~~~~
"Dari mana saja, kau?"
Taehyung yang baru beberapa saat lalu memasuki rumah secara spontan mengernyitkan dahinya ke arah sang kakak.
"Aku? Tentu aku sekolah, kenapa hyung bertanya seperti itu?" Balas Taehyung.
Jimin menghela nafas, lalu ia meletakkan selembar kertas diatas meja. Menadahkannya pada Taehyung yang langsung dipahami namja itu dengan menggapai kertas yang diletakkan kakaknya.
"Kau benar benar pergi ke sekolah selama ini? Lalu apa itu?" Tanya Jimin kembali.
Taehyung sedikit terhenyak, kemudian menunduk menunjukkan raut wajah bersalah. Sepertinya namja itu menyembunyikan sesuatu.
"Maafkan aku hyung, aku terpaksa." Lirih Taehyung memperhatikan surat pemanggilannya dari sekolah karna pelanggaran yang dilakukan namja itu dengan membolos selama seminggu terakhir ini.
"Apa yang kau lakukan Taehyung? Kenapa kau membolos? Kemana saja kau selama ini?" Tanya Jimin menginterupsi.
"Aku- Aku.. a-ku hanya.."
"Jawab dengan jujur Tae! Aku tidak pernah mengajarimu cara berbohong hingga membolos seperti ini!" Marah Jimin.
"Mianhae hyung, tapi aku membolos karna ingin membantu hyungie. Aku bekerja dijam sekolahku." Ungkap Taehyung.
Dan tentu saja malah membuat sang kakak makin menyendu. Ada perasaan sedih, dan kecewa pada dirinya sendiri yang tidak bisa membahagiakan keluarganya, hingga adiknya melakukan hal semacam itu.
"Kenapa kau bekerja Tae? Hyung masih ada untukmu. Hyung bisa bekerja untuk keluarga kita. Sudah aku bilang berkali kali, kau harus menempuh pendidikan tinggi. Jangan pikirkan apapun dan bekerja untuk saat ini. Hyung masih bisa menanggung biaya sekolahmu. Yang terutama pendidikanmu saat ini." Balas Jimin.
"Tapi Taehyung merasa kasihan padamu, hyung. Kau pasti lelah selalu melakukan semuanya sendiri. Kau yang membayar semua biaya keluarga ini. Kita juga butuh uang banyak untuk pengobatan eomma. Setidaknya Taehyung ingin membantumu."
"Hyung akan bekerja lebih keras lagi, Tae! Kau hanya harus mengkhawatirkan sekolahmu dan jangan pikirkan apapun yang mengganggumu!" Jimin beranjak pergi darisana.
Sebenarnya bukan marah atau kesal, tapi karna sedih yang tak tertahan membuat Jimin beranjak begitu saja dengan embel embel sedang marah yang nyatanya ia tidak ingin menunjukkan kesedihan pada sang adik.
'Maafkan aku Taehyung, aku tidak bisa mengurus keluarga kita dengan baik. Tapi aku janji, aku akan berusaha lebih keras lagi untuk keluarga kita. Untukmu dan eomma.'-Batin Jimin.
~~~~
Keesokan harinya, Jimin kembali bekerja direstoran jajjangmyeon, tempat bekerja namja itu selama ini. Lalu Taehyung kembali pergi ke sekolahnya seperti biasa. Namja itu sudah tak lagi bekerja paruh waktu setelah dilarang oleh kakaknya. Ia kembali fokus pada pendidikannya.
Sedangkan Jimin, memang benar ia bekerja seperti biasa. Tapi pikirannya melayang jauh mengingat apa yang dilakukan adiknya akhir akhir ini. Ia benar benar merasa bersalah membuat adiknya harus ikut ikut masalah keuangan keluarganya. Ia merasa tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya yang seharusnya ditanggung Jimin sebagai tulang punggung keluarga.
Hingga hadirnya salah satu rekan kerjanya membuyarkan lamunannya. Jimin lantas menoleh ke arah namja di sebelahnya.
"Kau baru datang?" Tanya Jimin.
"Ya, aku sudah izin datang sedikit terlambat hari ini. Ada urusan yang perlu ku selesaikan." Jawab Oh Sehun, rekan kerja Jimin.
Jimin mengangguk paham, lalu netra pemuda Kim terpaku pada selebaran yang dibawa Sehun.

KAMU SEDANG MEMBACA
Look At Me
FanfictionStory by Taefeu, 2019 VERY++++ SLOW UPDATE "Ada saatnya, seseorang yang selalu ada bersamamu akan benar benar lelah dan menjauh. Dan ketika saat itu tiba, ku harap kamu bisa melihat kearahku." Brothership Hubungan sedarah V x Jimin VMin