Story by Taefeu, 2019
VERY++++ SLOW UPDATE
"Ada saatnya, seseorang yang selalu ada bersamamu akan benar benar lelah dan menjauh. Dan ketika saat itu tiba, ku harap kamu bisa melihat kearahku."
Brothership
Hubungan sedarah
V x Jimin
VMin
"Hiks hyung, kakiku sakit. Lihatlah, ini berdarah."
"Bagaimana bisa kakimu terluka seperti ini Tae?"
"Aku terjatuh saat pulang dari sekolah. Jalan nya sangat licin disaat hujan seperti ini. Dan ini sakit hyung, hiks..."
"Ya tuhan, sudahlah jangan menangis."
"Tapi kakiku sakit,"
"Kemarilah, biar aku obati."
Namja itu berjalan mengambil obat obatan dari kotak P3K. Lalu mendekati adiknya yang masih menangis.
"Jangan beritahu ini pada eomma dan appa, hyung. Mereka akan marah."
"Tenang saja. Yang penting sekarang lukamu diobati dahulu."
"Terima kasih Jimin hyung. Kau hyungku yang paling baik."
"Tentu saja, kau juga adik kesayanganku."
Taehyung dan Jimin adalah kakak beradik dari pasangan Kim. Jimin yang merupakan anak sulung sangat menyayangi adik bungsunya, Taehyung.
Keduanya sama sama saling menyayangi, meskipun keadaan keluarganya yang sedang berada di ambang kehancuran. Ya, ayah dan ibu mereka akhir akhir ini sering bertengkar hebat. Rasa trauma dan ketakutan tentu dialami keduanya. Terutama Taehyung yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Tapi, Jimin selalu ada untuk adiknya yang satu itu. Dia selalu melindungi Taehyung dan menemaninya. Meski dirinya sendiri merasa sendiri dan kesepian.
~~~~
"DIAMLAH!!! AKU BARU SAJA PULANG, DAN KAU SUDAH MEMBUATKU MUAK SAJA."
"Siapa yang membuatmu muak? Aku? Aku hanya bertanya, darimana saja kau dua hari ini tidak pulang? Kau selingkuh dengan wanita lain?"
'plakk!'
Sang namja menampar istrinya cukup keras hingga jatuh tersungkur.
"Ku ingatkan sekali lagi, jangan pernah campuri urusanku! Jika aku sudah berkata, maka ikuti saja ucapanku. Jangan melawan pada suamimu!"
"Apa kau bilang? Suami? Kau bukan suamiku, dan aku akan mengirim gugatan cerai pada manusia sepertimu!"
'tes...'
Seketika setetes air turun dari pelupuk mata Kim Jimin. Lagi dan lagi, orang tuanya bertengkar didepan matanya sendiri.
"Hyung, kenapa kau menutupi mataku seperti ini? Dan earphone ini? Musik yang kau putar keras sekali. Telingaku terasa sakit."
"Ssstt... Cukup dengarkan saja musik yang ku putar. Dan biarkan tanganku tetap menutupi matamu. Ada hal yang tidak perlu kau dengar dan lihat, Tae."
Taehyung hanya diam beriringan dengan Jimin yang semakin meningkatkan volume musik yang diputarnya dan di perdengarkannya pada Taehyung melalui earphone. Dia bahkan kesulitan mendengar apa yang diucapkan kakaknya karna musik yang terlalu keras di telinganya.
Selain itu, kakaknya juga menutupi matanya dengan kedua tangannya. Taehyung hanya bisa menurut dan memperdebatkannya dalam hati. Ia tidak ingin bertanya lebih pada Jimin, lagipula mendengar saja ia samar samar. Pendengarannya hanya dipenuhi oleh lantunan musik untuk saat ini.
Sedangkan Jimin, yang ada dipikirannya saat ini hanyalah bagaimana caranya adiknya tidak bisa mendengar dan melihat pertengkaran orang tuanya. Sudah cukup Taehyung merasa trauma selama ini. Ia tidak ingin adiknya lebih tertekan dengan keadaan keluarganya.
~~~~
"Hyung lihatlah, aku menggambar ini untuk kita."
Taehyung memperlihatkan hasil gambarnya pada Jimin. Gambar keluarga bahagia dengan ayah, ibu dan dua orang anak laki laki.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ini adalah appa, eomma, aku yang berbaju biru dan hyung yang berbaju kuning. Kita pergi bersama sama. Benar benar menyenangkan."
"Tapi.. kapan kita bisa seperti ini hyung? Appa selalu sibuk dengan pekerjaannya. Tae ingin sekali bisa bermain dengan appa, eomma dan juga hyung."
Cukup sampai disini, sejujurnya Jimin sedang berusaha keras untuk tidak menangis. Ia bahkan menggigit bibir bawahnya menahan sakit didadanya saat mendengar ucapan Taehyung.
Dia mengelus surai lembut Taehyung, "Tae sabarlah. Suatu saat kita pasti bisa bersenang senang bersama. Kita akan bermain bersama sama."
Taehyung mengangguk lalu memeluk erat kakaknya yang terpaut lima tahun darinya itu.
"Tae akan menunggu saat itu tiba." Ujar Taehyung.
Tak berselang lama, ibu dari kedua namja itu tiba tiba masuk ke kamar mereka. Raut wajah tak bisa diartikan tergambar dari wajahnya. Sedangkan Taehyung tersenyum melihat ibunya. Ia berlari mendekat untuk menunjukkan hasil gambarnya tentang keluarga bahagia yang ia idam idamkan.
"Eomma, Tae menggambar sesuatu untuk kita--
Lihatlah!"
"Jimin, Taehyung.. eomma harap kalian bisa mengerti ini. Mulai sekarang kita tidak akan tinggal bersama appa. Kita harus pergi darisini."
TBC
~~~~
Darisini gimana? Dilanjut atau engga? Jangan lupa vote dan komennya ya, terima kasih.