Dedikasi untuk Mbakyu putrikecilsofia yang udah nungguin dari kemarin. 😅😀Vote√
Koment√
Cek typo√Happy baca semuanya.
************************************Ilham memandangi sosok gadis yang terbaring di sebelahnya. Wajah polos itu menyiratkan binar bahagia. Masih terlelap saat lelaki itu mendaratkan satu kecupan lembut di kening sang kekasih halal. Malam telah mereka lewati dengan syahduh.
Rasa tentram mengaliri segenap relung hati Ilham. Benar adanya seperti tertera dalam Alquran Surah Ar-Rum ayat 21 yang diartikan;"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (Ar-Rum: 21)
Usai memindai sejenak raut sang istri yang masih terpejam, Ilham beranjak turun dari ranjang, menuju kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya. Melirik jam sekilas, sudah pukul empat subuh. Cepat-cepat membersihkan badan dan bersiap untuk subuh ke masjid.
Memakai sarung, koko serta peci yang dipinjamkan Ghaly, Ilham melangkah menuju masjid yang ada di komplek perumahan tempat tinggal abi Ghaly dan Illyana. Dia tidak sendirian, ada Ghaly dan juga si kembar Ammar-Azra.
Setengah jam setelah dari masjid, Ilham kembali. Melangkah kembali masuk kamar, tapi masih sepi. Mendorong pintu perlahan, kaki Ilham terayun mendekat ke ranjang. Dilihatnya sang istri masih betah memeluk guling.
Mengambil tempat duduk persis di sebelah Fazha, tangan Ilham terulur mengelus pelan pipi sang istri. Bibirnya didekatkan pada telinga Fazha, lalu membisikkan kata-kata agar Fazhura cepat bangun. Fazhura menggeliat. Tapi bukannya membuka mata, malah menarik selimut sampai sebatas dada."Bangun Sayang, subuh dulu." tidak mempan dengan tepukan di pipi, Ilham mendaratkan kecupan di seluruh wajah Fazhura. Sontak Fazha merasa risih dan membuka mata.
"Ammiiii...!!!"
"Bangun, Sayang."
"Nanti, lima menit lagi. Badan Fazha rasanya pegel banget. Sakit semua, Ammi." rengek Fazha manja.
"Subuhnya keburu habis, Sayang. Bangun ya."
Mengangguk, Fazha menegakkan badan, duduk bersandar di kepala ranjang. tapi matanya masih mengatur rapat.
"Mandi gih, biar seger."
"Gendong Ammi..."
"Manjanya Istri Unyu."
Pipi Fazha menyembul merah kala mengingat sesuatu. Semalam, dalam suasana yang diiringi pelbagai rasa, keduanya tidak banyak berkata, hanya bahasa qalbu yang menerjamahkan ungkapan kerinduan. Fazhura seperti menjadi pribadi yang bertolak belakang. Biasanya tidak pernah jaim atau tidak tahu malu ketika dulu bersama Ilham, lain sekarang. Rasanya setiap polah yang dilakukan ada serpihan canggung yang mengiringi.
"Malah ngelamun, Sayang."
Fazha tidak menjawab. Tetapi dia beringsut naik ke punggung Ilham yang sudah siap merunduk di tepian ranjang.
Ilham tertawa pelan melihat polah Fazha. Masih seumur jagung, malah baru hitungan jam mereka terikat dalam hubungan baru sebagai suami-istri. Masih terasa yang manis-manis. Semuanya terasa indah.
****Usai mandi dan sarapan, seperti rencana kemarin kalau Ilham akan membawa Fazha ke rumah abi-ummi. Ilham juga menjelaskan bahwa hari ini di kediaman orangtuanya telah ramai. Banyak tetangga dan beberapa kerabat yang datang untuk membantu persiapan acara tasyakuran walimatul arusy. Seperti acara pengajian biasa, untuk mengumumkan pernikahan Ilham dan Fazhura, juga sebagai ungkapan rasa syukur karena semua berjalan sesuai rencana awal. Meski ada beberapa kejadian kurang mengenalkan sebelumnya. Untuk resepsi, keduanya malah belum terpikirkan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Tuhan Merestui Cinta Kita (Published by AksaraPlus)
Spiritual©Hak Cipta dilindungi Allah Swt. Ilham Al Insani telah menapaki babak kehidupan baru. Dua kali gagal menyatukan asa, siapa sangka kalau Tuhan menyatukannya dengan sosok yang tak asing dalam kehidupannya. Dan, Ketika Tuhan merestui cinta mereka dal...