14. kekecewaan

122 20 2
                                    

Malam dan kenangan sering kali membuat rindu yang tidak seharus nya terjadi yang mengiris tajam di dada ku

—Sakilarahma—

—love in silence and prayer—

Rindu ku masih terhalang waktu yang entah sampai kapan ini terjadi

Aku pun tersadar dari lamunan ku ketika papa kembali ke dalam

"Pa apa aku sudah boleh pulang?"

"Nanti ya tunggu dokter periksa dulu"

—◎◎◎—

4 bulan kemudian

Jika aku boleh jujur aku memang sangat merindukan azriel terlebih lagi aku dengan nya tidak ada komunikasi sama sekali sejak terkhir kali kami berjumpa

Oh iya semenjak azriel pindah ke singapura Fanya pindah sekolah ke sekolahan ku dan aku dengan nya kini menjadi teman dekat, pulang sekolah nanti niat nya aku ingin mampir ke rumah Fanya

"Assalamualaikum Fanya"

"Waalaikumsalam lia pulang sekolah nanti kamu jadi ingin ke kosan ku"

"Iya boleh kan"

"Boleh"

"Oh iya lia tahu tidak kalau anak laki laki yang waktu itu aku tabrakan dengan nya ternyata dia sekolah di al-jannah tau"

"Al-jannah ?"

"Iya ini loh yang samping sekolah kita ini, ya rada jauh sedikit si"

"Oh al-jannah iya iya aku tau"

"Iya kan waktu itu aku bertemu lagi dengan nya eh dia mentraktir ku makan cilok " Fanya pun berdecak kecil

"Jadii .."

"Aku senang sekali"

Bel masuk pun berbunyi

"Assalamualaikum anak anak berhubung senin depan kita sudah UTS di harap kan seluruh murid cepat mengambil kartu ya"

"Baik bu" ucap kami serempak

"Baik sekarang buka LKS Matematika halaman 26 ya"

—◎◎◎—

Satu minggu sudah aku di singapura rasa nya aku rindu sekali dengan lia sekarang dia sedang apa ya di sana apa alfian akan dekat dengan nya

Maaf ya lia aku tidak ingin mengabari mu, aku tidak mengabari mu bukan berarti aku tidak merindukan mu hanya saja aku tidak ingin jika kita tetap berkomunikasi aku hanya takut kamu akan lebih merindukan ku

"Dek?" Tanya kak keisya yang membuat ku tersadar dari lamunan ku

"Eh iya ada apa kak, kakak butuh apa"

"Dek kakak kasihan sama kamu, kalau kamu ingin pulang ke jakarta pulang saja dek lagi pula kakak tidak papa ko di sini sendiri"

"Tidak kak kakak tidak boleh berbicara seperti itu, kakak tidak perlu khawatir aku akan selalu ada untuk kakak ko" ucap ku sambil membelai lembut rambut kak keisya yang tengah berbaring lemas di ranjang rumah sakit

love In Silence And Prayer [Cinta Dalam Diam Dan Doa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang