Part 2

124 6 0
                                    

Tak terasa, waktu berlalu dengan begitu cepat. Gue yang kemarin masih Maba sekarang sudah memasuki semester 4.

Bicara tentang Bimo, sebenarnya saat ini gue mulai tertarik kepada salah satu senior di kampus, tapi berhubung senior yang gue suka itu tipe orang yang cuek, pendiam, dan dingin. Jadi gue bisanya cuma ngeliatin dia dari jauh.

Tau Bang Roni yang pernah tabrakan sama gue kemarin? Nah ya itu, dialah senior yang sebenarnya bisa narik perhatian gue. Namun tak dapat di pungkiri, di hati kecil gue masih tetap ada nama Bimo, entah sampai kapan harus seperti ini, gue juga bingung sana perasaan gue sendiri.

...

Sore ini, gue bakal lari sore bareng Caca di lapangan sekitar kampus, kita janjian pukul 16.00 Wib, itu berarti gue udah harus berangkat sekarang. Gue naik ojek online ke kampus, karena memang jarak rumah ke kampus itu jauh.

Gue sampai di kampus pukul 16.15. Gue pikir Caca bakalan marah karena gue telat, nyatanya sampai sekarang pukul 16.35 dia ga datang-datang coy. Kesel banget gue sama Caca, mana di telfonin ga aktif lagi.

Akhirnya gue lari sore sendiri, sebenernya gue ga sendiri di lapangan, ada juga mahasiswa dari jurusan lain di sini, cuma ga ada yang gue kenal. Eh tunggu, kok gue kayak kenal sama orang di ujung sana, gue mendekat sambil pura-pura lari, etdahh ternyata setelah dekat, orang itu Bang Roni. Gue kaget dong yaa. Spontan gue balik badan, menghindar dari dia.

Saat gue mau lanjut lari sekalian kabur, eh Bang Roni malah manggil gue.
"Alyaa. " Panggil bang Roni seperti setengah berteriak
Gue berhenti dong ya larinya, gue ga jawab panggilan bang Roni, gue langsung datang ke samping dia aja.
"Ngapain kamu sore-sore kesini?" Tanya bang Roni
"Lari pagi bang. " Balasku.
"Loh, kok? " Katanya dengan wajah heran
"Hahaha ya lari sore lah bang, pake nanya lagi si abang." Aku pura-pura tertawa agar bisa mencairkan suasana,karena sejujurnya jantungku sudah seperti mau copot. Tanpa menunggu jawaban bang Roni aku langsung pergi setengah berlari sambil berkata
"Alya duluan ya bang."

Duhh di jalan pulang gue masih deg-degan dong yaa. Bayangin aja orang yang kalian anggap menarik, gampangnya kalian suka deh, yang punya sikap cuek tapi tiba-tiba manggil dan ngajak kalian ngobrol. Gue seneng banget.

Pertemuan gue dengan bang Roni berhasil meredam amarah gue sama Caca yang ingkar janji karena ketiduran. Gue yang awalnya mau marah ke Caca malah jadi curhat..

"kayaknya bang Roni mulai tertarik sama lu deh yak. " ucap Caca memberi harapan padaku
"ahh, gak ah ca, gue yakin cuma karena kebetulan jumpa aja makanya dia mau ngajak gue ngobrol, lu kan tau sendiri dia di kampus gimana, cuek bangett. " Balasku
"Ya gapapa dong yakk, biar lu bisa move on dari siapa tu? Tentara yang lu suka itu siapa namanya? " Tanya Caca padaku
"Bimo Ca, duh udah deh kok malah jadi bahas bimo sih, yaudah deh byee." Balasku sambil langsung mematikan telepon

Tapi gue jadi kepikiran perkataan Caca, apa iya bang Roni mulai tertarik tertarik sama gue? Ahhh ga tau dehhh



.
.
.
.
.

Hallo Readers 👋

maaf kalo masih banyak kekurangan ya. Tolong bantu beri dukungan ya gaes, jangan lupa vote 👌

Happy Reading ❤

Tentaraku??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang