06. tricked

175 18 0
                                    

"Hei! Kamu!"

Anne terkejut seketika, tubuhnya bergetar. Dia sangat familiar dengan suara ini.

"Aww.. Sa-sakit!" ringis Anne yang rambutnya dijambak oleh seorang perempuan

"Makanya! Uang jajan lo harus kasih ke gue! Lo lupa ya gue siapa?!" teriaknya

Dengan perasaan sangat takut, Anne tergesa merogoh sakunya. Tapi seseorang menahan tangan Anne untuk memberikan uangnya, Mark.

"Pencuri" katanya datar

"Mark.."

"Cari uang sendiri! Pergi!" Mark berteriak sangat kencang sampai sampai perempuan tadi berlari terbirit birit keluar dari kelas

Mark menatap Anne sendu, tangannya memegang kedua pundak Anne yang masih bergetar.

"Kamu kenapa gak ngelawan sih?!"

Mata Anne panas, dia sudah tidak kuat lagi menahan air matanya.

"Shh.. Mark.. " tangis Anne pelan sambil menundukkan kepalanya

Seolah mengerti keadaan, Mark langsung memeluk Anne. Membawa Anne masuk ke dalam pelukan hangat Mark. Tangisan Anne semakin terisak ketika Mark menepuk nepuk pundaknya, Anne rindu dengan ibunya.

"Jangan sedih lagi. Sekarang ada aku" ucap Mark

Anne hanya terdiam sambil memeluk Mark, dia tidak bisa menjawab kata kata Mark.

"Aku sayang kamu, Anne"

Mendengar perkataan itu, Anne mengeratkan pelukannya lalu berlanjut menangis di dada Mark kembali.

"Udah selesai belum nangisnya?" tanya Mark sambil mengusap kepala Anne pelan

"U-udah"

Mark menghela nafas sebentar, "Kamu jangan mau ditindas seperti tadi, kamu kuat. Kamu bisa lawan mereka"

"Aku.. gak punya teman" potong Anne

"Yaudah, sekarang kita pulang aja"

Anne mengangguk kecil lalu mengekori Mark sampai ke parkiran.

"Motor ini lagi" gumam Anne pelan

Mark menyernyit, sepertinya Anne bicara sesuatu tapi dia tidak bisa mendengarnya

"Apa? Kamu bilang apa?" tanyanya

"Ahh enggak ada. Enggak ada apa apa kok haha"

"Yaudah, naik ayo pulang"

Di perjalanan, Anne melingkarkan tangannya di perut Mark. Kepalanya ia sandarkan di punggung Mark, enatah kenap merasa nyaman.

Mark pun begitu, ia menggenggam tangan Anne yang melingkar di perutnya. Sesekali ia usap tangan halus Anne itu dengan hangat.

Mereka berdua tersenyum.

Mereka berdua sudah sampai di rumah Anne sekarang, Anne langsung turun dari motor. Ia menatap Mark sambil tersenyum manis, begitu pun Mark.

"Makasih udah anterin" ucap Anne

Mark meraih tangan Anne, "Iya sama sama. Aku pulang ya, jangan sedih lagi"

Anne semakin mengembangkan senyumnya karena perlakuan Mark itu. Ia menganggukkan kepalanya pelan," Iya, hati hati"

"Daaah"

"Daaah"

Motor Mark melaju begitu saja, Anne melihatnya menjauh sambil tersenyum sendiri sebelum akhirnya ia masuk ke dalam rumah. Anne langsung masuk ke kamarnya, pergi mandi sebentar lalu membaringkan tubuhnya ke atas ranjang istimewanya.

Tiba tiba pintu kamarnya terbuka, lalu ibunya muncul di hadapannya.

Anne menautkan kedua alisnya, "Ada apa?"

"Kenapa?" tanyanya sekali lagi

Ibunya langsung saja menaruh handphonenya di tangan Anne. Ada tulisan disana.

Kau sudah pacaran berapa lama?

Anne melotot melihat kalimat itu, "Aku tidak pacaran. Aku kan sudah bilang. Keluarlah, aku mau tidur. Jangan ganggu aku."

Melihat anaknya itu malu malu, Natasha keluar dari kamar Anne sambil terkekeh kecil.

"Ahh apasih, orang aku gak pacaran" omel Anne di depan kaca

Saat itu juga, Anne mengingat kembali tentang kejadian hari ini. Memang, Mark itu manis dan tampan. Dia juga baik, dia tau bagaimana menenangkan Anne, dan.. Romantis.

"Hei, Ann! Kamu mikirin apa sih?!" teriak Anne sambil mengacak rambutnya gemas

Drrtt.. Drrtt..

Suara getaran handphone Anne di atas nakas membuat Anne cepat cepat mengambilnya.

"Mark?"

Entah kenapa tiba tiba Anne tersenyum simpul. Dengan segera ia mengangkat telepon dari Mark.

"Ha-"

"Jangan dekat dekat Mark"

Anne terkejut bukan main, bukan Mark yang berbicara di telepon, ini suara perempuan.

"Dia sudah punya pacar, aku pacarnya. Tut"

Sambungan teleponnya terputus tiba tiba. Anne menatap kamarnya dengan tatapan kosong. Apa baru saja dia merasa dipermainkan?

Dadanya sesak, Anne sekarang menangis. Air matanya sudah membasahi kedua pipinya.

"Laki laki semua sama saja, pembohong" lirihnya

Anne merebahkan tubuhnya, menengadah ke langit langit kamarnya. Dia melihat hiasan bintang bintang itu, sambil menangis.

Baru saja Anne merasakan betapa bahagianya disayangi dan dilindungi sepenuh hati oleh seseorang. Tapi semuanya lenyap, Anne ditipu lagi.

Benar kan. Anne memang tidak ditakdirkan untuk bahagia.



tbc


All of a Sudden[paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang