White Rose 2.0

812 118 11
                                    

Lanjutan Part White Rose sebelumnya.

Panwink

BxB

Bahasa baku













Seorang namja terlihat sedang menyirami tanamannya. Namja itu dengan telaten mengurusi tanaman-tanaman di halaman rumahnya yang terlihat sangat rapi dan cantik.

Mawar putih.

Kebun milik namja itu dipenuhi dengan mawar putih sejak 3 tahun yang lalu, saat dimana ia menerima pemberian terakhir dari seorang namja yang tanpa ia sadari telah merenggut sebagian hatinya.

Lai Guanlin.

Sejak 3 tahun yang lalu, ia tidak pernah lagi melihat sosok Guanlin. Sosok Guanlin hanya tergantikan oleh setangkai mawar putih dan juga sebuah gelang, 2 buah benda pemberian Guanlin yang Jihoon jaga dengan baik. Bahkan Jihoon memutuskan untuk menggunakan halaman depan rumahnya untuk menanam mawar putih.

Mawar putih melambangkan kesucian cinta sejati. Ada juga yang beranggapan bahwa Mawar putih melambangkan cinta antara sahabat.

Bagi Jihoon, ia lebih memilih arti yang pertama.

Kesucian cinta sejati.

Jihoon baru menyadari bahwa perasaan cinta milik Guanlin adalah tulus. Dan Jihoon tanpa ragu lagi memilih Guanlin sebagai cinta sejatinya.

Hingga ia memilih untuk mengakhiri hubungannya dengan kekasihnya, Daniel. Jihoon bahkan masih bisa mengingat dengan jelas kalimat yang diutarakan oleh Daniel saat ia meminta putus 3 tahun yang lalu.

"Aku akan mendukung apapun keputusanmu. Mungkin kita memang tidak berjodoh. Kejarlah kebahagiaanmu dan aku akan mendukungmu sebagai seorang sahabat, jadi jangan menjauh dan bersikap asing padaku."

Jihoon masih ingat ia menangis sejadi-jadinya mendengar perkataan Daniel, ia merasa begitu egois tapi ia juga tidak ingin Daniel terjebak dalam rasa keegoisan miliknya, jadi mereka berdua memilih untuk mengakhiri hubungan itu secara baik-baik.

Jihoon kembali memandang hamparan mawar putih miliknya dengan tatapan sendu.

"Kau dimana, Guanlin-ah..." gumam Jihoon.

Tangannya mengusap pelan gelang pemberian Guanlin dan tanpa sadar air matanya menetes dari sudut matanya.

"Aku merindukanmu..."






























































"Aku merindukanmu..."

Seorang namja sedang duduk di sudut cafe, di meja yang dekat dengan jendela. Tangannya menggenggam segelas coklat hangat pesanannya tanpa ada niatan untuk meminumnya.

Namja itu adalah Lai Guanlin.

Guanlin tidak pergi terlalu jauh. Ia bahkan masih menetap di Korea. Hanya saja ia menjaga jarak dengan Jihoon. Guanlin pindah dari apartemennya, mengganti nomor ponselnya, bahkan ia rela untuk pindah sekolah agar Jihoon tidak melihatnya.

Panwink/Laji collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang