Perkataan Ino saat Hinata pingsan waktu itu terus terngiang dikepalanya, membuatnya tak bisa tidur dengan nyenyak.Uchiha Sasuke lagi-lagi memikirkan Hinata, juga Gaara.
"Sejak Hinata putus dengan setan merah itu, keadaan tubuhnya juga ikut memburuk".
Mengingatnya saja sudah membuat Sasuke marah, ia tidak habis pikir kejahatan apa yang pernah dilakukan seorang Sabaku Gaara pada Hinata, hingga membuat gadis itu mendapat dampak yang begitu buruk.
Sialan, semakin memikirkannya, semakin ingin ia menghajar setan merah yang telah menyakiti gadisnya.
Uchiha Sasuke mengambil ponselnya, sepertinya ia memang butuh menghajar Gaara, sebagai bentu balas dendam atas nama Hinata."Dimana sekarang ?"
Dengan itu, Uchiha Sasuke bangkit dari tempatnya. Ia akan menyelesaikan kekesalan dalam dirinya.Sabaku Gaara tidak mungkin salah dalam mengartikan nada membunuh yang barusaja terdengar ditelinganya.
Lelaki itu menyeringai tipis, Hinata tidak mungkin mengatakan apapun pada Sasuke, tapi Ino mungkin saja.
Mengingat betapa bencinya Ino pada dirinya, sudah menjadi motivasi kuat untuk menceritakan masalalunya dengan Hinata.
Rasanya masih tidak rela saat melihat Hinata begitu menurut pada Sasuke.
Tapi yah, ini memang salahnya.
Lagipula, ia butuh seseorang untuk melampiaskan kekesalannya.
Dan Sasuke jelas tandingan yang sempurna.*
Hinata tidak bisa tenang, ada sesuatu yang mencegahnya untuk tidur dengan nyenyak malam ini.
Kegelisahannya tak kunjung reda, bahkan setelah ia meminum segelas susu coklat hangat, yang biasanya ampuh mengusir kecemasannya.Hinata menjatuhkan tubuhnya disofa panjang yang ada diruang tengah, menyalakan tv untuk sekedar memberi suara pada apartemennya yang sunyi.
Percakapannya dengan Ino melalui telpon beberapa waktu yang lalu masih berputar dalam kepalanya, sahabat cantiknya itu terus menyakinkannya untuk sedikit membuka hatinya pada Sasuke.
Hinata pikir Ino keterlaluan, bagaimana bisa gadis itu begitu keras kepala dan keukeuh mendekatkan dirinya dengan Uchiha Sasuke.Suara bell yang berisik membuatnya terlonjak, melihat dari interkom dan mendapati seseorang yang tak asing tengah berdiri didepan pintu apartemennya.
Untuk kali ini, ia benar-benar akan membunuh Ino karena telah memberitahukan tempat tinggalnya pada seorang Uchiha Sasuke.Hinata membuka pintu pintu apartemennya dengan sedikit tak rela, hanya saja perasaan itu hanya sebentar, sebelum teralihkan dengan kondisi pria itu yang mengenaskan.
Dengan wajah lebam, darah mengering disudut bibir dan kaki timpang, Hinata tidak bisa lebih terkejut lagi.
Tangannya dengan cepat melingkar pada punggung lelaki itu, membantunya berjalan.
Sasuke tersenyum kecil saat Hinata membantunya dan mendudukannya disofa ruang tamu."Tunggi disini." Hinata langsung berlari kebagian dalam apartemennya,melupakan pakaiannya yang sedikit memalukan.
Tidak sampai 10 menit,Hinata sudah kembali dengan kotak obat ditangannya.
Uchiha Sasuke menyandarkan kepalanya yang terasa berat pada sandaran sofa, sebelum membuka mata karena teekejut dengan rasa dingin dan perih pada kulitnya yang terluka.
Sasuke tak bisa mengalihkan pandanganmya.
Hinata dihadapannya, dengan rambut tergerai dan piyama biru muda bergambar panda, sedang susuk bersila san mengobati lukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THIS
Teen FictionHanya sebuah proses yang harus dilewatinya, sebelum sampai pada hatinya.