mistake

1.4K 118 40
                                    

Panwink GS
Bahasa baku!
Ati-ati bosen! :)
~♡~



































Menikah dan memilliki keluarga di usia muda bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika itu semua terjadi karena keterpaksaan kedua belah pihak. Tidak ada yang tulus menjalani pengucapan janji suci itu. Keduanya melakukan itu karena terpaksa.

Yang satu terpaksa karena ia memang membutuhkan sosok ayah untuk anaknya.

Yang satu terpaksa karena diancam seluruh fasilitas dan kekayaannya akan ditarik oleh kedua orang tua.
























































































"Ji, kau yakin tidak mau tinggal di rumah itu?"

Gadis mungil yang dipanggil 'Ji' itu menggeleng kecil kemudian tersenyum.

"Aniya. Jihoon rasa apartemen ini sudah cukup ahjumma."

"Ey, panggil eomma ne? Kau sudah menjadi istri Guanlin jadi kau harus memanggilku eomma."

Jihoon tersenyum. "Ne eomma."

"Eomma~"

Suara rengekan anak kecil itu membuat 2 wanita yang sedang mengobrol itu menolehkan kepalanya.

"Aigoo, Jinyoungie kenapa bangun?" Jihoon langsung menghampiri Lai Jinyoung, putranya yang baru saja keluar dari kamar dengan mata setengah terpejam. Jihoon langsung berjongkok dan mengangkat tubuh mungil putranya ke dalam gendongannya.

"Jinyoung mencari eomma." Ucap bocah berusia 4 tahun itu sambil menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher sang ibu.

"Eum, mian sayang. Nenek datang berkunjung jadi-"

"Nenek??" Jinyoung langsung mengangkat wajahnya dan menatap Jihoon dengan mata berbinar.

"Ne, nenek datang sayang." Jihoon kemudian mengajak Jinyoung ke ruang tengah dan bocah itu langsung meminta turun dari gendongan begitu melihat sang nenek sedang duduk di ruang tengah.

"Nenek!!"

"Aigoo, Jinyoungie~" nyonya Lai langsung memeluk cucu kesayangannya dan menghadiahi wajah mungil itu dengan kecupan-kecupan ringan.

"Maaf ya sayang, nenek jadi membangunkan Jinyoung."

Jinyoung menggeleng kemudian tersenyum lebar. "Jinyoung senang nenek datang."

Jihoon tersenyum kemudian ikut bergabung dengan anak dan mertuanya itu.

"Eomma, mulai minggu depan Jinyoung sudah masuk sekolah."

"Jinjja??"

Jihoon mengangguk. "Ne, Jihoon sudah mendaftarkan Jinyoung di taman kanak-kanak."

"Dan eomma..." Jihoon menggigit bibir bawahnya.

"Waeyo Ji?"

"Eum, jika Jinyoung sudah sekolah nanti, Jihoon mau mencari pekerjaan."

Nyonya Lai cukup terkejut mendengar permintaan Jihoon. Gadis mana yang tetap akan mencari pekerjaan setelah menjadi menantu keluarga Lai? Pemilik Lai Corp, perusahaan terbesar di Korea? Namun dari awal nyonya Lai pun bisa melihat bahwa Jihoon bukanlah gadis yang gila harta. Nyonya Lai pun paham jika Jihoon butuh sosok suami yang bisa membetikan kasih sayang kepada putranya, maka dari itu Jihoon menuntut pertanggung jawaban Lai Guanlin, pria yang sudah menghamilinya 4 tahun lalu.

Panwink/Laji collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang