"Itu pembalut Najwa!!"Aku tersentak. Ternyata benda putih yang ada di dalam teko itu adalah pembalut. Lebih tepat nya bekas pembalut.
"Anggi" panggil kak Fadil.
"Dil sumpah dil Anggi ga tau apa apa. Anggi cuma nyiapin susu doang buat anak anak" jelas kak Anggi tanpa di tanya lagi.
"Dan kamu kira itu apa?!? Dan siapa yang ngelakuin itu kalo bukan kamu anggi!!" bentak kak Fadil seraya menunjuk ke arah teko.
Kak Anggi bergetar. Semua bergetar.
"Fadil lo jangan main tuduh Anggi gitu aja kalo gak ada bukti. Lo punya bukti kalo Anggi yang nge lakuin? Engga kan. Kita omongin masalah ini baik baik. Ga perlu pake emosi" tenang kak Gara.
"Iya dil. Coba kita tanya deh siapa aja tadi yang ikut si Anggi bikin susu nya" tambah kak Sila.
"Coba panitia merapat sini jangan jauh jauh gitu duduk nya" kak Renald akhirnya bersuara. Aku menatap ke arah ka Fadil yang masih diam saja mencoba menahan emosi nya.
Para jajaran panitia pun merapat kan duduk nya bahkan ada yang pindah hingga duduk bergabung bersama peserta.
"Coba buat panitia. Siapa aja tadi yang ikut bikin susu sama kak Anggi? " tanya kak Renald.
Ada beberapa panitia yang mengacungkan tangannya.
"Hiks.. Hiks.. Hiks.."
Kami semua menoleh ke arah suara itu.
"Anggiii!!"
Beberapa panitia menghampiri kak Anggi yang sudah terduduk lemas dengan tangisan yang di tahan dengan tangannya.
"Anggi gak tau apa apa hiks..Bukan Anggi. Anggi berani sumpah hiks.. kalo hiks..bukan Anggi"
"Udah gi udah" kak Sila menenangkan kak Anggi perlahan. Aku bisa melihat semua kejadian di sini dengan jelas. Bukan hanya aku, tapi semua peserta di sini.
"Fadil!! Lo itu kebiasaan gini ya. Kalo lo udah emosi. Lo gabisa bedain marah lo antara ke cewek sama ke cowok. Dil lo ga sadar ga sih? yang lo marahin tadi itu perempuan dil! Anggi! Bisa kan ga bentak dia kaya gitu! Lagian lo gatau pasti kalo si Anggi yang nge lakuin. Jangan egois dil! Lo lebih mentingin peserta lo yang ga seberapa ini di banding perasaan temen lo sendiri!" Bentak kak Sila di hadapan kak Fadil. Kami tersentak saat kak Sila menyebutkan kami adalah peserta yang tak seberapa ini. Di tambah dengan penekanan kata di sana.
"Sila!! Bisa ya kamu ngomong gitu di depan anak anak?!" balas kak Fadil.
"Bisa lah Fadil! Lebih bisa mana sama lo yang udah malu maluin temen lo sendiri di depan semua orang hah!!" Kak Sila pun tak mau kalah.
"Udah cukup. Fadil, Sila. Udah"kak Renald melerai seraya memegang kepala nya.
"Kalian sama aja. Sama sama gabisa jaga sikap di depan umum!! Puas hah!!" kak Gara yang sedari tadi hanya diam di sebelah kak Fadil akhirnya angkat bicara. Perubahan ekspresi langsung terbaca di wajah kak Sila dan tentu nya kak Fadil.
Kami pun bertambah bingung dengan kacau nya keadaan para panitia yang bertengkar di depan kami.
"Udah udah!! Coba kalian itu punya otak pada ga di pake! Ga liat kalian lagi ribut di depan siapa hah! Sadar coba kalian itu panutan! Capek gue sama kalian!" kak Renald pun mengeluarkan kata kata kasar nya yang selama ini kami tau dia adalah panitia yang tidak pernah marah.
"Sekarang gini aja. Siapa tadi yang buat susu bareng Anggi. Maju sini ke depan" Perintah kak Renald.
Beberapa panitia maju menghadap kak Renald. Membelakangi kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine[ON GOING]
Teen FictionUntukmu, dengan segala kelebihan dan kebebasan mu Dari aku, dengan segala kekurangan dan keterbatasan ku "I love you more than you know"