Seorang gadis yang sudah rapih berbalut seragam sekolah menuruni tangga tanpa semangat. Dia adalah Isabel Ranendra Sanjaya. Putri dari pasangan Rendra Sanjaya dan istrinya Olivia Sanjaya.
"Non Isabel makananya sudah siap." ucap salah satu pembantu yang bernama Wati saat melihat Abel turun dari tangga.
"Mama sama papa mana bi?" tanya Abel saat melihat meja makan yang kosong tak berpenghuni.
"Mereka sudah berangkat untuk bekerja non."
"Sepagi ini?"
"Tuan bilang akan ada pertemuan bisnis dan nyonya--
"Baiklah bi, Abel udah tau. Kalau gitu Abel berangkat kesekolah." potong Abel sembari melangkahkan kakinya.
"Sarapanya Non." Langkah Abel terhenti dan badanya berbalik ke arah Wati.
"Abel ngga lapar bi. Makananya buat bibi sama yang lain saja, daripada mubadzir kan?"
"Tapi nyonya bilang non Isabel harus makan."
"Kalau gitu bilang saja pada mama Abel udah sarapan."
"Ta tapi non, bibi nggamau berbohong." ucap Wati menundukan kepala.
"Yaudah kalau gitu Abel akan bilang ke mama nanti. Udah ya bi, abel ke sekolah dulu, assalamualaiku." Ucap Abel lalu melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti.
"Waalaikumussalam."
Wati hanya menghebuskan nafasnya saat melihat punggung Abel semakin menjauh darinya. Wati sudah tidak heran lagi saat melihat pemandangan seperti ini karena hampir setiap pagi sarapan yang ia siapkan selalu saja utuh.
Abel melemparkan tasnya saat memasuki mobil yang ia kendarai untuk pergi ke sekolah. Dengan malas Abel menancap gas.
Tin..tin..
Abel menurunkan kaca mobilnya saat melihat satpam rumahnya.
"Selamat pagi nona Isabel." Ucap Bambang yang tidak lain adalah satpam di rumah Abel.
"Selamat pagi pak Bambang, bapak tidak lelah terus berjaga disini? Masuklah dan makan bersama yang lain di meja makan." Ucap Abel dengan senyum yang menempel di wajahnya.
"Tidak usah non Isabel, saya sudah terbiasa makan di pos satpam."
"Ini perintah loh pak, apa bapak mau melawan perintah?" tanya Abel.
"Baiklah non saya akan pergi ke ruang makan."
"Nah begitu dong, kalau gitu Abel berangkat dulu ya pak, Assalamualaikum." Ucap Abel sembari menaikan kembali kaca mobilnya dan melanjutkan laju kendaraanya tanpa menunggu jawaban salam dari Bambang.
"Waalaikumussalam." Ucap bambang saat melihat mobil yang di naiki Abel semakin menjauh dari pandanganya. "Selalu saja seperti ini." sambung Bambang sembari menutup gerbang lalu melangkahkan kakinya kedalam rumah besar kediaman keluarga Sanjaya.
***
"Berhenti kamu!" tegas satpam sekolah saat melihat mobil Abel melintas di depan gerbang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ISABEL
Teen FictionAkankah Isabel menemukan seseorang yang sungguh dicintainya dan bahagia?