Uchiha Sasuke mengobrak abrik data pegawai hanya untuk sebuah berkas atas nama Hyuuga Hinata.
Dibacanya baik-baik setiap detail yang ada disana, dan berlabuh pada sebuah foto yang terdapat disana.
Memperhatikannya dengan seksama, Sasuke tak melihat perubahan besar dari proporsi wajah Hinata.Perempuan itu tetap manis seperti pertama kali melamar pekerja part time.
Lesung pipinya sedikit terlihat saat gadis itu tersenyum.
Hanya saja, tak ada poni tebal yang menutupi keningnya sekarang.
Hinata sudah mengganti mode rambutnya, meski tetap mempertahankannya panjang.Sasuke diam-diam tersenyum, mengambil ponselnya dan memotret foto Hinata.
Ia sudah memiliki beberapa foro perempuan itu.
Katakanlah ia stalker gila, meski memang seperti itu kenyataannya.Beberapa waktu yang lalu, Hinata menolaknya mentah-mentah saat Sasuke mengajaknya makan siang, terlihat bosan ketika Sasuke terus-terusan memanggilnya untuk sesuatu yang sebenarnya tak perlu.
Sebagai lelaki, ia tidak mengerti dengan apa yang ada didalam pikiran perempuan itu.Lamunannya terhenti saat pintu ruangannya terbuka secara paksa, menganggu ketenangan yang diciptakan olehnya.
"Hai, Sasuke-kun. Lama tidak bertemu." Seorang perempuan berambut coklat memasuki ruangannya, senyum genit bermain di bibir yang terpoles lipstik merah itu.
Sasuke menyeringai, menyembunyikan kembali berkas data Hinata dan berdiri dari tempatnya untuk menyambut perempuan itu.
Tidak ada kata sambutan, hanya bibir yang saling bersahutan.
Shion yang pertama kali memberikan ciuman pada lelaki itu, sebelum Sasuke memberikan balasan yang lebih kuat dan panas.
Bibir mereka masih terus berpagut, memainkan lidah untuk melihat siapa yang lebih jago dalam perang itu, tangan Shion berada dileher Sasuke, sementara tangan lelaki itu menggantung nakal dan mulai bermain disetiap lekuk tubuh indah perempuan dalam rengkuhannya ini.Dunia menjadi milik kedua insan yang sedang menikmati rengkuhan surga duniawi, hingga ketukan keras diluar sana terabaikan begitu saja.
*
Hyuuga Hinata mendengus keras-keras, sejak 10 menit yang lalu berdiri dengan tangan mengetuk keras pintu kayu yang tak kunjung mendapat jawaban.
Hinata membutuhkan tanda tangan Uchiha Sasuke untuk persetujuan pembelian bahan baku untuk rancangan mereka.Dan sekali lagi, ia harus mendengus keras saat tak melihat suigetsu disana.
Kemana perginya boss dan asistennya itu ? Pikirnya dengan kerutan dalam dikeningnya.
Ini menyebalkan, ia tak bisa menunggu lebih lama.
Dengan segala kejengkelan yang masih bermain dalam kepalanya, Hinata membuka pintu dengan paksa.Berkas yang dibawanya jatuh, berserakan dìbawah kakinya.
Hinata terbelalak hebat,bibirnya terbuka seakan hendak mengeluarkan suara, tapi tak ada apapun yang keluar.
Wajahnya merah padam tanpa mampu ditahan.
Tepat saat lelaki itu menoleh, Hinata segera kabur darisana, membanting pintu dengan kekuatan penuh tanpa peduli umpatan kasar yang menyapa telinganya."Shitt !!" Uchiha Sasuke mengumpat keras-keras.
Sebuah kejutan dimana Hinata melihatnya tengah bercumbu dengan seorang perempuan didalam ruang kerjanya.
Hanya percumbuan yang sangat panas. No sex. Tidak akan. Shion masih punya banyak kekurangan yang membuat Sasuke enggan untuk melakukannha diruang kerja.*
Sebotol air mineral dingin tandas dalam sekali tegak.
Kelakuan Hinata menjadi tontonan menarik diruangan desaign.
Kepala divisi yang terkenal tenang dan cuek itu berubah menjadi seperti cacing kepanasan.
Sekali-sekali mengibaskan telapak tangan didepan muka, sekali-sekali seperti menahan mual, dan lebih sering dengan wajah memerah.Ino memperhatikan tingkah Hinata dengan pandangan aneh, sebelum beranjak mendekatinya dan menyentuh keningnya.
"Are you okay, baby ?" Hinata menangguk pelan, sedikit menoleh pada Ino.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS
Teen FictionHanya sebuah proses yang harus dilewatinya, sebelum sampai pada hatinya.