bet

1.5K 141 13
                                    

"Hei Guanlin."

Namja yang dipanggil Guanlin itu menguap dengan bosan sebelum menoleh ke arah sahabatnya yang berkulit tan itu.

"Apa?"

Jawaban singkat itu membuat Woojin -namja berkulit tan- mendecih melihat wajah datar Guanlin.

"Kudengar ada anak baru yang masuk hari ini di kelas sebelah."

"Lalu?"

Woojin mengangkat satu alisnya. "Bagaimana kalau kita taruhan?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Perkenalkan namaku Park Jihoon. Aku siswa pertukaran dari Tokyo. Selama 6 bulan ke depan aku mohon bantuannya." Namja mungil bernama Park Jihoon itu tersenyum kemudian membungkukkan badannya.

"Baiklah, Jihoon bisa duduk di sebelah Hyungseob."

Merasa namanya disebut, Hyungseob mengangkat tangannya. Jihoon mengucapkan terima kasih kemudian berjalan menuju bangku barunya.

"Hai Jihoon-ssi. Ahn Hyungseob imnida."

"Ne, senang berjumpa denganmu, Hyungseob-ssi."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Seobie, itu siapa?" Jihoon menatap namja berwajah datar yang baru saja memasuki kantin.

"Eoh? Yang mana Hoon?"

"Itu, namja berkulit putih, tinggi, yang wajahnya datar itu."

"Hmmm, itu Lai Guanlin. Kusarankan kau tidak berdekatan dengannya."

Kening Jihoon berkerut heran. "Memangnya kenapa?"

"Dia itu berbahaya Hoon. Sudah banyak murid di sini yang dibuat patah hati, ada juga yang sampai keluar dari sekolah karena di bully olehnya. Jadi lebih baik kau tidak usah kenal dengannya."

Jihoon menganggukkan kepalanya namun entah kenapa matanya tidak bisa lepas dari sosok berwajah datar-yang sialnya tampan- bernama Lai Guanlin itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Oii Guanlin." Woojin yang baru saja datang ke kantin segera menuju tempat Guanlin duduk dan merangkul pundaknya,

"Kau tidak lihat aku sedang makan?"

Lagi, Woojin mendengus kemudian melepaskan rangkulannya dari pundak Guanlin.

"Kau lihat namja yang bersama Ahn Hyungseob dari kelas sebelah?"

"Hmmm." Guanlin bergumam sambil meneruskan makannya.

"Dia target kita."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Hei, kau siswa pertukaran pelajar itu kan?"

Jihoon yang merasa dirinya dipanggil itu menoleh.

"Ah, ne. Annyeongh--"

Jihoon membulatkan matanya ketika seseorang langsung mencium bibirnya. Refleks, Jihoon langsung mendorong tubuh itu.

"Apa yang kau lakukan, Lai Guanlin-ssi??"

Guanlin hanya tersenyum miring. "Jadi kau sudah mengenalku?"

"Tentu saja, reputasimu buruk." Ucap Jihoon sambil mengusap bibirnya dengan punggung tangannya.

"Benarkah? Kurasa yang akan memiliki reputasi buruk adalah dirimu."

Panwink/Laji collectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang