11. scar heart

138 19 0
                                    

Anne terbangun dari tidurnya karena terangnya cahaya matahari. Dia menginap di rumah sakit semalam -- ditemani Mark. Ayahnya tidak kembali sejak kemarin, meninggalkan istri dan anaknya di rumah sakit.

"Mark" gumam Anne sambil mengucek ngucek matanya pelan

Ia tersenyum sebentar.

Bukankah Mark adalah anugerah dari Tuhan untuknya? Tentu saja. Di masalahnya kali ini, Anne punya penyemangat dalam hidupnya. Ia menjadi lebih kuat dan tabah, belajar sabar dan tidak gegabah, itu semua berkat Mark.

Anne melihat ibunya yang sedang tertidur dengan tatapan sendu, ohh ayolah Anne jangan menangis.

"Aku.. beli sarapan dulu" katanya bicara sendiri lalu keluar dari ruang inap

Anne berjalan ke kantin rumah sakit cepat cepat, takut Mark dan ibunya bangun.

Anne memutuskan membeli dua bungkus nasi kuning lalu kembali ke ruangan ibunya. Kadang ia berlari lari kecil sambil menenteng plastik di tangan kanannya.

"Udah bangun ya" kata Anne setelah membuka pintu

Anne sedikit heran, sepertinya tadi ibunya dan Mark sedang membicarakan sesuatu.

"Darimana?"

Gadis itu menyodorkan plastik di tangan kanannya, "Nih. Sarapan."

"Baper deh"

Dahi Anne seketika menyernyit.

"Baper. Soalnya dibeliin sarapan sama pacar" jelas Mark

Anne melongo sebentar, memutar bola matanya malas lalu menutup telinganya, "Aku gak denger, gak denger"

Tetapi wajah gadis itu tidak bisa berbohong kalau dia tersipu, nyatanya kedua pipi Anne sudah merah seperti tomat sekarang.

Natasha dan Mark tertawa melihat tingkah Anne yang benar benar mirip dengan anak kecil merengek.

Melihat Mark dan ibunya tertawa, Anne ikut tertawa kegirangan bersama mereka.

Menurut Anne, hari ini adalah hari yang paling membahagiakan untuknya.

















=ALL OF A SUDDEN=

lucyanana


















"Mark" lirih gadis di depan Mark, dia melamun sedari tadi. Pikirannya acak acakan, ini sudah pukul setengah tujuh malam dan ayahnya belum kembali kesini.

Sekarang, mereka berdua sedang duduk di taman rumah sakit sambil memandangi pasien yang berlalu lalang sedari tadi.

Mark melirik gadisnya itu, "Ada apa?"

"Aku.. bingung" gumam Anne

"Semua masalah pasti ada jalan keluarnya, jangan menyerah karena.. aku selalu ada di sisimu. Jangan khawatir" jawab Mark sendu

Anne menatap lamat lamat mata pemuda di depannya ini, memandangi setiap sudut wajahnya.

Lalu tak disangka sangka dia tersenyum

Angin menerpa tubuh mereka berdua. Memang dingin, tapi tidak apa apa -- mereka merasa hangat ketika bersama.

Perlahan, Anne menyandarkan kepalanya di bahu Mark.

"Kamu tahu Mark?"

Mark bergeming, dia hanya melihat ke arah depan

"Aku senang kamu ada disini. Kamu selalu bantu aku, selalu menjagaku, dan temanku satu satunya. Aku kira Tuhan tidak pernah berpihak padaku tapi.. pada kenyataannya dia masih sayang padaku karena mempertemukanku denganmu" jelas Anne

Gadis itu membenarkan posisi kepalanya di bahu Mark dengan nyaman.

"Jangan pergi Mark. Berkatmu aku tahu caranya bagaimana untuk berjuang dengan kuat dan berkatmu juga aku jadi tahu apa itu cinta" Anne tersenyum

Mendengar kata kata itu, Mark melihat wajah Anne yang sedang bersandar di bahunya itu. Mark tersenyum.

"Aku disini, tidak akan pernah pergi"

Tangan Mark merangkul Anne lalu membawa Anne ke pelukannya, "Aku sayang padamu"

"Aku cinta padamu" gumam Anne pelan

Mark menghembuskan nafasnya lega, mengeratkan pelukannya pada Anne. Hari ini, Mark semakin mencintai Anne karena mengetahui perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan.

"Aku lebih cinta padamu, Anne"

Anne melepaskan pelukannya, meraih tangan Mark lalu menggenggamnya, "Jangan pergi. Jangan berpaling. Jangan menghilang. Jangan berubah pikiran. Jang-"

"Tidak akan"

Tiba tiba Anne menangis sambil menundukkan kepalanya, "Terima kasih untuk semuanya"

Tangan Mark menangkup wajah Anne sambil tersenyum, "Tidak usah menangis"

"Aku disini selalu. Selalu." tambah Mark

Anne masih terisak, "Jangan berbohong.. Aku tidak mau dibohongi lagi"






tbc

All of a Sudden[paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang