaan untuk mu " kata Hyuna
"Baiklah, terimakasih Hyun" kata Luna yang di balas dengan senyum geli dari Hyuna. 'Daniel tergila-gila dengan wanita yg tepat'. Kata Hyuna dalam hati.
***
Luna berdiri di depan meja kerja Daniel dengan gelisah. Selain gelisah, ia juga merasa lelah. Memakai higheels dan berdiri dalam waktu setengah jam tidaklah mudah. Sialnya, Daniel belum datang juga sampai sekarang.
Sebenarnya pekerjaan apa yang hendak Daniel berikan padanya? Kenapa harus dirinya? Banyak anggota tim produksi yang lebih berpengalaman daripada dirinya.
Luna menatap sofa yang berada di ruangan Daniel . Sofa itu seakan-akan memanggilnya untuk duduk di sana. Luna merasa sangat tergoda untuk beristirahat di sana. Tetapi bagaimana jika Daniel marah karena ia bersikap tidak sopan?
Luna tersentak saat mendengar pintu ruangan Daniel terbuka. Merasa lega dan juga gugup saat melihat Daniel di sana. Wajah laki-laki itu terlihat tidak bersalah telah membuatnya menunggu selama 30 menit.
“Kau lama menunggu?” Tanya Daniel terdengar acuh.
Daniel menghampiri mejanya dan duduk di kursi kebesarannya. Kursi yang terlihat sangat empuk dengan sandaran yang terlihat sangat nyaman.
“Tidak, direktur.” Jawab Luna berdusta. Entah sejak kapan ia ingin sekali memaki Daniel.
Daniel menatap mata Luna. Dan berusaha untuk menahan geraman saat melihat mata itu masih menatapnya dengan terluka. Daniel menghela nafas dan membongkar berkas-berkas yang berada di mejanya.
“Lihat ini.” Daniel memberikan sebuah kertas yang berisi berbagai gambar di dalamnya.
“Susun gambar ini sesuai tanggal rilis.” Ucap Daniel.
“Apa? K–kenapa saya?” Luna terlihat bingung dan juga terkejut.
Apa kau mau melakukan protes atas perintahku?” Tanya Daniel.
“Ti–tidak, bukan seperti itu, direktur.” Jawab Luna.
“Kalau begitu lakukan perintahku.”
“Baik, direktur.”
Luna membungkukkan tubuhnya dan berbalik untuk meninggalkan ruangan Daniel. Namun sebelum benar-benar keluar, Daniel memanggilnya hingga membuatnya berhenti berjalan.
“Kau mau kemana?”
“Kembali ke tempat kerja saya, direktur.”
“Siapa yang menyuruhmu?”
Luna menatap Daniel dengan bingung. Apa sebenarnya maksud laki-laki ini?
“Bukankah Anda meminta saya untuk menyu–“
“Ya, aku memang melakukannya. Tetapi aku tidak menyuruhmu mengerjakannya di tempatmu. Lakukan disini.”
“Apa?!” Luna tanpa sadar memekik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry
Teen FictionTerkadang, cinta mu yang begitu tulus membuat ku merasa bersalah dan merasakan sakitnya sebuah cinta dalam waktu yang bersamaan. ~sorry