"Apa aku tidak cukup kompeten di matamu, sampai kau menolak bersanding bersamaku, [Fullname]?"
Fakta bahwa Oikawa tooru belum melupakan kejadian itu cukup membuatmu tersedot euforia kecil dalam perutmu. Kau menolak perasaan Tooru satu tahun yang lalu dan kau pikir semua masalah telah kandas di masa itu mengenyampingkan rasa sesal yang kerap melanda pada beberapa mimpi siangmu.
Kalau Tooru masih menyinggungnya setelah sekian lama, bolehkah kau berpikir bahwa dia masih mengharapkan sesuatu darimu?
Apa sekarang kau senang? Dia masih belum menyerah padamu. Apa yang akan kau lakukan?
Terkadang, beberapa kesempatan tercetus untuk kembali ditampik. Bukan sebagai penunjuk atas kedunguanmu, melainkan pengabsolutan langkah yang telah kau pijak dan akan terus seperti itu hingga pada suatu titik kau akan menemukan prospek yang lebih baik.
"Apa yang kau harapkan dari gadis naif sepertiku, Oikawa-san?"
###
Tok ... tok ....
Seseorang terdengar ada di depan apartemen saat ini, kau tidak ingat memiliki janji dengan siapapun-- ralat, kau memang tidak bisa membuat temanmu datang mengunjungimu, klise saja: kau tidak bisa membiarkan teman-temanmu tahu kalau kau berada satu apartemen dengan Oikawa Tooru. Bisa heboh nanti.
Memang tidak seperti Tooru yang melarangmu melakukan itu sih, kelihatannya dia santai-santai saja misal perihal ini sampai bocor ke sekolah. Tapi tentu saja itu berita buruk untukmu. Kau bisa membayangkan tatapan terluka dan menyimpan banyak dendam dari para penggila Oikawa Tooru di luar sana, dan percayalah bukan hanya itu bagian terburuknya.
Dan mengetuk pintu dengan sopan seperti ini jelas bukan kakakmu.
Kau meletakkan sendok sayur yang kau gunakan mengaduk rebusan tofu pedas untuk makan malam dan mematikan kompor, lalu bergegas memeriksa tamu kalian.
"Sebentar," katamu agak nyaring seraya mengelap telapak tanganmu pada celemek yang masih kau kenakan.
"Ah! (Name)-chan! dia tamuku, biar aku saja—" Tooru menghentikan langkahmu dan langsung melesat membukakan pintu.
Sesosok wanita cantik telah berdiri di sana. Senyumnya mengembang ketika mendapati Tooru menyambutnya dengan begitu riang. Sebelumnya kau belum pernah terpanah akan eksistensi wanita bersolek yang kau lihat, namun kali ini berbeda. Aura dewasa dan anggun lekat membungkus tamu Tooru.
Caranya berpakaian, tutur kata, bahkan aroma parfum yang dikenakannya begitu lembut.
Siapa?
"Ah, senpai ... kenalkan, dia adik kenalanku, (Fullname)-chan. Dan (Name)-chan ... kenalkan, dia Aihara Yuri, dulu ketua klub voli putri Johsai." Tooru mempertemukan kalian dengan senyum yang tak kunjung padam dari bibirnya.
Mungkin Aihara Yuri ini adalah seseorang yang penting untuk Tooru. Senyuman itu hanya bisa kau lihat ketika Tooru sedang bermain voli bersama rekan klubnya. Dan ketika kaulihat senyum itu terhadap Aihara Yuri itu sudah cukup membuktikan kalau hubungan mereka punya kualitas.
"Namaku (Fullname), kelas 2 SMA. Senang bertemu denganmu." Kau membungkuk untuk menghormati pertemuan pertamamu dengan Aihara Yuri.
Wanita itu masih tersenyum lembut. "Ara ara, kau juniornya Oikawa? Pasti sulit untukmu,"
"Woi!" Tooru memekik tidak setuju.
"Apa dia masih populer di antara para gadis, aah ... sepertinya standar pria SMA Johsai semakin menurun saja." Yuri mengerling usil ke arah Tooru membuat laki-laki itu semakin mengerang. Kau terkekeh pelan
YOU ARE READING
7 Days » Haikyu!!
Fanfiction[✔] Oikawa Tooru dan (Name) ibaratkan dua kutub magnet. Utara dan selatan, merah dan biru. Secara insting keduanya saling tarik-menarik, namun kenyataanya hubungan mereka lebih dingin dari batu es berumur tujuh hari dalam almari es. Tooru mungkin se...