9. Getting Closer

263 36 3
                                    

Pagi ini tidak terasa seperti biasanya bagi Alena, karena sekarang ia sedang sarapan bersama bos nya, Jefri.

Tidak pernah terbesit di pikirannya bahwa ia akan dipertemukan kembali dengan teman kecilnya dulu yang mewarnai hari-hari Alena. Bahkan orang itu sekarang berada di depannya persis. Tak ayal membuat pandangan Alena tak fokus ke arah makanannya, sedari tadi ia lebih banyak menatap pemuda di depannya itu.

“Nah, udah selese. Abis ini kita ke mall yuk. Aku mau beliin baju buat bundaku sama beli buah buat ayah. Temenin ya, Len” pinta Jefri kepada Alena dan sukses membuat Alena kaget bukan main.

“I..iya. Tapi aku balik ke rumah dulu ya buat mandi sama ganti baju dulu.”

“Siaap.”

Setelah sampai di rumah Alena, mereka berdua disambut oleh kedua orangtua Alena yang menatap horor keduanya.

“Ma, Pa, Alena pulang.”

“Jam berapa sekarang?” tanya Wulandari dengan tatapan tajam mengarah ke putri angkatnya itu.

Alena melirik sekilas arloji di lengannya yang menunjukan pukul 10:00. “Jam sepuluh, mah.”

“Kemaren mamah bilang apa?”

“Kalo pulang malem pintunya ngga bakal dibukain. Tapi kan sekarang Alena pulangnya pagi mah bukan malem” sangkal Alena kepada Wulandari.

“Lena..Lenaa. Oh iya itu siapa yang dibelakangmu?” tanya papah angkat Alena, Dimas.

“Pagi om, tante. Saya Jefri, maaf baru bisa bawa Alena pagi ini soalnya tadi malam Alena keliatannya cape banget jadi saya ngga tega bangunin hehe” jelas Jefri kepada dua orang yang terlihat sedang menghakiminya itu.

“Bener, Len?” tanya Wulandari mengintrogasi.

“Hehe iya, mah, pah. Alena keatas dulu ya mau mandi” ujar Alena dan meninggalkan mereka semua.

Setelah dirasa tubuhnya terasa segar dan wangi kembali, Alena beranjak menuju ruang tamu dimana Jefri berada. Ada pemandangan yang membuat Alena berhenti sejenak untuk menikmatinya. Papa angkatnya itu sedang mengobrol dengan Jefri dan terlihat mereka sesekali tertawa. Waah pemandangan yang langka.

“Yuk, Jef.”

“Oh, ayo. Om, tante, saya ijin minjem putrinya dulu sebentar ya.”

“Silahkan, nak Jefri. Tapi jangan lupa dikembaliin ya” sahut Wulandari yang langsung dibalas senyuman oleh Jefri.

Sesampainya Jefri dan Alena di sebuah mall di kawasan Jakarta Pusat, mereka berdua langsung menuju sebuah butik yang Alena yakini merupakan butiknya orang-orang kaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya Jefri dan Alena di sebuah mall di kawasan Jakarta Pusat, mereka berdua langsung menuju sebuah butik yang Alena yakini merupakan butiknya orang-orang kaya.

“Len, menurutmu ini bagus ngga?” tanya Jefri sembari memperlihatkan gaun yang nampak sangat anggun bagi Alena.

“Bagus kok. Tapi apa ngga kekecilan buat bundamu?”

Love Rain | JJH >< JCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang