Sudah seminggu, sejak kejadian itu.
Selama seminggu, rasa bersalah Dyona pada Jungkook semakin membesar. Dyona terus menyesali perbuatannya karena bertemu dengan Jungkook. Seharusnya Dyona lari saja saat Jungkook menghampirinya, seharusnya Dyona tidak berjanji pada Jungkook untuk melihat panggung debutnya, seharusnya Dyona tidak mengambil tiket yang berserakan di trotoar waktu itu, seharusnya... Dyona tidak perlu mengenal Jungkook jika berakhir seperti ini.
Dyona sadar diri kalau Jungkook memang sulit untuk dimiliki.
Bahkan nyaris mustahil.
Namun Dyona tidak bisa menahan dirinya untuk pergi dari hadapan Jungkook waktu itu. Gadis itu terlalu merindukan pria senyumnya. Dyona terlalu merindukan semua yang ada pada Jungkook sampai ia tidak sadar kalau perbuatannya telah melewati batas.
Gadis itu terlalu dekat dengan Jungkook, ia juga terlalu berharap pada pria itu untuk terus bersamanya.
Apa Dyona harus melupakan kalimat Jungkook bahwa ia membutuhkannya? Apa Dyona harus melupakan Jungkook yang pernah tertawa bersamanya? Apa Dyona juga harus melupakan saat dimana ia memberikan semangat pada Jungkook ketika pria itu merasa lemah?
Semua pertanyaan itu membuat Dyona lelah.
Seharusnya Dyona tahu dari awal. Dirinya yang bodoh, akan lebih baik jika Dyona membiarkan Jungkook tenang untuk menjalani karirnya. Sekarang Dyona jadi merasa ia telah menganggu hidup Jungkook. Jika sudah seperti ini, mana mungkin Dyona berharap Jungkook akan membalas perasaannya.
Tidak lagi, sepertinya Dyona harus berhenti mengejar pria itu.
Keputusan Dyona diperkuat karena Jungkook yang tak kunjung menghubunginya, bahkan untuk meminta maaf padanya---pun tidak. Rasanya Dyona ingin menghubungi Jungkook untuk meluruskan ini semua. Gadis itu tidak ingin rasa bersalah terus menghantuinya selama seminggu ini. Satu-satunya cara adalah dengan menghubungi pria itu duluan.
Dyona menghela napas kuatnya. Sejak tadi Dyona hanya memainkan makan siangnya yang sudah terbengkalai di hadapannya. Lama-lama Dyona jadi frustasi karena terus memikirkan hal ini.
"Hei, ada apa? Wajahmu tidak enak dari tadi," tanya Sera yang turut merasakan keanehan pada temannya ini. Gadis yang sedang mengunyah itu jadi berhenti karena melihat reaksi Dyona seperti orang yang tidak ada semangat untuk hidup lagi.
"Makan siangmu sudah dingin, tuh. Kau tak lapar?" Serah bahkan ikut menghentikan acara makannya karena khawatir dengan Dyona.
Dyona menggeleng lemah. "Selera makanku hilang, mulutku tak ingin mengunyah apapun," jawabnya lesu. Selama seminggu ini, Dyona terbebani dengan pikiran yang menyangkut Jungkook. Ia hanya tidak ingin Jungkook terlibat masalah apapun.
Dyona jadi takut, bagaimana jika Jungkook diberi peringatan karena menemuinya setelah panggung debutnya? Gadis itu bersumpah, ini semua adalah kesalahannya.
"Kau baik-baik saja? Sejak pagi kau tidak terlihat sehat, Dyona." Sera meletakkan sumpitnya di samping piring makanannya. Ia juga menyisakan makan siangnya demi memeriksa Dyona.
"Sera-ya," panggil Dyona tanpa menatap temannya itu.
"Ada apa?"
"Jika aku membuat kesalahan pada seseorang, aku harus meminta maaf padanya, bukan?" tanya Dyona hati-hati.
"Tentu." Sera mengangguk. "Memangnya kesalahan apa yang kau buat padanya? Apa orang itu marah padamu?" Sera menggeser piring makannya ke samping agar leluasas berbicara dengan Dyona.
Dyona akhirnya duduk dengan tegak lalu menatap Sera serius. Ia menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak, dia tidak marah padaku. Sebenarnya secara teknis aku tidak membuat kesalahan, tapi aku benar-benar merasa bersalah padanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAGIC SHOP | JJK
Fanfiction[Revision-Published] Setelah mengetahui dirinya adalah manusia yang diberi kelebihan oleh semesta, Dyona mulai mencari jati dirinya dan maksud dari semua fakta yang ia temukan. Hingga tak sadar ternyata bahaya berada tepat di depan mata. Kelemahan y...