Friendzone

706 23 1
                                    

"Aku ingat pertama kali melihatmu. Kau masuk ke dalam hidupku tanpa permisi, berputar bagai gasing di dalam pikiranku. Entah kau milik siapa, hatiku keras kepala. "

Aku selalu malu manatap mata teduhmu
Malu bila kemudian mata itu tiba-tiba membalasku,
Memberi isyarat dan mengenggam harapan

Aku selalu takut mencuri pandang mata indah itu,
Takut bila kemudian aku terhanyut pada rasa yang sulit ku artikan.

Ceritakanlah tentang harimu. Berbincanglah sampai salah satu dari kita tertidur. Aku tidak akan bosan dengan semua yang kau ketik.

Betapa sering aku menduga-duga, adakah kode yang tersirat dalam kolom chat kita ?

Kau selalu mampu membuatku jujur mengenai segala hal, kecuali satu; perasaanku. Andai saja aku mampu memberitahumu. Tapi, aku terlalu takut akan reaksimu yang tidak sesuai dengan imajinasiku selama ini.

Bukankah fiksi lebih meninabobokkan dibandingkan kenyataan ? Tanganku menggapai-gapai mencari jalan keluar, sementara tanganmu mencegahku ke mana-mana.

Akan kutunjukkan padamu sebuah gerbang menuju dunia paralel. Mari ikut aku kesana, aku akan menjadi bumi untuk mentarimu, lirik untuk lagumu, hujan untuk bungamu.

Keadaannya akan jauh berbeda. Walau begitu, kau tahu aku akan tetap menjadi orang yang sama, yang merindukanmu dengan sederhana, mengejarmu dengan wajar, menyayangimu dengan luar biasa, dan menyakitimu dengan mustahil.































VOTE N KOMEN
ZHIVAANAND

Sajak Rapuh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang