2. New Friend(s)

274 40 3
                                    

Pagi hari ini Alena memulai kegiatan barunya yaitu bekerja di Dhananjaya corporation, perusahaan yang memegang kendali Rumah Sakit dengan nama yang sama.

Saat ini Alena sedang melaksanakan tugas dari atasannya. Namun, suara dari Ayuna Maharani, sekretaris atasannya mengintrupsinya.

"Alena..."

"Iya, ada yang bisa saya bantu?" tanya Alena yang mengalihkan perhatian dari komputer di depannya ke arah perempuan di hadapannya.

"Ini ada berkas yang harus kamu urus. Soalnya Rumah Sakit lagi sibuk-sibuknya" jelas Yuna sembari memberikan tumpukan kertas ke Alena.

"Oh oke. Tapi-" belum sempat Alena menyelesaikan omongannya, Yuna sudah terlebih dahulu memotong.

"Tolong ya, please!" mohon Yuna dengan raut muka memelas.

"Ya kalo kamu ngerasa bukan junior disini sih ngga papa kalo nolak" lanjut Yuna.

"Eh bukan begitu. Anu...yasudah nanti saya kerjakan."

"Ya sudah saya tinggal ya" ujar Yuna dan meninggalkan bilik kerja Alena.

Alena tampak menghela nafas. Pekerjaan yang satu saja belum selesai eh sudah ada yang mengantri lagi. Nasib menjadi junior memang seperti itu.

Alena berusaha mengembalikan fokusnya dengan pekerjaan pertama yang memang sedari kemarin belum selesai.

Setelah selesai dengan semua pekerjaannya, Alena segera menuju lantai 25 dimana sang pemilik perusahaan ini berada. Sesampainya di lantai 25, ia terkagum-kagum dengan pemandangan yang ada.

Di lantai itu hanya ada satu ruangan besar di pojok. Di depan pintu ruangan itu terdapat meja seperti meja resepsionis namun berbeda, ini merupakan meja dari sekretaris CEO.

Di sebelah kanannya terdapat sofa dan meja dengan harga yang tidak murah dan terdapat meja kayu yang berisikan coffeemaker, tea pot, gula, dan beberapa jenis kopi dan teh tersedia disitu. Tidak hanya itu saja, terdapat balkon dengan dihiasi kursi goyang dan pot-pot yang memanjakan mata.

Saat Alena asyik dengan melihat-lihat isi di lantai tersebut, Yuna, sekretaris CEO, mengagetkannya dari belakang.

"Woi, ngapain?"

"Eh Ibu Yuna mengagetkan saya saja."

"Apa tadi? Ibu Yuna?" tanya Yuna memastikan dengan yang barusan Alena katakan.

"I..iyaa."

"Duh kan saya sudah bilang berapa kali, ngga usah dipanggil bu. Lagian saya masih muda kok hehe" cengir Yuna.

"Memang umur berapa?" tanya Alena yang memang penasaran dengan umur Yuna. Ia merasa bahwa Yuna ini sepantaran dengannya.

"Hmm 25 kalo ngga salah. Iya iya 25."

"Waah seumuran sama saya berarti" senyum Alena mengembang saat dugaannya itu benar.

"Waah masa?" tanya Yuna yang merasa tidak percaya kalau Alena ini seumuran dengannya. Ia mengira Alena lebih muda darinya.

"Iyaa. Kalo ngga percaya cek saja di akta kelahiran saya."

"Iya deh iyaa. Eh iya, ngapain kamu kesini? Udah selesai ya?" tanya Yuna sembari melirik tumpukan kertas yang berada di tangan Alena.

"Oh iya lupa, ini berkasnya sudah saya cek dan filenya sudah saya kirimkan lewat e-mail." Alena menyerahkan berkasnya kepada Yuna.

"Eh iya, karena kita seumuran nih ya. Ngomongnya ngga usah formal ngga papa kok" terang Yuna sembari meletakkan berkas tadi diatas meja kerjanya.

Love Rain | JJH >< JCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang