20. Terror

368 29 2
                                    

Setelah dua hari dari penyelamatan Alena. Kini, Alena bekerja kembali seperti biasanya.

"Len, tolong ke ruangan saya sebentar ya!" perintah Dika yang tampaknya baru dari ruangan direktur.

"Oh iya."

Sepeninggal Alena, Yuna yang memang ada keperluan dengan Dika pun memasuki ruangan HRD. Namun, pandangannya tertarik dengan sebuah kotak kecil yang berada di bawah kolong meja Alena.

"Apaan nih?" tanya Yuna semari membolak-balik kotak tersebut.

Karena penasaran akhirnya Yuna membuka kotak itu dan ia terbelalak dengan isinya.

"JAUHIN JEFRI ATAU LU GA SELAMAT!" ucap Yuna menirukan tulisan di kotak tersebut.

Ada hal lain yang menarik bola mata Yuna, "eh anjeer ini darah kan? Bau amis banget ini. Gila. Psikopat nih orang."

Rupanya Alena melihat kejadian barusan dan langsung merebut kotak tersebut dari tangan Yuna.

"Alenaaaaa. Kok ngga bilang-bilang sih kalo lo dapet teror, huh?!"

Tenang, Yuna sudah memaafkan Alena sehingga ia akan menyerang balik Jiho karena memang dari awal niatnya seperti itu.

"Eumm...anu...itu...."

"Len, ini tuh masalahnya udah bawa-bawa nyawa. Gila si Jiho. Pecundang banget sih. Berani nya ngumpet doang ngga mau ngadep. Sini hadepin gue dulu!" ujar Yuna sembari memperagakan gerakan silat.

"Ada apa sih? Kok ribut-ribut gini?" tanya Dika yang sudah berada di dekat mereka berdua.

Ternyata mereka berdua sedang menjadi tontonan di ruangan HRD.

"Ngga liat tuh yang lain sampe nengok ke kalian berdua?" lanjut Dika.

"Ya abis. Nih liat" ujar Yuna dan memberikan kotak tadi kepada Dika.

"Ya ilah kotak doang. Isinya cincin paling kan?"

"Cincin palelu. Buka tuh kotak" perintah Yuna.

Dika yang secara perlahan membuka kotak tersebut sontak terkejut melihatnya.
"Eh anjir anjir anjir. Gila siapa yang berani-beraninya ngasih kaya gini coba?"

"Nah kan nyebut. Ya siapa lagi kalo bukan NYAI" ucap Yuna dengan penekanan di kata nyai.

"Alena udah ngasih tau Jefri?" tanya Dika kepada Alena yang sedari tadi hanya diam.

Jujur, Alena sudah menyimpan ini dari dua hari yang lalu. Alena hanya menggelengkan kepala.

"Ini harus dikasih tau ke Jefri!"

"Jangan! Biar aku aja yang ngomong ke Jefri nanti" ucap Alena seraya menunduk.

"Jangan sampe lupa ya, Len! Cuma Jefri yang bisa nanganin kaya gini. Kalo kita ngga bakal mempan. Tapi, tenang kita ada di barisan terdepan Alena's Protection Squad " ujar Dika dengan tangan yang dilipat di depan dada dan Yuna mengikuti gerakannya.

"Haha, iya iya. Makasih ya..."

Setelah itu Yuna menuju ruangan Dika untuk menuntaskan tugasnya. Dan Alena hanya memandang kotak yang bukan pertama kalinya ia dapatkan itu.

 Dan Alena hanya memandang kotak yang bukan pertama kalinya ia dapatkan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Rain | JJH >< JCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang