20. And Then

197 10 4
                                    

Sudah hampir setahun Anne dan Mark lari dari masa lalu mereka. Mereka pikir dengan berlari dari kenyataan, mereka bisa bahagia. Nyatanya tidak. Anne yang harus banting tulang menjadi pekerja part time di minimarket untuk biaya perawatan ibunya.

Dan sekarang apa? Anne hanya bisa meringkuk memeluk lututnya sambil menangis. Tepat tiga hari yang lalu, ibunya meninggal saat proses persalinan. Ditambah lagi adiknya yang menyusul ibunya padahal baru dua jam hidup di dunia.

Mark hanya berdiri diam di depan pintu kamar dengan mulut yang tertutup rapat. Dia bingung harus bagaimana. Yang dia bisa lakukan saat ini hanya membaca pikiran Anne yang acak-acakan.

"Anne.. " lirihnya pelan

Si pemilik rambut sebahu itu hanya menengok dalam diam. Sebelum akhirnya mengalihkan pandangan, Mark merengkuhnya.

Entah, dia hanya ingin. Mungkin dengan pelukan akan menghibur Anne, pikirnya.

"Ayolah, jangan menangis terus" ucapnya, "Sudah tepat tiga hari, Anne"

Bukannya menjawab, Anne malah mengeratkan pelukannya untuk Mark. Untungnya sang adam mengerti, jadi ia mengeratkan pelukannya juga.

"Besok kita harus masuk sekolah. Aku, aku tau memang sedih sekali. Tapi mama akan lebih sedih lagi kalau kamu terus bolos" kata Mark

Anne hanya menganggukkan kepalanya di atas pundak Mark.

"Mark"

"Ya?"

"Tidak jadi" Anne menggeleng

Tidak masalah untuk Mark, dia bisa membaca pikiran.

"Sekarang kita harus tidur, jangan berpikir yang tidak - tidak" kata Mark

Setelah mengucapkan selamat tidur, Mark langsung beranjak ke kamarnya tanpa tahu Anne menangis setelahnya.

Anne membuka kembali ponselnya, ada sebuah foto. Dua orang.

"Aku harus bagaimana.. " lirihnya











=ALL OF A SUDDEN=










"Mark!"

"Ya?"

Dengan kaki kecil, Anne berlari ke arahnya dengan senyum yang berseri seri.

"Ada apa ini? Kelihatannya lagi seneng" tanya Mark sambil mengusap kepala Anne

"Hihi! Mau tau sekarang atau nanti?"

Mark menautkan alisnya, "Sekarang. Ada apa sih?"

"Taraaaa!"

Akselerasi. Mark memicingkan matanya berusaha membaca ulang untuk memastikan ia salah baca atau tidak.

"Kenapa bisa?"

Sang gadis hanya tersenyum sambil menggoyang goyangkan tubuhnya bahagia tanpa menjawab pertanyaan Mark.

"Jawab Anne"

"Jelas aku pintar, alasannya hanya itu. Besok aku masuk kelas 12, jadiㅡ"

"Tidak"

"Kenapa memangnya?"

"Pokoknya tidak boleh, sekolah di kelas 11 seperti biasa saja" jawabnya dingin

Aneh. Padahal harusnya Mark senang, iya kan?

"Kamu apa apaan sih?" sela Anne

"Dengarkan aku saja, bisa?"

Anne merengut, "Harusnya kamu senang" Dia memasukan suratnya ke tas, "Aku akan tetap masuk ke kelas 12 besok"

"Anne!"

"Aku cuma ingin bareng kamu, oke?" elaknya, "Kenapa kamu marah kayagini?"

Belum sempat Mark menjawab, Anne sudah membalikan badannya lalu pergi dari tempat itu.

Anne melangkahkan kakinya cepat cepat. Dan semakin cepat langkahnya, semakin deras air matanya keluar.

"Jadi benar, uhm?" gumamnya

Ia merogoh tas dan mengambil ponselnya.

Dug! Dia menabrak seseorang.

"Kamu tidak apa apa?" tanya orang itu

"Ti..dak"

Anne bergeming di tempat. Padahal sudah begitu lama, sangat lama.

"Anne?"

Sial.

***

"

Nomor yang anda tuju tidak aktif, coba beberapa saat lagi"

"Argh.."

"Kenapa ponselnya dimatikan astaga" geram Mark

Anne pulang sendiri. Oke, dia daritadi menunggu di parkiran. Sia-sia.

"Mark"

"Ya?"

"Bisa antar aku pulang tidak?"

"Tapi Herin,,"

Gadis itu cemberut, "Ayo Mark, rumah aku jauh darisini."

Mark akhirnya menyetujui mengingat Anne juga entah kemana kabarnya. Dia menyalakan motornya lalu langsung berangkat begitu Herin naik ke motornya.

Sudah cukup jauh Mark melaju.

Anne hanya bisa menatap dari kejauhan, dia belum pulang. Belum selesai tadi ia menangis, sekarang tangisannya semakin menjadi.

"Pacarmu?"

"Bukan urusanmu"

"Eii ayolah, kejadian itu sudah lama sekali. Apa kamu masih marah?" tanya laki laki itu sambil terseyum di hadapan Anne.

Anne mendorong pundaknya, "Masih punya otak kan? Coba pikir"

"Oke aku minta maaf" jawabnya

"Gak semudah itu"

"Astaga, apa aku harus jadi seperti kamu yang dulu?"

Anne bingung, "Maksudnya?"

"Aku suka kamu, Anne. Apa kamu mau jadi pacar aku?"










tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

All of a Sudden[paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang