Extra Part #2

418 65 4
                                    

Vino akhirnya duduk bersama Ipul. Hanya berjarak dua bangku dari tempat Nadse dan Kevin kini duduki. Sementara tepat di belakangnya diisi oleh Bian dan Rofiq yang sama-sama lagi asyik bermain game di ponsel.

Vino mencoba mengenyahkan pikiran negatif yang memenuhi benaknya. Setiap ia memejamkan mata, selalu saja terbayang wajah Nadse yang tertawa bersama Kevin. Lalu mereka saling menyenderkan kepala, dengan tangan saling berpagutan dan terlelap sampai bus berhenti di tempat peristirahatan. Vino melenguh kesal dibuatnya. Berkali-kali ia menghela napas, yang terang saja membuat Ipul jengkel minta ampun.

"Kalau cemburu mah bilang. Jangan diam kayak patung. Udah tau ceweknya nggak peka, masih aja," dumel Ipul. Mulutnya berkomat-kamit.

Vino hanya berdecak. Melirik Ipul ogah-ogahan.

"Nggak usah ikut campur."

Ipul mendelik, "Orang ngasih tau aja dibilang ikut campur. Pauk kali memang kau ini!"

"Bodo amat!" jawab Vino menghadapkan tubuhnya ke samping, menolak bicara dengan Ipul yang menahan tangannya untuk tidak menoyor kepala Vino. Ipul kemudian menyumpal telinganya dengan headset, memejamkan mata bersiap tidur.

Sementara Vino terdiam memikirkan kata-kata Ipul tadi. Kalau dipikir-pikir ada benarnya juga. Selama dua bulan belakangan ini ia selalu diam memendam rasa cemburu, padahal sendirinya punya hak untuk mengungkapkan. Namun lagi-lagi, alasan 'tidak ingin merusak hubungan pertemanan Nadse' kembali menahannya.

Nggak baik gini lama-lama!

Vino akhirnya bangkit berdiri, memutuskan untuk pindah duduk. Namun ketika menoleh ke belakang, tepatnya ke Nadse, ia tak sengaja melihat cewek itu sedang berfoto dengan Kevin. Jarak mereka sangat dekat, bahkan sekilas terlihat saling menempel. Mana baju yanh mereka kenakan serasi lagi, kotak-kotak. Vino yang terbakar api cemburu bisa apa?

 Vino yang terbakar api cemburu bisa apa?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sabar, bro. Namanya juga cekiber. Cewek kita bersama," celetuk Bian tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel. Terkesan cuek.

Vino melirik jengkel. Hanya bisa mengumpat dalam hati.

 Hanya bisa mengumpat dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








END

[TAMAT] Nadse & Her Bodyguards✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang