5

2.6K 240 37
                                    

Guys, ada info penting diakhir tulisan ini. Baca sampe abis ya :") tolong bantu saya meringankan sedikit beban saya.
---

Setelah masing-masing anggota geng berpencar untuk menjalani hukumannya, Jennie masih saja mengikuti langkah kaki sang ketos yang belum menunjukkan tanda-tanda akan sampai pada tujuan.

Tiba-tiba....

"Eh, hai...." sapa salah satu siswi yang diketahui mempunyai rasa kekaguman yang sangat tinggi terhadap sang ketos.

Jennie yang melihat senyum keramahan yang selalu ditunjukkan si ketos kepada siapapun yang menyapa itu, memamerkan mimik muka yang sangat sinis lantaran dirinya tidak suka kalau sifat pacarnya ini bisa sehangat itu dengan siapapun.

Ya gimana, salah sendiri punya pacar murah senyum.

Merasa ada aura-aura hitam yang berasal dari belakang si ketos, akhirnya ia mengarahkan lirikan matanya ke belakang punggung si ketos. Jennie? Pantesan, hawa negatif langsung kerasa. Ngapain ngikutin dia, tumben. Batin siswi yang menyapa si ketos tadi, yang diketahui bernama Lia.

Mengerti akan kode dari tatapan mata Lia, si ketos ikut menengok sedikit ke belakang lalu menjawab pertanyaan yang dilontarkan lewat mata Lia.

Kode cewe lain langsung ngerti, giliran kode cewe sendiri ga ngerti-ngerti. Dasar Bambang.

"Mau ngasih hukuman, biasalah kaya gatau aja." Balasnya sambil tersenyum.

"Oh, mau dibawa kemana emang?" Tanya Lia seraya menganggukkan kepalanya.

Ke pelaminan sih maunya. Batin si ketos.

Sekolah yang bener, udah ngegas aja. Bensin banyak?

"Ke situ. Belakang. Mau disuruh bersih-bersih aja."

"Bisa cepet ga? Panas nih!" Teriak Jennie yang tidak tahan karena kepanasan sambil mengibaskan tangankan didepan muka juteknya.

Padahal lagi mendung gini, kepanasan darimananya kena sinar matahari? Batin si ketos bodoh.

Itu kepanasan karena terbakar cemburu, bodoh!

Memikirkan alibi lain untuk lepas dari Lia, si ketos akhirnya pura-pura melirik jam tangannya.

"Eh, duluan ya? Soalnya abis nganter dia, mau ada urusan sama Pak Jiyong." Pamitnya sambil menyentuh lengan Lia.

Yeu ganjen bener, udah tau pacarnya kalau ngamuk serem.

Jennie yang melihat aksi ganjen kekasihnya itu, langsung melangkah lebih dulu melewati senyum kegirangan yang dipamerkan si ketos karena berhasil menggoda Jennie.

Gemesin banget sih yang, dasar cemburuan! Girang si ketos.

Yang disentuh lengannya, tidak perlu ditanya lagi. Lia yang menyentuh dadanya untuk meredakan detakan jantungnya yang berdetak tak wajar setiap memiliki interaksi dengan si ketos walaupun cuma sekejap saja.

Setelah si ketos memastikan jaraknya sudah jauh dengan Lia, ia pun berlari menyusul kekasihnya yang sudah pasti tengah merajuk. Ia pun menarik tangan kanan Jennie untuk berhenti sebentar.

"Hei... hah hah hah... cepet banget... sih... jalannya... hah hah..." Ucapnya tersenggal-senggal.

Yang ditahan tangannya cuma menatap sang ketos dengan datar, seolah mengucapkan pertanyaan yang singkat, padat, dan sangat jelas. "Apaan?" Sengak :(

"Jangan gitu dong natapnya." Lirihnya sambil menutup mata Jennie dengan telapak tangannya.

"Ih! Emang udah mati apa?!" Sewot Jennie dengan menyingkirkan telapak tangan sang ketos dengan kasar.

Our Story [JENLISA x JENSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang