Assalamualaikum, saya hadir di sini.
Masih ada pemirsah kah, di mari?Masih pada ingat kan, ini lanjutan kisah Bang Ilham dan Fazha.
Happy baca ya, semoga suka.
Jangan lupa dukung vote dan koment.Typo (masih) gentayangan
************************************Ilham dan Fazha melangkah di lobby bandara Soekarno-Hatta sore ini. Setelah menempuh sekitar satu jam melalui perjalanan udara, akhirnya mereka sampai kembali di Jakarta. Tentunya hamdalah tidak lepas tercuat dari bibir keduanya yang kini kembali dengan status baru sebagai suami-istri. Ilham bersyukur, asanya tak lagi sia-sia. Tuhan telah benar-benar memberikan restunya dalam menggapai separuh tulang rusuknya.
Menjemput jodoh tidak selamanya terus mencari. Tetapi, berdiam diri dan menyibukkan diri dalam hal kebaikan. Terus memperbaiki diri, tersebab jika diri sudah baik maka Allah pasti akan mengantarkan sosok yang baik pula. Layaknya Ilham kini.
"Capek enggak, Sayang?" tanya Ilham. Diusapnya lembut peluh yang merembes dari kening Fazha menggunakan tissue.
"Lumayan Ammi, laper juga." rengek Fazha.
"Kalau gitu istirahat dulu ya, ke foodcourd."
Fazha menurut saat Ilham menggandengnya menuju kafetaria yang ada di bandara. Lumayan lelah dan lapar, mereka memutuskan istirahat serta mengisi perut sejenak.
"Mau pesan apa?"
"Apa aja, Ammi, eh, Ayang." Fazha masih canggung dengan panggilin baru-nya. Iya, dari dulu memang begitu, kan, mengubah satu kebiasaan menjadi kebiasaan baru memang membutuhkan waktu untuk adaptasi.
"Kamu tunggu sini, biar aku yang antre."
Ilham mengantri di depan kasir sebuah restauran waralaba. Lumayan, ada beberapa orang yang turut antre lebih dulu di depannya.Dua puluh menit Ilham datang dengan nampan yang penuh berisi satu gelas besar milk shake, satu tumbler kopi panas, dan juga sekotak kudapan manis yang tadi dipesan Fazha."Makan, Sayang." Ilham menata makanan mereka di meja. Fazha langsung menyesap milk shake dan mencomot satu buah donut bertoping cokelat dan almond.
Takdzim bersama menikmati sajian pengganjal perut, tetapi keduanya harus dikejutkan oleh suara salam seseorang. Ilham menoleh tercenung, sedang Fazha tidak kalah terkejut. Ini kedua kali Ilham bertemu dengan seseorang tersebut di bandara ini. Entahlah, kenapa bisa ada kebetulan sampai dua kali. Padahal dalam hati, Ilham sudah tidak ingin lagi bertemu dengan orang tersebut.
"Mas Ilham, kita ketemu lagi di sini," ucapnya, tapi menciptakan kerut di dahi Fazha. Dia bingung. Kedua kali? Berarti dulu pernah ada yang pertama kali. Lalu, kenapa Ilham tidak cerita.
Fazhura sontak menghentikan kunyahan di mulut, lalu menyapa balik, "Masya Allah, Tante Shila, apakabar?" Ucapnya dengan antusias yang dibuat-buat. Fazhura jadi serba salah. Tidak menyapa juga kurang sopan, apalagi mereka kenal. Tetapi mengapa Shila, tidak bisa menampik jika hatinya terasa seperti dicubit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Tuhan Merestui Cinta Kita (Published by AksaraPlus)
Espiritual©Hak Cipta dilindungi Allah Swt. Ilham Al Insani telah menapaki babak kehidupan baru. Dua kali gagal menyatukan asa, siapa sangka kalau Tuhan menyatukannya dengan sosok yang tak asing dalam kehidupannya. Dan, Ketika Tuhan merestui cinta mereka dal...