Selang 30 menit kemudian, Jennie yang telah usai menyelesaikan kegiatannya membersihkan diri langsung menuruni tangga untuk menghampiri kekasihnya.
Setelah menuruni tangga, Jennie melihat sekeliling rumahnya mencari keberadaan Lisa. Akhirnya, ia menemukan keberadaan Lisa yang tengah berdiri membelakanginya.
Jennie yang melihat adanya kesempatan untuk menggoda sang kekasihnya pun mulai menjalankan aksinya dengan melangkahkan kakinya mindik-mindik untuk mengagetkannya dari belakang.
Hap
Gotcha
Aksi Jennie mengagetkan Lisa, berhasil. Lisa yang terlonjak kaget saat tiba-tiba terdapat sepasang tangan yang melingkar sempurna disela-sela lengannya yang memeluk erat pinggang ramping penuh abs diperut seksinya.
"Ih, kamu masih bau. Aku pikir kamu tuh udah mandi. Kan kita bisa langsung masak bareng pas sama-sama udah selesai mandi." Kata Jennie seraya mencium punggung Lisa.
Usai mengucapkan kalimat keluhan yang bersirat godaan, Lisa masih belum membalikkan tubuhnya untuk menghadap ke arah Jennie.
"Yang..." Panggil Jennie.
Lisa masih diam.
"Lisa!" Ucap Jennie kesal karena merasakan dikacangin. Kacang mahal ya Ms. Manoban, batin Jennie.
Akhirnya Lisa menolehkan kepalanya sedikit, lalu membalikkan tubuhnya dan memamerkan senyum yang dipaksakan tulus.
"Kenapa baby? Harus banget teriak ya, hm?" Tanya Lisa selembut mungkin sambil menoel pipi tembem Jennie dengan gemas.
"Ya lagian kamu nyuekin aku, kan aku sebel jadinya." Cemberut Jennie kesal.
"Maaf ya sayang, tadi aku lagi ngelamun hehe. Udah selesai mandinya? Ya udah, gantian yaa. Sekarang aku yang mandi, okay?" Ucap Lisa dengan merangkulkan tangannya dipinggang Jennie.
"Ih kan kamu mah, lama deh. Harusnya kita sekarang udah masak-masakan!"
"Nih, dengerin aku. Rumah ini, cuma ada kita berdua. Ga ada penjaga sama sekali. Kalau kamu mandi, aku mandi, rumah ga ada yang jaga. Nanti kalau ada perampok yang masuk gimana coba? Ya aku kan jaga-jaga, babe." Jelas Lisa pada Jennie sambil merapihkan beberapa helai rambut Jennie yang terjatuh menghalangi mata Jennie.
"Iya juga ya, ya udah deh. Gih sana cepetan mandi! Aku tunggu diruang tamu ya?" Perintah Jennie.
"Okay baby, wait for me ya." Pamit Lisa yang ditutup dengan kecupan manis didahi Jennie.
Jennie yang mendapatkan perlakuan manis dari sang kekasih hanya bisa tersenyum malu. Bisa-bisanya Lisa selalu membuat Jennie jatuh cinta disetiap harinya hanya dengan perlakuan super manis yang biasa diberikan oleh Lisa. Ya, walaupun ini bukan kali pertama bagi Jennie merasakan perlakuan manis dari seorang kekasih.
Saat Lisa sudah setengah berjalan, ia kembali lagi menuju dapur untuk mengembalikan handphone Jennie yang tadi digenggam olehnya.
"Ah, Jennie, aku lupa. Nih handphone kamu, tadi jatuh dari meja ngga sengaja kesenggol sama aku. Jadi case kamu rusak deh, nanti aku beliin yang baru ya?" Ucap Lisa sambil menyerahkan handphone milik Jennie dengan menunjukkan titik-titik letak kerusakannya.
"Iya, banting aja. Yang punya di Priok!" Sindir Jennie sambil mengambil handphonenya dan memeriksanya.
"Ya ampun, kan aku ga sengaja sayang. Maaf yaaaa! Kamu mau minta berapapun case, aku beliin deh! Jangan marah ya?" Bujuk Lisa.
"Udah ih sana mandi! Aku udah laper ya!" Usir Jennie dengan mengibaskan tangannya ke udara.
"Ashiyaappp bosque!" Seru Lisa kembali pergi meninggalkan dapur menuju ke kamar tamu untuk mandi.
Tanpa diketahui oleh Jennie, cara jalan Lisa yang terlihat santai tersebut rupanya masih menyembunyikan kekesalan yang sangat membara dihatinya. Lantas, ia yang masih ingat dengan isi pesan dari nomor tanpa nama tersebut.
Our relationship, what the heck! Batin Lisa marah sembari mengepalkan kembali tangannya.
🌹🌹🌹
Beberapa puluh menit kemudian, Lisa pun selesai dengan urusannya. Lisa lantas langsung menuju ke dapur untuk memasak makanan kesukaan keduanya.
Langkah Lisa terhenti saat mencium bau masakan sedap kesukaannya. Senyum tipis pun tercetak jelas di bibir tebalnya.
Lisa menggelengkan kepalanya saat dirinya memperhatikan gerak-gerik tubuh seksi Jennie yang tengah memasak, menyunggingkan senyum herannya lantas Jennie yang memasak sambil menggoyangkan tubuhnya seiring irama yang mengalun dihandphonenya.
Grep
"KHAMJAGIYA!!" Kaget Jennie.
"Kebiasaan banget sih!" Kesal Jennie sambil menepuk punggung tangan Lisa yang telah melingkar sempurna diperut Jennie.
"Siapa suruh curang! Udah masak duluan." Ujar Lisa sambil menciumi pundak Jennie yang masih tertutup kemeja putih kebesarannya.
"Nungguin kamu kelamaan, keburu cacing-cacing di dalem perut aku pada demo." Ucap Jennie yang masih sibuk membolak-balikkan masakan dipenggorengan.
"Masak apa babe? Kamu tau ngga? Baunya kecium sampe dalem." Tanya Lisa dengan menempelkam dagunya dipundak Jennie usai mengecup kilas leher jenjang Jennie.
"Makanan kesukaan kita. Kamu mending duduk aja deh, sebentar lagi mateng nih. Kamu kalau kaya gini terus, aku susah geraknya." Usir Jennie halus sambil melepaskan tangan Lisa diperutnya.
"Mmm, no way!" Gumam Lisa yang menggelengkan kepalanya di caruk leher Jennie.
"Ih, geli! Nih udah mateng, udah sanaaa!" Ucap Jennie usai mematikan kompor.
Sret
Aksi Lisa berhasil mengejutkan Jennie lantaran dirinya yang tiba-tiba membalikkan tubuh Jennie menghadap ke arahnya. Pandangan mata Lisa yang sulit diartikan itu memandang mata Jennie lekat-lekat. Kedua tangan Lisa memposisikan diri senyaman mungkin di kedua pipi tembem Jennie sambil mengelusnya dengan kedua ibu jari.
Seutas senyum tipis tercipta diwajah Lisa. Raut wajah bingung pun tercetak jelas, seolah menampilkan "what's wrong Lisa?".
Lisa yang mengerti perubahan wajah Jennie langsung menjawabnya dengan mengecup disetiap inch wajah Jennie.
Cup
Satu kecupan didahi telah diberikan oleh Lisa.
"Don't leave me, Jennie ah."
Cup
Satu kecupan lagi, dikedua mata Jennie.
"Don't ever look any body except me!"
Cup
Kecupan terakhir, mendarat sempurna dibibir seksi Jennie.
"You know that i love you so much, right? Now, i want you to say it too!"
Sorot mata Lisa pun berubah menajam seolah mencari kebenaran cinta yang dimiliki oleh Jennie untuk Lisa.
"What's wrong Lisa?" Tanya Jennie bingung.
"Just say it!" Desak Lisa yang tanpa sadar mencengkram lengan Jennie sedikit erat.
"You know that i love you too more than i love myself, Lalice!" Geram Jennie.
"Say... it..."
"I LOVE YOU LALISA! I LOVE YOU SO THIS MUCH!" Teriak Jennie dengan mata berkaca-kaca menahan sakit atas cengkraman erat tangan Lisa.
Cup
Lisa pun mengakhirinya dengan memberikan lumatan yang lembut dibibir Jennie untuk menandakan jika dirinya benar-benar memiliki rasa yang amat dalam pada gadis didepannya tersebut.
"Jangan tinggalin aku Jennie. Kumohon! Aku sayang banget sama kamu." Batin Lisa disela-sela ciuman mereka.
---
TBC.Kok saya baper ya, sabar ya Doja. Hidup memang penuh cobaan :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Story [JENLISA x JENSOO]
FanfictionGimana jadinya kalau seorang bad girl, trouble maker, tukang bully, bossy girl disebuah sekolah elit pacaran dengan seorang ketua osis dan memiliki lika-liku kisah cinta yang rumit?