Setelah mengantar Jennie ke kelasnya, Lisa langsung menuju ke ruang kepala sekolah menemui Pak Jiyong lantaran dirinya yang baru saja mendapat kabar kalau ada seorang murid baru.
Tok tok tok
Ketukan pintu dari luar terdengar dari dalam ruangan Mr. Kwon Jiyong.
"Iya, masuk." Sahut Mr. Kwon Jiyong.
"Selamat pagi, Pak." Sapa Lisa dengan sopan.
"Tadi, sudah saya beritahu kan kalau hari ini sekolah kita kedatangan murid baru. Nanti, tolong kamu beri dia sedikit sosialisasi tentang sekolah kita, ya?" Jelas Mr. Kwon Jiyong.
"Iya, baik Pak. Dimana dia sekarang?" Tanya Lisa sembari mencari keberadaan murid baru tersebut.
"Oh, dia sedang ke toilet sebentar."
Di sisi lain, murid baru tersebut diam-diam berjalan menuju ke kelas Jennie. Disana, banyak siswa dan siswi yang menatapnya bertanya-tanya. Siapa gerangan?
Grep
"Aww...." rintih Jennie setelah tangan kanannya ditarik dengan paksa oleh murid baru itu.
"Hei, siapa lo?!" Teriak Jennie tak terima.
Siapa sih nih orang berani-beraninya kasar sama gue? Batin Jennie.
"STOP!!" Berontak Jennie kesakitan.
Langkah cepat murid baru itu akhirnya berhenti ditaman belakang sekolah yang saat ini tengah sepi.
"Shhh.... aww sakit." Rintih Jennie sambil mengelus pergelangan tangan kanannya yang memerah.
"WOI, TANGGUNG JAWAB. TANGAN GUE JADI MERAH, LO...." Teriakan menuntut Jennie terhenti seketika saat murid baru tersebut membalikkan tubuhnya dan menatap Jennie penuh kerinduan.
Mata tajam Jennie yang menatap berang murid baru itu seketika membelalak terkejut. Dugaannya tentang suara samar yang didengarnya saat kekasihnya mengangkat telpon dari kepala sekolah itu benar adanya.
Murid baru itu adalah Kim Jisoo, seseorang yang pernah hadir dimasa lalunya untuk menemani kehampaan hidupnya selama 3 tahun. Seseorang yang meninggalkannya tanpa pesan terakhir. Seseorang yang hingga kini belum mengucapkan kata perpisahan.
"Ji-Jisoo...." lirih Jennie.
Senyum sumringah Jisoo usai mendengar suara Jennie memanggil namanya setelah sekian lama tak didengar olehnya.
Jisoo berjalan pelan menghampiri Jennie dan berniat meraih tangan Jennie untuk digenggamnya. Namun sayang, yang didekati berjalan mundur dan menarik tangannya menjauh dari gapaian tangan Jisoo.
"Akhirnya aku menemukanmu, Jennie." Ucap Jisoo.
"Setelah sekian lama, aku mencari kamu kemanapun. Dan ternyata, kamu disini."
"Kamu tau, seberapa senangnya hati aku setelah berhasil menemukanmu. Tuhan masih merestui cinta kita, sayang. Kamu pernah denger kan kata orang kalau jodoh itu tak akan kemana. Mau seberapa jauh terpisah, kalau mereka digariskan berjodoh, pasti akan dipertemukan kembali." Ujar Jisoo dengan senang.
"...." Jennie masih diam membeku mendengarkan ucapan panjang lebar dari Jisoo.
"Jendeuk?" Sentuhan tangan dipundak Jennie menyadarkannya dari lamunan.
Jendeuk, adalah panggilan sayang yang diberikan oleh Jisoo saat mereka masih menjalin kasih. Sayangnya, keduanya belum mengucapkan kata putus hingga saat ini. Itu artinya, mereka....
Plak
Tamparan keras mendarat di pipi kiri Jisoo yang mulus. Panas, itu yang dirasakan di pipi kiri Jisoo.
"Seneng? Iya?!" Tanya Jennie menyeringai.
"Setelah pergi ninggalin gue tanpa pesan, terus sekarang tiba-tiba lo hadir dikehidupan gue lagi. Kemarin kemana aja, hah?!" Tunjuk Jennie tepat di dada Jisoo.
"Asal lo tau, bertahun-tahun gue nyari keberadaan lo! Bahkan gue selalu dateng kemanapun tempat yang pernah kita kunjungi. Rumah lo, mungkin satpam disana bosen ketemu sama gue cuma buat nanyain dimana lo saat itu! Berhari-hari gue ngikutin ego gue nyari lo cuma buat ketemu, walau cuma sepersekian detik kita ketemu. Itu yang ngebuat gue frustasi karena belum bisa mewujudkannya."
"Dan sekarang, lo dengan mudahnya muncul dihadapan gue? Setelah...."
Cup
Ucapan Jennie terhenti karena Jisoo yang tak tahan merasakan perih dihatinya saat mendengar uneg-uneg Jennie yang ditahannya selama bertahun-tahun dengan mencium bibir Jennie tiba-tiba. Ternyata kamu memperjuangkan cinta kita sampai seperti ini, Jen. Batin Jisoo.
Jennie terbuai dengan kecupan Jisoo yang berlangsung cukup lama. Namun saat Jisoo membuka bibirnya hendak melumat bibir bawah Jennie, Jennie tersadar dengan mendorong Jisoo dan....
Plak
Kini, pipi kanan Jisoo mendapat giliran jatah tamparan keras dari Jennie. Lengkap sudah penderitaan Jisoo. Niatnya ingin menemukan kebahagiaan saat menemukan cintanya kembali, malah berujung derita.
---
TBC.Maafkan saya kalau tulisan ini acak adul ya, saya lagi ga konsen nulisnya gara-gara digangguin :( huhu.
Sebenernya ga ada niatan mau update, tapi pengen publish. Atuh kumaha ceunah :(
Jadi gini deh.
Maaf ya? Dimaafin ga ni? :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [JENLISA x JENSOO]
FanfictionGimana jadinya kalau seorang bad girl, trouble maker, tukang bully, bossy girl disebuah sekolah elit pacaran dengan seorang ketua osis dan memiliki lika-liku kisah cinta yang rumit?