Prolog

20.7K 1.5K 196
                                    


Hak cipta © dilindungi oleh Allah Swt.
Warning+ : Dilarang keras! Mengutip, copy paste, plagiat dan sejenisnya.

Judul: Ketika Tuhan Merestui Cinta Kita.
Pengarang: Chanty Romans
Keterangan : Sekuel Rumah Tangga.
Start: 23/02/2019

Prolog:

Sejuk embus semilir angin mengiringi langkah Ilham Al Insani. Setelah berada dalam suasana sakral. Setelah ucapan dalam satu tarikan napas.  Hati dan jiwa itu terlilit ikatan suci.
Cinta sejati perpadu dalam hening akad.

"Apa mau Ummi temani, Bang?" tawaran dari sang ummi disambut gelengan. Tidak. Dia ingin memberi kejutan sendiri untuk si ratu hati. Kiranya selama beberapa hari lalu telah membuat jiwa gadisnya sedikit terguncang. Tebus penyesalan serta ungkapan maaf akan dia lantunkan, sebelum ikrar cinta menggema untuk gadis tersebut.

Menyetir mobil dengan perasaan buncah. Tidak sabar untuk sampai ke tujuan. Ilham menggigit bibir sendiri, merasa masih tidak percaya dengan takdir cintanya. Dalam fokus kemudi, badan tegap itu merasakan getaran aneh. Tatap matanya yang tajam fokus mengarah ke depan. Dari tadi bibir itu juga sibuk berkomat-kamit, seolah sedang merapal sesuatu. Rupanya Ilham sedang latihan merangkai kata-kata tepat yang akan ia sampaikan pada sang istri nanti.

Ilham paham, mungkin nanti gadisnya akan menuai rasa kaget saat tahu dia yang berada di sana, menjemputnya dengan gelar dan hubungan baru. Bukan lagi sebagai saudara angkat, tetapi sebagai belahan jiwa. Suami-istri.

Ilham masih menawan kilatan peristiwa yang turut mengiringi sebelum gadis itu halal untuknya. Tidak sedikit aral terlewati untuk sampai di titik ini. Bahagia ini adalah buah dari rasa sabar dan percaya. Kini, rasanya dia ingin berteriak; selamat tinggal kesedihan. Selamat datang bahagia.
***
Memarkir mobil di depan pagar rumah yang cukup besar. Ilham segera masuk ke dalam. Setengah berlari menyongsong pintu yang terbuka.

"Assalamualaikum..." ucapnya agak gugup.

"Wa'alaikumsalam, Bang Ilham. Dia ada di kamar, langsung saja ke sana." titah san adik perempuan yang menyambut.

Ilham mengangguk. Illyana sang adik, mungkin sudah paham dengan kedatangannya kali ini. Tanpa menunggu lagi, bergegas Ilham mengayun langkah cepat ke tempat tujuan. Derap kaki yang beradu dengan lantai itu sampai terdengar nyaring.
Mengetuk pintu sejenak, sejurus dibarengi dengan ucapan salam. Tidak ada sahutan dari dalam. Mendorong pintu dan ternyata tidak dikunci. Kakinya langsung memasuki ruang tersebut. Kamar berurukuran lebar enam meter itu tampak redup. Pencayahaan utama di sana seperti sengaja dimatikan, diganti dengan temaram lampu tidur yang kini menyala. Ilham menarik napas dalam-dalam sebelum mulai menyapa.

Assalamualaikum... Istriku..."

Malam berarak. Bakda isya, usai lantunan sakral yang dia gumamkan di hadapan penghulu dan wali hakim. Dengan dada berdebar hebat. Akalnya masih menawan suasana haru.
Saat akad diucap, sang calon istri memang tidak bersanding di sebelahnya. Malah, mungkin si mempelai perempuan belum tahu bahwa lelaki itu yang telah mengucap namanya dalam taklik. Perjanjian sighat nikah yang dibaca usai akad selesai.

Ilham memaku langkah saat telinganya mendengar isakan dari si perempuan semakin menguat. Ingin segera meraih tubuh bergetar itu ke dalam dekap. Tetapi masih tertahan.  Ucapan salamnya tidak terbalas. Si Ratu hati sibuk meraung. Diamatinya,  wajah sang perempuan dibenamkan itu diantara lekukan kedua kaki. Sedang tubuhnya bersandar tumpukan bantal pada kepala ranjang.

"Assalamualaikum Zawjaty..." lagi, Ilham bersuara. "Jawablah salam suamimu ini, Fazhura Althafunissa!" sambungnya.

Si Ratu hati menoleh, kedua pipi manisnya sembab oleh airmata. Bahu itu naik-turun. Sontak kedua tangan langsung menempel di mulut. Tidak percaya akan sosok laki-laki yang sedang berdiri tepat di depannya.

"A-Ammi...," ucapnya terbata dan tidak mempercayai penglihatan kini.

"Iya Fazha, ini Ammi."

"Ammi ngapain di sini?" teriak Fazha makin terisak. Kembali histeris saat tahu yang kini ada di sana adalah lelaki yang telah membuatnya hampir gila beberapa waktu terakhir. Gila oleh rasa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Gila, karena di saat bersamaan lelaki itu malah memutuskan sepihak apa yang baru saja diikrarkan. Sakit hati. Sempat meruangi hati Fazha. Lalu, kini dia berada sangat dekat.

"Fazha, dengerin Ammi dulu. Istri unyu'nya Ammi."

"Maksud Ammi---"

"Iya Sayang, Ammi di sini, menepati janji. Tidak akan kemana-mana, akan selalu bersama Fazha, sampai maut memisahkan. Allah yang mengijinkan Ammi berada di sini. Tuhan telah merestui cinta kita."

Belum sempat Fazha meneruskan kata-kata, tetapi Ilham telah memotongnya lebih dulu dengan penjelasan. Masih dalam geming, Ilham kali ini yang mendekat, merengkuh tubuh Fazhura ke dalam pelukan. Sontak Fazha menangis. Masih belum percaya.
Peluk yang telah lama hanya dalam mimpi.
Peluk yang kini halal terasakan tanpa duri dosa.

"Ammi..." hanya kata itu yang keluar dari bibir Fazha dari tadi. Kerongkongannya tercekat. "Ammi jahat, semua jahat! Kenapa tidak biang kalau yang akan menikahi Fazha itu Ammi. Semuanya jahat!" Fazha meraung. Tangisnya kembali pecah.

"Jangan nangis Fazha, Ammi sudah di sini. Sekarang bukan Ammi lagi, tetapi udah jadi suami," ucap Ilham lembut, kemudian tertawa pelan. Diusapnya air yang mengaliri pipi Fazha. Kemudian mendaratkan kecupan tepat di ubun-ubun sang istri. Fazhura Althafunissa telah halal untuknya. Tuhan telah merestui cinta mereka.

Fazhura mengurai kaitan tangan. Melepas dekap nyaman sejenak. Dipandangnya sosok yang berdiri nyaris tanpa jarak dengannya. Ulasan senyum tipis terbit dari sudut bibir. Kedua tangan Fazha membingkai wajah Ilham, sejurus  ganti mendaratkan kecupan lembut di kening lelaki itu. Kemudian kembali membenakan wajah di dada sang lelaki.
Ketika Tuhan telah merestui cinta sepasang insan, justru ini bukan akhir, malah tahap awal sebuah perjuangan. Kebersamaan, saling percaya, komitmen dan saling bergandengan dalam situasi dan keadaan apapun kelak.
**********************************

Nantikan part 1 ya.
Jangan lupa beri dukungan biar cepat update.
Jom, bom vote sama koment.

Ketika Tuhan Merestui Cinta Kita (Published by AksaraPlus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang