Because This Is Love 19

3.2K 509 23
                                    

Kyung Soo membuka matanya setelah mata itu tertutup hampir seharian penuh. Suami tercintanya tengah menggenggam tangannya dengan wajah yang memperlihatkan penuh kekhawatiran.

"Kau sudah bangun, sayang. Ah, syukurlah." Chanyeol mendekat memberikan kecupan yang cukup lama di kening Kyung Soo. setalah itu Chanyeol mengecup hidung mancung Kyung Soo dengan penuh kasih sayang.

"Kau sudah bangun. Eomma langsung pulang setelah mendengar kabar mengenai dirimu. Kenapa semua ini bisa terjadi?" Kali ini Yoona, sang ibu mertua yang menampakkan kekhawatirannya. Yoona pun yang saat itu sedang di Asan langsung pulang ke Seoul ketika mendengar kabar menantunya itu terjatuh.

"Eomma nanti saja dulu menanyakan semua itu. Kyung Soo baru saja bangun," Chanyeol mengintrupsi ibunya untuk tidak bertanya mengenai hal yang membuat Kyung Soo berpikir keras.

Yoona mengangguk patuh pada putra semata wayangnya itu.

"Bagaimana dengan bayi yang ku kandungan?" Kyung Soo bertanya dengan lirih. Dia memikirkan kejadian itu yang memungkinkan dia keguguran.

"Terimakasih kau telah menjadi wanita yang kuat. Dia baik-baik saja kau hanya pendarahan saja. Tapi bila itu kembali terjadi, maka tidak menjamin dirimu dan bayi kita selamat."

"Maafkan aku yang teledor dan tidak hati-hati." Kyung Soo menundukan pandangannya tak ingin memperlihatkan kesedihannya. Dia bersyukur bayinya selamat tapi hatinya tetap sakit mengingat ucapan Baekhyun bahwa wanita itu juga tengah mengandung anak dari suaminya.

"Itu bukan salahmu. Andai aku tidak meninggalkanmu demi rapat sialan itu." Chanyeol berusaha untuk memeluk Kyung Soo tapi kali ini Kyung Soo enggan dan malah mendorong dada Chanyeol.

Chanyeol merasa aneh dengan sikap Kyung Soo kali ini. Wajah Kyung Soo menampakkan kekesalan pada Chanyeol. Chanyeol tidak mau bertanya banyak mengenai sikap Kyung Soo. Bagi Chanyeol sikap Kyung Soo kali ini berubah mungkin karena rasa sakit yang sedang dirasakannya.

"Baiklah. Makan dulu karena kau harus minum obat."

Ketika Chanyeol akan memberikan suapannya, Kyung Soo memalingkan wajahnya. "Aku bisa sendiri."

"Baiklah, kalau kau mau makan sendiri. Aku tinggal ke kantin terlebih dahulu. Apa kau menginginkan sesuatu?"

Kyung Soo tak menjawab dan tetap memalingkan wajahnya dari Chanyeol. Sedangkan Chanyeol hanya dapat menghembuskan nafasnya dengan kasar.

Chanyeol belum mau menanyakan banyak hal kepada Kyung Soo. Baginya kondisi Kyung Soo masih belum cukup baik bila harus bertanya banyak hal atau mendebatkan sesutu yang bisa membuat kondisi Kyung Soo menurun. Wanita hamil itu tidak boleh terlalu cape atau terlalu stres karena bisa mempengaruhi kehamilannya. Itulah yang dipikirkan oleh Chanyeol saat ini.

Sedangkan Yoona hanya melihat dari sopa mengenai kedua interaksi putra dan juga menantunya itu. Keduanya sudah dewasa dan baginya biarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa ikut campur mengenai persoalan keduanya.

"Eomma, aku titip Kyung Soo. Aku akan ke luar terlebih dahulu sekaligus akan memanggilkan dokter. Apakah Eomma akan menitip sesuatu?"

"Tidak. Eomma tidak memerlukan sesuatu."

"Baiklah."

Chanyeol langsung melangkahkan kakinya menuju pintu kamar rawat Kyung Soo. Chanyeol ke luar dari ruangan itu dengan berbagai pertanyaan yang muncul di kepalanya. Chanyeol sebenarnya enggan untuk meninggalkan istri tercintanya itu, tapi bila dia tetap berada di dalam ruangan rawat Kyung Soo emosinya bisa saja meledak melihat tingkah Kyung Soo yang baginya menjengkelkan.

Chanyeol terus berpikir keras. Berpikir apa salahnya yang membuat Kyung Soo marah kepada dirinya. Bukankah sebelum   berangkat ke kantor tadi keduanya masih mesra? Lalu ada angin apa hingga membuat Kyung Soo bersikap dingin?

***

Yoona sudah pulang karena waktu pun sudah malam. Sedangkan Chanyeol dia tetap menunggu Kyung Soo sekalipun sikap Kyung Soo sangat dingin. Bayangkan saja, tidak ada percakapan dari sore tadi dan Kyung Soo memilih selalu membelakangi Chanyeol. Chanyeol pun sebenarnya sudah tidak sabar ingin menanyakan kembali apa yang melatar belakangi sang istri tercintanya itu enggan untuk menatap atau mengucapkan sepatah atau dua patah kata kepadanya.

Chanyeol berjalan mendekati Kyung Soo yang dirasa baginya bahwa Kyung Soo sedang tidak tidur. Dari gerak-geriknya sekalipun membelakangi Chanyeol bisa mengenali itu.

"Sayang, apakah kau akan terus seperti ini? Aku tahu kau pura-pura tidur."

Chanyeol berusaha membalik tubuh Kyung soo agar menghadap dirinya. Tapi, Chanyeol dikejutkan dengan mata Kyung Soo yang sembab dan masih terdapat sisa-sisa air mata pada pipinya.

"Kenapa menangis? Apa yang sakit?"

Kyung Soo hanya menggelengkan kepalanya. "Lalu kenapa?"

Chanyeol menggenggam tangan Kyung Soo yang kali ini Kyung Soo tidak menolaknya. Nampak terlihat sangat romantis tapi keduanya tengah menyimpan luka. Kyung Soo terluka bahwa suaminya menghamili wanita lain yang itu adalah mantan kekasihnya. Sedangkan Chanyeol dia menyimpan luka karena sikap Kyung Soo yang menyiksa batinnya.

"Pulanglah...!!"

"Tidak. Sebenarnya apa yang terjadi mengapa kau mendiamkan aku hari ini?"

Tangis Kyung Soo malah semakin menjadi saja. Dan Chanyeol benar-benar merasa bingung sekaligus marah. Kenapa istrinya memintanya pulang, bahkan disaat kondisinya yang sebenarnya sangat membutuhkan sang suami.

"Masalah itu harus diselesaikan, sayang. Bagaimana aku tahu yang terjadi kalau kau saja mendiamkan aku seperti ini."

Kyung Soo masih saja menangis dengan tangannya yang masih digenggam oleh sang suami dan salah satu tangan Chanyeol menghapus air mata yang jatuh pada pipi mulus istrinya itu.

Chanyeol kecup bibir Kyung Soo cukup lama untuk memberikan ketenangan kepada istrinya itu. Sedangkan Kyung Soo hanya memejamkan matanya ketika kecupan itu mendarat dengan penuh cinta dan air mata yang masih mengalir membasahi wajahnya.

"Sayang, ceritakan apa yang terjadi?" Chanyeol bertanya dengan sangat lembut. "Mau menceritakan sekarang atau besok saja, hmmm?"

"Aku ingin kita bercerai, Oppa." Kyung Soo mengatakan itu dengan sangat lirih.

"Apa? Apakah aku tidak salah mendengar? Jangan bercanda, Kyung Soo?"

"Aku lelah, Oppa." Tangis Kyung Soo kembali menjadi dan kali ini sangat nampak bahwa tangisan itu adalah tangisan penuh kepedihan.

Siapa yang ingin berpisah dengan orang yang sangat kita cintai? Jelas tidak. Begitu juga dengan Kyung Soo. Kyung Soo tidak ingin berpisah dengan Chanyeol tapi dia juga tidak ingin egois mengingat ada wanita lain yang sama-sama tengah mengandung anak dari suaminya.

"Tidurlah, sayang. Kita bicarakan lagi besok saja. Kau sedang emosi dan aku tidak ingin terjadi sesuatu kepadamu dan juga anak kita."

Chanyeol menutupi tubuh Kyung Soo dengan menggunakan selimut sedangkan Kyung Soo berusaha memejamkan kelopak matanya itu. Benar apa kata suaminya, dirinya sedang emosi dan tunggu saja sampai besok semoga ada keajaiban yang dapat membantu jalan keluar permasalahan yang menimpa rumah tangganya.

Sedangkan Chanyeol seperti sedang menidurkan anak kecil saja. Chanyeol duduk di pinggiran ranjang ruang rawat inap Kyung Soo dan tangannya tidak berhenti mengelus kepala Kyung Soo hingga Kyung Soo merasa sangat nyaman dan benar-benar tertidur.

Suami yang mencintai, penuh perhatian dan bukan seorang pemarah itu ada pada Chanyeol. Kyung Soo sangat beruntung memiliki suami sepertinya.

Setelah Kyung Soo tertidur, Chanyeol mengecup kening istrinya. Setelah itu Chanyeol berjalan menuju sopa karena dirinya pun merasa lelah dan perlu istirahat. Kepalanya sudah berdenyut merasa pusing melanda. Lelah, nafsu makan yang berkurang, juga memikirkan Kyung Soo membuat dirinya dilanda pusing. Chanyeol juga memikirkan hari esok dan khawatir istrinya kembali meminta bercerai. Hingga Chanyeol berpikir apakah Kyung Soo selama ini tidak bahagia dengan pernikahannya. Biarlah, Chanyeol akan menunggu hari esok dan meminta salah satu maid datang ke rumah sakit membawa baju salin untuk Chanyeol dan Chanyeol akan memintai keterangan mengenai kejadian di rumah selama dirinya dan ibunya tidak ada.

Sedangkan di luar ada seseorang yang tengah mengepalkan tangannya menahan amarah yang nampaknya ingin segera terlampiaskan.
.
.

Tbc.



Because this is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang