7

2K 200 34
                                    

Seriously, ke toilet selama ini? Batin Lisa sambil melirik jam yang melingkar ditangannya.

"Mmm.... Pak, ini sudah hampir 20 menit dia tidak kembali ke ruangan ini. Apa dia nyasar?" Tanya Lisa bingung.

"Sebentar, saya coba hubungi dia." Pungkasnya sambil mengeluarkan ponselnya diatas meja kebesarannya.

"Oh ternyata dia mengirimi saya pesan singkat, dia memberitaukan keadaannya yang tiba-tiba tidak enak badan. Izin pulang untuk langsung berobat supaya esok harinya dia bisa langsung masuk sekolah lagi." Ujar Mr. Jiyong.

Hm? Ga enak badan? Mendadak sekali. Pikir Lisa.

"Oh baik Pak, kalau begitu saya kembali ke ruangan saya untuk menulis proposal yang diminta oleh Pak Jiwon." Pamit Lisa pada sang kepala sekolah.

Usai berpamitan, Lisa segera menuju ke ruang osis untuk menulis sebuah proposal yang diminta oleh Mr. Kim Jiwon. Acara akhir tahun memang kerap digelar disekolahnya untuk sekedar memberikan kenangan manis disetiap siswa dan siswi yang bersekolah disana. Rutinitas yang tak pernah terlewatkan.

"Chaeyoung?" Panggil Lisa.

"Iya, Lisa?" Jawab Rosé.

"Mmm... sorry, i mean Rosie. Kamu ngapain disini? Bukannya tugas kamu udah selesai?" Ralat Lisa yang membuat suasana kembali canggung diantara keduanya. Rosé yang menangkap kegugupan Lisa itu pun dimanfaatkannya untuk sedikit menggoda Lisa agar suasana didalam ruang osis kembali mencair.

"It's okay Lalisa, i'm happy if you're still calling me with Chaeyoung or anything else. It reminds me of us in the past." Ucap Rosé seraya berjalan mendekati Lisa.

"Rosie..." Ucap Lisa dengan penuh penekanan untuk menghentikan aksi Rosé.

"Hahah okay okay, no more. Aku baru saja selesai menulis proposal dari Pak Jiwon. Aku tau kamu lagi sibuk, jadi aku berniat membantumu."

"Jangan cape-cape, ya?" Tukas Rosé sambil mengelus pundak Lisa.

🌹🌹🌹

Sekarang, kita lihat peperangan yang terjadi antara Jisoo dan Jennie.

Ya, kini Jisoo mengajak Jennie ke sebuah cafe yang dulu pernah mereka kunjungi. Jisoo sengaja meminta waktu Jennie untuk menjelaskan yang sebenarnya terjadi beberapa tahun silam. Saat-saat dimana Jisoo yang tiba-tiba pergi meninggalkan Jennie tanpa pesan.

"Ngapain lo ngajak gue kesini?" Tanya Jennie yang tak ingin dirinya flashback tentang masa lalunya dengan Jisoo.

"Aku cuma pengen ngejelasin pertanyaan-pertanyaan yang masih ngumpul disini." Tunjuk Jisoo tepat didahi Jennie.

"Aku tau, pasti masih banyak banget kan hal-hal yang membuat kamu bingung. Aku yang tiba-tiba hilang, aku yang tiba-tiba muncul, aku yang...." Ucapan Jisoo kembali terhenti.

"Stop, just tell me the point!" Tegas Jennie yang tak ingin membuang-buang waktunya.

"Okay. Sebenernya aku bingung mau jelasinnya yang mana dulu tapi aku akan berusaha dengan baik." Jisoo memberikan jeda dalam kalimat panjangnya untuk menarik nafas gugup.

"Pertama, perusahaan Papa kelilit hutang yang tak terhitung jumlahnya. Papa kalah banyak tender. Itu yang bikin semua usaha Papa bangkrut dan ngajak kita semua untuk pindah. Dibalik itu semua, ternyata Papa sudah mempersiapkan semuanya termasuk kepindahan sekolahku. Itu yang bikin aku ga punya waktu buat ngejelasin semuanya sama kamu. Aku shock, aku kaget mengetahui semua fakta-fakta yang terjadi dikeluargaku. Aku yang selalu dimanja oleh fasilitas-fasilitas mewah milik Papa, tiba-tiba semua itu hilang dalam sekejab." Air mata terlihat jelas sudah berkumpul dipelupuk mata Jisoo yang siap akan terjun bebas jika Jisoo mengedipkan matanya sedikit saja.

"Kedua, aku malu. Jika aku punya waktu untuk menjelaskannya pun, aku malu untuk menceritakan semuanya ke kamu. Aku takut. Setelah aku cerita semuanya, kamu pergi ninggalin aku. Karena menerima fakta kalau kamu punya pacar miskin seperti aku." Sorot mata Jisoo terlihat jauh menerawang masa-masa sulitnya dulu.

Hal itu yang membuat Jennie merasa iba dan menyesal telah menumpahkan semua amarahnya pada Jisoo yang ternyata dibalik kepergiannya terdapat kisah yang pilu.

"Selama itu pula, aku berusaha mencari tau gimana caranya aku memiliki akses untuk menghubungimu kembali. Walau hanya untuk menanyakan gimana kabarmu. Kemanapun aku mencari tau dimana kamu bersekolah. Dan aku mengucap syukur pada Tuhan, kalau usahaku membuahkan hasil. Aku menemukanmu."

Jennie pun berpindah duduk menjadi disamping Jisoo saat air mata Jisoo jatuh sempurna mengingat masa sulitnya itu. Jennie yang tak tega memberikan pelukan hangatnya pada Jisoo sembari mengelus punggung Jisoo untuk menenangkannya sejenak. Perjuangan Jisoo untuk mempertahankan hubungannya ternyata sama besarnya seperti apa yang dilakukan Jennie.

Namun, siapa sangka dibalik perlakuan Jennie itu Jisoo memamerkan senyum miringnya yang menandakan aksinya berhasil untuk meyakinkan Jennie dan kembali mendapatkan Jennie ke pelukannya.

"Sebentar lagi. You will be mine again, J" Batin Jisoo.

---
TBC.

Klo misal saya bikin karakter Jisoo disini licik, boleh ga? 😌 kayanya seru deh.

Our Story [JENLISA x JENSOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang