8. Geer

42 17 18
                                    


Aku kembali menunduk dan mulai merasa sesuatu yang tidak nyaman di hatiku

"Dek, Aulia Najwa?" Panggil seseorang. Aku dan Yani menoleh kearah nya bersamaan

"Ada apa ya kak?" Tanya Yani. Aku merasa dia seoerti asistenku saja karena selaku bertanya lebih dulu pada orang yang menanyaiku

"Elo Aulia?" Tanya nya mengangkat satu alis nya. Aku menoleh ke Yani yang bukannya menjawab malah terdiam dan bisa ku tebak dia terpesona pada orang ini

Mayan sih cakep, tapi masih cakep Ka Fadil ah

Eh bentar

Aku menoleh ke arah tempat Ka Fadil berdiri, dia hanya berdua bersama Teh Asri. Menatap ke arah sini. Sebentar. Aku kembali menoleh ke arah orang ini. Kusadari setelahnya dia adalah orang yang tadi berbicara pada Ka Fadil dan Teh Asri

Ada apa ya?

"Saya Aulia Najwa kak" aku menjawab nya. Ku yakin Yani tidak akan bisa menjawab karena dia pasti merasakan apa yang kurasakan saat bertemu Ka Fadil tadi

Dia menoleh kearah ku "oh elo? Ikut gue bentar" tanpa menunggu persetujuanku dia melangkah terlebih dahulu

Aku mengerjap-ngerjap. Ada apa ini?

"Em Yan, bentar ya Wawa kesana dulu" aku berdiri

"Ah?eh?Wa!"

Aku menoleh kearah nya "kenapa?"

"Jangan genit. Mau gue Pepet" astaga Yani. Aku hanya geleng-geleng kecil sembari tersenyum kepada nya, dan langsung menyusul orang itu

Dan benar saja. Orang itu kembali menghampiri Ka Fadil dan Teh Asri

"Aul sini" panggil teh Asri

"Iya Teh, ada apa ya?" Tanyaku saat sudah ada didekat mereka

"Ini ul, Teteh ngajuin kamu buat ikut organisasi"

"Ha? Organisasi apaan Teh?" Bahkan sepertinya aku tak sadar jika ada dua orang lain yang menatapku

"OSIS" jawab laki-laki yang tadi menjemputku

"Osis?" Ulangku

"Iya, Aulia Najwa, jadi OSIS mau ngadain event besar, dan kita kekurangan panitia, kita udah cari kira-kira siapa yang bisa di jadiin panitia, tapi kenyataannya, gaada yang bener" jawab laki-laki itu. Aku memperhatikan Name tag nya

Andriyan

"Jadi kita mau lo jadi panitia tambahan di event ini. Kita gabisa ngambil panitia dari kelas 11 karena ini acara terakhir mereka dan mereka juga harus PKL, jadi gue minta lo jadi panitia tambahan" lanjut Ka Fadil

Ka.Fa.Dil

Aku meneguk ludah dan menatap Ka Fadil. Namun langsung ku paling kan ke arah teh Asri

Jantungku bahaya

"Mau kan ul?" Tanya Teh Asri

"Em, Emang nya panitia dibidang apa Teh?" Tanyaku

"Humas. Jadi nanti kamu yang antar surat-surat ul, nanti juga ditemenin sama anggota osis yang lain. Tapi kamu juga tetep ikut ko event nya ko kan tugas kamu cuma diawal aja soalnya osis udah di bagian nya masing masing" jawab teh Asri

"Bisa kan?" Ka Fadil kembali bertanya

Bisa ga kamu diem? Jantungku lemah kak

"Em, bisa ko kak, Iya bisa" aku menatap Ka Fadil yang juga sedang menatapku. Saat aku ingin kembali menunduk, aku sempat melihat Ka Fadil mengangkat ujung bibirnya

Dia senyum

Cepat-cepat aku menundukkan kepalaku, tak ingin terlihat jika aku sangat grogi

"Yaudah ul nanti lebih lanjutnya bakal dikasih tau kok" ujar Teh Asri

"Hm Iya Teh"

"Eh btw kenalin, gue Andriyan anggota osis terkece taun ini" ucapnya sembari mengulurkan tangannya

"Iya kak, aku Aulia" aku membalas jabatannya

"Udah tau kok gue, dah sering denger nama lo"

Aku mengangkat satu alisku, tak mengerti, tapi aku biarkan saja dan menarik tanganku kembali

"Em yaudah ya kak, aku mau balik ke temenku dulu" pamitku pada mereka

"Iya, makasih ya ul" jawab teh Asri

"Eh bentar, salamin ke temen lo yang tadi disana. Dia cantik" ucap kak Andriyan sembari memperlihatkan deretan giginya. Ganteng

"Ah iya kak, nanti aku salamin" jawabku

"Permisi Ka" pamit ku dan berbalik meninggalkan mereka

"Mulut lo emang gabisa ditahan ya"

"Ya gapapa lah dil, biar peka"

Eh?

***

"MASA SIH DIA BILANG GITU NAJWA HUHU GUE GA PERCAYA" rengek Yani. Saai ini aku dan Yani sudah berada dikelas, jamkos kali ini

Aku hanya menghela nafas berat "Daritadi kamu bilang itu terus sebenernya katanya suka"

"Iya waaa, gue suka, tapi, masa iya"

"DIA KIRIM SALAM KE GUE HAHAHA MAU MATI AJA RASANYA"

Yani sudah berdiri dari bangku nya "panas.. panas.." ucapnya sembari mengipas-ngipas wajah nya

Aku tak lagi memperdulikan Yani, aku meraih ponsel dan juga earphoneku, dan menidurkan kepalaku diatas meja. Jamkos memang waktu yang pas untuk tidur

Takkan berubah perasaanku
Pada dirimu
Meskipun kita jauh
Takkan berubah kerinduan ini
Cepat lah pulang aku menunggumu
Sungguh aku rindu kamu..

""Mulut lo emang gabisa ditahan ya"

"Ya gapapa lah dil, biar peka"

Deg

Maksud Ka Fadil sama Ka Andriyan apa ya?

Dia tadi senyum waktu natep aku

Ah jadi kepikiran

Emang tadi Wawa ada salah ngomong ya?

Aku kembali teringat dengan kata-kata Yani saat aku dan dia ingin kembali ke kelas

"Wa, Lo tau ga sih kenapa gue nanya siapa orang yang duduk dibawah pohon gede tadi?"

"Hm? Kenapa emang?"

"Soalnya gue liat dia ngeliatin kearah elo terus wa, makanya gue risih, gue kira siapa kalo tau Ka Fadil mungkin gue bakal suruh Lo pergi aja biar dia liat ke gue hehe"

Ka Fadil liatin aku?

Hari ini aku dibuat geer terus sama dia

Ah astagaaaaaa

Aku kenapa sih?!?!

***

Hai sayangku maaf chapt ini lebih pendek:(

Next ku buat lebih banyak lagi deh ya❤

Jangan lupa vote nya❤thnk🍭

Mine[ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang