memories

918 75 10
                                    

Panwink
BxB
Bahasa baku
~♡~























Aku tahu aku bodoh...
Aku sadar akan perasaannku waktu itu...
Tapi aku lebih memilih untuk menyembunyikannya...
Berpura-pura dan menutupi perasaanku sendiri.

Dan sekarang...

Aku kehilangan dirinya...

Untuk selamanya...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Guanlin-ah, apa yang kau lihat eoh?"

Guanlin atau yang nama lengkapnyaa adalah Lai Guanlin terkejut mendapati wajah sahabatnya Park Jihoon secara tiba-tiba di hadapannya.

"E-eh?? Aw!" Guanlin mengaduh ketika keningnya disentil oleh Jihoon.

"Kenapa menyentil keningku??" Guanlin mengurucutkan bibirnya -yang sebenarnya tidak cocok dengan tubuhnya yang tinggi itu- sambil mengusap keningnya yang sedikit memerah sedangkan pelakunya hanya terkekeh pelan. Jihoon menggenggam tangan Guanlin kemudian dengan tangannya yang bebas, ia mengusap lembut kening Guanlin.

"Mian, apa masih sakit?"

Guanlin menggeleng kemudian tersenyum manis sambil menatap sahabatnya itu.

"Jja, ayo p-"

"Jihoon!"

Seorang pria tinggi berbahu lebar berlari kecil ke arah Jihoon dan Guanlin.

"Jangan berlarian seperti itu, Kang Daniel." Jihoon sedikit berjinjit untuk merapikan poni Daniel yang berantakan.

"Hehehe, aku hanya ingin mengajakmu pulang."

Jihoon memandang ke arah Guanlin dengan tidak enak. Namun pria tinggi itu tersenyum maklum dan menganggukan kepalanya. Bagaimanapun juga Daniel adalah orang disukai oleh sahabatnya. Setidaknya Guanlin harus bisa membantu untuk mendekatkan mereka berdua.

"Kalian pulanglah, aku masih harus rapat OSIS."

Sebagai wakil ketua OSIS, Guanlin memang harus menghadiri rapat tentang festival sekolah yang akan diadakan 1 bulan lagi.

"Arraseo, fighting Guanlin-ah!" Jihoon memeluk Guanlin sekilas sebelum akhirnya berpamitan untuk pulang dengan Daniel.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Guanlin!" Seorang pria dengan tiga titik yang menyerupai konstelasi bintang di pipinya sedang berlari ke arah Guanlin yang terlihat sedang mencengkram erat gerbang sekolah.

"S-seongwoo..."

"Astaga Guanlin! Kau kenapa??" Ong Seongwoo, sang ketua OSIS terlihat panik ketika mendapati wajah Guanlin yang pucat dan juga darah yang mengalir dari hidung Guanlin.

"Seong-"

Pandangan Guanlin mengabur dan rasa sakit di kepalanya semakin menjadi. Suara-suara di sekitarnya semakin terasa menyakiti telinganya dan udara terasa semakin dingin menusuk kulitnya.

"Jihoon..." setelah menggumamkan nama sahabatnya, pandangan Guanlin perlahan menggelap dan tubuhnya tumbang begitu saja.

"Guanlin!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Jadi bisa kau jelaskan padaku apa yang terjadi?"

Panwink/Laji collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang