Istri untuk Suamiku

20.1K 467 9
                                    

Gina tak mengerti kenapa orang tuanya tiba-tiba menyuruhnya pulang dari pesantren. siang itu, saat Gina sampai dirumahnya, ayah dan ibunya telah menanti di ruang tengah, seakan ada hal yang sangat mendesak yang akan disampaikan kepadanya.

Ternayata benar saja, ada hal yang sangat membuat dada Gina tiba-tiba sesak,tubuhnya serasa melayang, dan kepalanya serasa dihantam oleh seuatu yang tiba-tiba membuat otaknya tak berjalan dan jantungnya seakan berhenti berdetak.  Ia akan di nikahkan dengan seorang pria pilihan kedua orang tuanya.

Dia sangat tidak mengerti dengan keputusan orang tuanya itu, dia tidak habis piker kenapa mereka bisa mengambil keputusan yang menyangkut kehidupannya tanpa persetujuan darinya.

Dan yang lebih membuat dada Gina semakin sesak adalah ketika ibunya mengatakan nama lelaki yang akan segera menikah dengannya, dia adalah Khoirul.

“Maksud ibu mas Khoirul suaminya kak Nita?” Selidik Gina.

Ibu dan ayahnya hanya menganggukan kepala saat mendengar pertanyaan dari putri tersayangnya itu.

“Apakah keputusan abah ini tidak salah?” wajah Gina mulai memearh, nafasnya tidak beraturan, dan seluruh badannya tiba-tiba memanas.

“Tidak Na, biar ibumu yang menjelaskannya. Abah akan bersiap-siap untuk salat duhur dulu.” Ayahnya berlalu meninggalkan Gina dengan ibunya. Ia tahu bahwa ibu akan bisa berbicara dengan anaknya lewat hati kehati, dan lebih melibatkan perasaan.

“Ini pasti bercanda kan, Bu?” tanya Gina dengan menggenggam erat tangan ibunya itu. “aku tidak mungkin berbagi suami dengan sepupuku sendiri”

***
Dua hari yang lalu, saat hujan turun sangat deras, saat angin bertiup dengan sangat kencang, dan saat langit enggan berbangga akan warna birunya. Sorang perempuan yang tengah hamil besar datang dengan air mata yang telah membasahi seluruh wajahnya. Tiba-tiba ia memeluk ibu begitu erat. Dia Nita, sudara sepupumu.

Nita terus menangis di pundak ringkih ini, dia terus meminta tolong tanpa ibu tahu apa yang sebenarnya mesti ditolong.

Ibu menatap Khoirul yang saat itu berdiri di belakngnya, walaupun ia mencoba menghapus air matanya berkali-kali, tetapi tetap saja ia tidak bisa menyembunyikan kesedihan yang dideranya.

“Maafkan Nita, bi?” Ucap Khoirul lirih “ aku telah berusaha melarangnya, tetapi ia tetap bersikeras dengan keputusannya itu.” Jelasnya.

“Ada apa, Nit? Coba kau jelaskan apa yang terjadi pada bibi, bibi tidak akan mengerti semuanya jika kamu hanya terus menangis seperti ini.” Ibu mencoba mengelus rambutnya, berharap kesedihanynya dapat sedikit terobati.

“Nita ingin minta tolong sama bibi.?” Jawabnya disela tangis. Ia mulai melepaskan pelukannya, dan beralih menatap tajam mata ini.

“Apapun yang bisa bibi perbuat, bibi akan berusaha untuk meringankan bebanmu, Nit”

“Nikahkan Gina dengan Mas Irul, bi” ucapnya.

“Maksud kamu apa?”

“NIkahkan Gina dengan suamiku, bi. Ku mohooon…”

“Apa maksud kamu Nit?”
Ibu menatap kearah Khoirul yang tidak menampakan lagi wajah sendunya itu, dia memendamkan wajahnya di kedua telapak tangannya, badannya bergetar hebat, hingga akhirnya dia terjatuh dan bersimpuh dilantai.

“Aku mengidap kangker rahim setadium akhir, bi.” Nita mengambil nafas panjang, “Dokterpun tidak bisa menjamin keselamatanku setelah melahirkan nanti. Aku ingin setidaknya anakaku di rawat dan dididik oleh ibu pengganti yang mampu mendidik mereka, dan yang mampu melakukannya adalah Gina. “ Jelasnya.

“kanker Rahim?” Ibu masih tidak percaya dengan apa yang ibu dengar “dengarkan bibi, Nit! Kau harus yakin dengar keajaiban Allah, tidak ada siapapun yang mengetahui tentang kematian seseorang, dokter sekalipun tidak bisa menjamin itu semua.” Ibu menggenggam erat tangannya, berharap ada sedikit kekuatan yang meresap kedalam jiwa Nita.

“Tapi tidak ada seorangpun juga yang menjamin keselamtanku selepas melahirkan nanti, bi” tegasnya. “Jikapun nanti aku dan bayiku ditakdirkan tidak selamat, setidaknya aku bisa menitipkan Mas Irul dan Mika ketangan wanita seperti Gina”

“tapi Nit…”

Nita kembali memeluk ibu dengan sangat erat “ kumohon, bi. Nikahkan Gina dengan suamiku.” Bisiknya lirih.

Apapun yang ibu katakana tidak dapat mengubah keputusan Nita, dia tetap bersikeras dengan keputusannya itu. Ibu mencoba bertanya kesiapan Irul, dan dia menolaknya dengan sangat tegas. Tetapi Nita kembali menangis dan bersimpuh di kaki suaminya itu, hingga akhirnya dia jatuh pingsan.

Tidak ada siapun lagi yang bisa menentang keputusan yang telah dibuat Nita. Ibu dan Abahpun menerima keputusan itu. Keputusan menikahkanmu dengan suaminya.

Sang PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang