Studio foto yang luas itu menjadi tujuan Hinata selanjutnya, ia barusaja menyelesaikan meeting yang membahas tentang katalog akhir tahun.
Dan meski hasilnya tak seperti yang diharapkan olehnya, Hinata cukup merasa puas dengan hasil itu.Langkahnya cepat, ia selalu berterimakasih pada sneakers putih kesayangannya.
Hanya dengan senjata itu, ia bisa melenggang dengan percaya diri tanpa perlu risih dengan pandangan orang lain."Hinata, Hinata.."
Yamanaka Ino berlari untuk menyamai langkahnya, lengkap dengan hells yang selalu menjadi andalannya.
Kekasih kepala divisi pemasaran itu tersenyum lebar padanya, menandakan bahwa si pirang berada dalam mood yang cantik."Kau tahu, kita akan mendapat boss baru." Hinata sudah mendengarnya,hal itu dibahas saat rapat tadi.
"Aku tahu, aduk dari Uchiha Itachi yang akan menggantikannya." Yamanaka Ino merengut, memukul pelan bahu Hinata dengan gemas .
"Seandainya aku tidak punya pacar."
Katanya dengan wajah memelas. Hinata hanya menggeleng pelan melihat tingkah sahabatnya itu, meraih bahu Ino dan mendaratkan pukulan kecil disana."Sadarlah nona,"
Katanya sebelum beranjak darisana, membuat Ino meneriakinya beberapa kali untuk memintanya berhenti.
*
Tentang pergantian boss baru itu, Hinata sudah mengetahuinya. Itachi mengumumkannya saat rapat tadi.Uchiha Sasuke, sepertinya itu nama penggantinya.
Hinata tidak terlalu peduli dengan hal semacam itu, maksudnya ia tidak memiliki kepentingan untuk ikut campur dalam masalah seperti itu.
Yang terpenting baginya adalah, ia bisa bekerja dengan tenang.Hinata mengenal Itachi dengan cukup baik, lelaki yang merupakan rekan bisnis kakaknya itu selalu bersikap baik dan ramah pada setiap karyawan yang bekerja dalam naungannya.
Dalam beberapa kali kesempatan, keluarga Hyuuga diundang untuk makan malam bersama keluarga Uchiha.
Dan nyonya Uchiha akan menceritakan banyak hal tentang putra bungsu mereka yang mengenyam pendidikan di London.
Meskipun begitu, Hinata belum pernah bertatap muka dengan bungsu Uchiha yang menurut penuturan ibunya sangat manis dan menggemaskan.
Ia tidak ingin tahu, meskipun rasa penasaran itu terkadang muncul.*
Hyuuga Hinata mengamati setiap busana yang dikenakan oleh modelnya,tak ragu untuk turun tangan langsung membantu merapikan busana mereka.Disana ada Sakura, gadis musim semi yang membuat desaign dengan tema magic.
Ada pula Miru,si imut yang senang berkreasi dengan pakaian anak-anak.
Tahun ini, gadis yang lebih muda dua tahun darinya itu membuat tema dream untuk busananya."Apa rapatnya lancar Hinata ?" Sakura yang barusaja selesai dengan pemotretan rancangannya, menghampiri Hinata yang kini duduk di kursi yang tak jauh darisana.
"Tidak ada masalah. Hanya sedikit pemotongan anggaran untuk penghematan." Hinata melihat gadis disampingnya mendesah dalam. Ia pun juga begitu saat pertama kali mendengarnya.
"Ini pasti akan menyulitkan kita." Menepuk bahu rekannya dengan pelan, Hyuuga Hinata menawarkan sebuah senyum yang menenangkan.
"Tidak akan ada masalah." Katanya dengan keyakinan penuh.
Hal semacam ini bukan pertama kalinya terjadi.
Setiap divisi keuangan memotong anggaran untuk bahan,bagian desaign akan kelimpungan.
Mereka harus pintar-pintar mencari bahan untuk rancangan mereka.Dan disaat seperti itu,Hinata akan mengusahakan banyak hal.
Seperti kembali mengajukan proposal pada divisi keuangan, atau langsung pada pemimpin mereka, Uchiha Itachi.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS
Teen FictionHanya sebuah proses yang harus dilewatinya, sebelum sampai pada hatinya.