03. memorial

248 24 4
                                    

warn! buka dan dengarkan apa yang ada di media sambil membaca!















=ALL OF A SUDDEN=

lucyanana














Anne dibuat gila oleh lelaki yang sedang mengantarnya pulang ini, Mark. Dia tahu arah rumah Anne tanpa bertanya dimana letak rumahnya, Mark benar benar bisa membaca pikiran.

Setelah beberapa menit berlalu, kini mereka berdua sudah sampai di depan rumah Anne.

Anne turun dari motor, "Thanks" katanya

"You're welcome" jawab Mark sambil tersenyum kepada gadis di depannya ini

Anne membalas senyuman Mark yang menurutnya, ehm.. Manis?

"Ngomong ngomong, rumah kamu besar sekali. Keren." tambah Mark padanya

Anne tertawa hambar, "Memang besar, tapi kalau kamu masuk rasanya akan sesak. Tercekik setiap saat"

Mark menatap Anne sendu, dia tahu banyak kesulitan menimpa hidupnya. Anne terdiam sambil menundukkan kepalanya, Mark pasti tahu apa yang sedang dia pikirkan.

Perlahan, tangan Mark mulai mengusap usap pelan kepala gadis di depannya ini. Mark tersenyum alih alih menghiburnya.

"Jaga ibumu, aku pulang dulu" ucapnya

Anne terhenyak. Benar kan? Mark pasti tahu apa yang selama ini dia alami. Mata Anne panas, ia menahan tangis. Tapi semua itu percuma, akihirnya keluar setetes air dari ujung matanya juga.

"Mark.. Shh.." isak gadis itu

Mark sedih melihat Anne menangis seperti ini, tangannya perlahan menyentuh pipi halus milik Anne.

Ia menghapus air matanya itu dengan ibu jarinya lembut, "Sudah, jangan menangis"

Mendengar apa yang dikatakan Mark, Anne menjadi lebih tenang. Baru kali ini dia merasa didukung oleh seseorang dengan tulus.

"I-iya, terima kasih" kata Anne

Mark tersenyum lalu memakaikan helm di kepalanya. Ia naik ke motornya, mulai menyalakan mesin motor yang dinaikinya itu.

"Besok pagi aku jemput" ucap Mark yang yang dibalas anggukan oleh Anne

Motornya mulai melaju, jauh meninggalkan rumah Anne. Gadis itu memperhatikan Mark sampai dia benar benar sudah hilang dari pandangannya.

Anne menghela nafas sebentar sebelum ia akhirnya masuk ke dalam rumahnya yang besar itu. Baru saja membuka pintu, ia kaget setengah mati karena melihat ibunya yang berdiri di depannya tiba tiba.

"Apalagi?" tanyanya

Cepat cepat ibunya mengetik sesuatu di handphone miliknya lalu ditunjukkan pada anak kesayangannya itu.

Kau kemana saja? Ini sudah hampir larut.

Setelah melihatnya, Anne memutar bola matanya malas. "Aku hanya jalan jalan, tidak usah banyak tanya" tukasnya

Sekali lagi ibunya menunjukkan handphonenya kepada Anne

Kau sudah punya pacar ya? Tadi aku melihatmu diantar oleh seorang laki laki dan dia tampan. Amat sangat tampan.

Anne melotot melihat pertanyaan ibunya itu. "Sudah kubilang jangan banyak tanya. Sudahlah, aku mau ke kamar!" katanya lalu pergi ke kamar meninggalkan ibunya sendirian

Sudah sampai di kamar nyamannya, Anne langsung melompat ke ranjangnya. Dia tersenyum sendiri karena memikirkan laki laki yang baru saja ia kenal hari ini, Mark. Entah kenapa hatinya berdesir padahal mereka baru saja bertemu, belum terlalu dekat.

Apakah dia suka pada pandangan pertama dengan Mark? Cepat cepat ia menggelengkan kepalanya.

"Hei, kamu mikir apasih" katanya sembari menepuk nepuk pipi kanan dan kirinya

Tiba tiba handphonenya berbunyi, ada seseorang menelponnya. Anne terkejut begitu melihat tampilan layar handphonenya itu, tertulis 'Your Mark is calling'. Dengan ragu, dia menyentuh tombol hijau lalu menempelkannya pada telinga kananya.

"Jangan terlalu banyak memikirkanku, sinyalnya sampai ke kepalaku. Cepat tidur, besok aku jemput. Tut."

Anne terdiam sambil menatap kamarnya dengan pandangan kosong.

"Mark.." lirihnya

Tangan Anne perlahan memegang dadanya, jantungnya berdetak dua kali lipat dari biasanya. Perasaan Anne campur aduk, bingung dan senang(?)

Setelah itu dia bangkit berdiri dari ranjangnya. Mengambil segelas air di atas nakas lalu meminumnya

"Ayo tidur Ann, jangan memikirkannya terus" gumamnya pada diri sendiri lalu mulai merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Tak lupa ia mematikan lampu kamarnya yang digantikan dengan lampu tidur.

Dilihatnya hiasan bintang bintang di langit langit kamarnya itu. Bintang bintang itu menyala di dalam gelap, sungguh indah sampai sampai Anne mengukir senyumnya.

Sambil melihat hiasannya itu, Anne mengingat kembali kejadian yang hari ini dia alami dan ia kembali tersenyum.

"Mark, kenapa aku senang saat memikirkanmu?"

she thinkin' out loud about him right now.








tbc

All of a Sudden[paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang