Gagal

624 66 13
                                    

Nabicheorom nara...
Na na na navillera...

Kelopak mata Sinb bergerak kecil begitu suara alarm yang telah disetting pada ponselnya berbunyi. Dia memang sensitif terhadap suara-suara yang ada di sekitarnya. Hanya dengan menggunakan volume dering yang kecil saja bisa langsung membangunkannya. Jadi, begitu suara alarm mulai terdengar, maka bunga tidur miliknya akan hilang dengan seketika. Tinggal bagaimana dia membuat keputusan untuk memilih tetap tidur atau segera beranjak dari zona nyamannya itu.

Jam lima pagi. Ya, alarm yang dia pasang di ponselnya memang jam segitu. Padahal kegiatan belajar-mengajar di sekolahnya baru akan dimulai pada jam delapan pagi. Sedangkan perjalanan dari rumah menuju ke sekolahnya menghabiskan waktu paling lama sekitar lima belas menitan--jika jalanan sedang padat, sepuluh menit jika santai dan lima menit jika mengambil kecepatan tinggi. Persiapan yang akan dia lakukan pun--seperti mandi, memakai seragam dan berdandan--juga terbilang sebentar. Paling lama sinb akan menghabiskan waktu dua puluh menit untuk melakukan persiapan. Tentu saja hal ini dia lakukan dengan sebuah kesengajaan yang sudah terstruktur rapih agar kegiatan favoritnya itu bisa tercapai.

Sinb dengan muka bantalnya segera bangun dari posisi tidur dan duduk di pinggiran kasurnya sejenak. Mencegah terjadinya "Kecelakaan" karena nyawanya yang belum terkumpul dengan sempurna. Dia mengambil segelas air putih yang berada di atas nakas samping kasur dan menenggaknya perlahan sampai habis. Setelah dirasa dirinya sudah cukup segar, Sinb segera bangkit dari duduknya untuk beranjak ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Lima menit kemudian Sinb keluar dari kamar mandi dalam keadaan yang jauh lebih segar dan rambut yang basah karena keramas. Jangan heran jika dia hanya menghabiskan waktu sekitar lima menit untuk membersihkan diri. Sebab, Sinb hanya mencuci muka, mencuci rambut dan menyikat giginya saja. Itu adalah hal yang lumrah bagi orang korea. Apalagi jika di sana sudah mulai memasuki musim gugur, yang mana suhu di sana mulai menurun dari suhu di musim sebelumnya.

Seragam sekolah belum terpasang di tubuhnya. Dengan masih mengenakkan piyamanya Sinb berjalan ke arah meja rias untuk mengeringkan rambutnya menggunakan Hair-drayer. Bibirnya terus melengkung ke atas dengan wajah yang terlihat begitu cerah dari pantulan cermin yang ada dihadapannya. Terkadang dia menggumamkan beberapa lagu kesukannya dengan volume yang kecil. Itu adalah kebiasaannya ketika sedang berdandan dalam keadaan yang sedang bahagia.

Tap... Tap... Tap...

Air muka Sinb berubah jadi panik. Dia mendadak berlari menuju kasurnya dan membiarkan hair-drayernya tergeletak begitu saja di atas meja riasnya ketika mendengar suara langkah kaki yang mulai mendekati kamarnya. Dia masuk ke dalam selimutnya dengan cepat lalu memejamkan matanya untuk kembali tidur. Bukan! Dia bukan kembali tidur. Tapi lebih tepatnya berpura-pura tidur. Asal kalian tahu, itulah kegiatan rutin yang selalu sinb lakukan di setiap senin pagi. Dan kegiatan tersebut masuk ke dalam salah satu dari ketiga kegiatan terfavoritnya.

Bermanja ria dengan eonninya, Yoona! Itulah kegiatan yang saat ini sedang dia lakukan. FYI, sebagai seorang mahahasiswi kedokteran semester akhir yang pastinya sangat sibuk, juga jarak dari kampus yang terbilang cukup jauh dari rumahnya, mengharuskan Yoona untuk tinggal di apartement dekat kampus untuk memudahkan kegiatan belajarnya itu. Yoona sendiri akan pulang ke rumah di sabtu sore menjelang malam sampai senin pagi. Itulah sebabnya mengapa Sinb mengatur alarmnya dari pagi buta agar dia bisa segera mandi untuk kembali tidur pulas lalu dibangunkan oleh eonninya.

Taktik itu sengaja Sinb gunakan untuk mengelabui Yoona agar terlihat lebih real. Jadi, dia tidak perlu repot untuk berpura-pura menjadi orang yang sedang tertidur nyenyak lantas dibangunkan, mengingat dirinya yang cukup mudah untuk bangun tapi tidak akan terlihat bohong jika dia memang tertidur. Sinb juga sengaja langsung mandi agar bisa menyisihkan waktunya lebih banyak untuk bergelendot manja dengan Yoona. caranya yaitu dengan berpura-pura masih mengantuk dan sulit dibangunkan ketika dia sadar kalau eonninya sedang membangunkannya. Lantas, ketika dirasa sudah cukup lama dalam kegiatan bermanja rianya itu, Sinb akan bangun dengan wajah mengantuk buatannya dan suara serak khas bangun tidur yang memang sudah nyata lalu berkata "Hmm... Baiklah, aku akan bangun dan segera mandi," sambil berjalan sempoyongan dengan mata tertutup ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya dan berjingkrak-jingkrak kegirangan--bak orang yang sedang mendapatkan pernyataan cinta dari seorang lelaki idaman--begitu sampai di dalam kamar mandi.

Hanya saja, sepertinya rencana yang dia buat kali ini mengalami sedikit masalah. Sinb melirik sekilas jam weker yang ada di atas nakas samping kasurnya.

'Uh? Aku tidak salah pasang alarm, kok? Tapi kenapa Yoong sudah bangun jam segini? Aku bahkan belum selesai mengeringkan rambutku. Tumben,' gumamnya dalam hati.

Krieet...

Sinb segera memejamkan matanya kembali begitu mendengar pintu kamarnya terbuka. Entah kenapa, kali ini jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Dia terlalu gugup. Sebab, ini adalah kali pertama di mana perhitungan rencana yang biasanya berlangsung mulus malah meleset. Meskipun Sinb yakin kalau Yoona sudah mengetahui tentang siasatnya itu. Tapi, tetap saja dia merasa gugup.

Dengan mata yang dipaksa untuk tertutup rapat, Sinb hanya bisa menajamkan pendengerannya guna mengetahui bagaimana seharusnya dia bereaksi nanti.

Tap... Tap... Tap...

Suara langkah kaki itu mulai terdengar semakin mendekatinya. Sinb menelan ludahnya dengan susah payah akibat menunggu susunan kalimat yang tak kunjung keluar dari mulut Eonninya. Itu membuatnya jadi sedikit panik. Namun, rasa paniknya langsung menghilang dan berubah menjadi terkejut begitu dia mendengar suara yang dinantikannya itu.

"Sinb-ya! Ayo bangun! Kau harus bersiap untuk ke sekolah!"

Deg...

'Suara ini...'

"Hei... Cepat bangun! Dasar anak manja!"
Sinb dengan reflek membuka matanya karena terkejut. Ekspetasinya tadi tertendang realita. 'Suara dingin ini?... '

'SOOJUNG EONNI?!'

***

Halo Readers semuaaaa... Apa kabar?? Maaf, ya karena baru sempet update. Soalnya kemarin-kemarin aku lagi sok sibuk.

Eeeh??..

Lagi sibuk maksudnya. Sibuk beneran. Lagi banyak banget makalah sama ppt yang harus diselesaikan. Dan baru sekarang ini lagi senggang.

Untuk itu, aku mau kalian kasih komentar, ya diceritaku. Apapun itu.. Kalau bisa, sih termasuk EYD dan juga alurnya. Soalnya aku serius mau bikin cerita bukan karena hoby atau fans yang halu aja. Tapi aku juga pengen jadi penulis yang punya kualitas pada karyanya.

Atas waktu yang sudah kalian luangkan ke sini, aku ucapkan banyak Terima kasih.

~Ami Yakku~

O iya, jangan lupa follow akun ig ku, ya. @amiyakku

Jung Family: Monster PeniruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang