Gunhee bingung. Bingung saat ayahnya berkata pada tetangga-tetangganya atau teman-temannya kalau ia punya teman imajinasi.
Tidak. Dia bukan teman imajinasi. Dia adalah teman Gunhee.
"Jadi kau punya dua kakak?" anak perempuan itu mengangguk, "lain kali ajak saja kakak-kakakmu juga kemari"
"Gunhee.." suara ibunya membuat Gunhee dan anak perempuan yang duduk bersamanya di halaman depan menoleh, "ayo makan siang, nanti habis makan siang baru boleh lanjut bermain dengan Jasmine"
Ya, nama anak perempuan itu, Jasmine. Ia lebih tua 3 tahun dari Gunhee yang masih berumur 2 tahun. Rambutnya ikalnya terkuncir dua dengan rapih, ia memakai baju setelan berwarna putih.
Jika ia adalah teman imajinasi Gunhee, tidak mungkin ibunya dapat melihat juga kan?
--^^--
"Gunhee! Aku membawa kakakku kemari!" Jasmine menggandeng anak perempuan yang lebih tua dibandingnya, satu tahun lebih tua dibanding Jasmine.
Gunhee berlari menghampiri Jasmine, "Hai! Namaku Gunhee. Lee Gunhee. Namamu siapa?"
Anak dengan baju terusan berwarna kuning itu tersenyum, "namaku Ylang."
"Dia kakak keduaku"
"Oh.. Dimana kakak pertamamu?"
Tak lama muncul anak perempuan dengan perawakan tak seramah kedua anak perempuan lainnya menghampiri mereka. Dari tingginya, sudah dapat dipastikan bahwa ia yang paling tua. Ia memakai baju terusan berwarna merah, lengkap dengan bando berwarna marun.
"Dia adalah kakakku yang pertama"
"Oh! Kenalkan aku--"
"Aku sudah tau." anak perempuan itu memotong pembicaraannya
Gunhee tersenyum, "namamu siapa?"
"Ruby."
"Gunhee.. Ayo siap-siap. Kita akan ke rumah nenek sebentar lagi." ibunya memanggil Gunhee dari teras
Gunhee ingin memprotes. Ia bahkan belum bermain dengan teman-temannya, "tapi--"
"Kau bisa bermain lagi dengan mereka nanti sepulang dari rumah nenek. Ayo, cepat.. Ayahmu tak suka menunggu lama"
--^^--
Berbulan-bulan kemudian Gunhee semakin dekat dengan Ylang dan Jasmine. Mereka sering bermain bersama. Berbeda dengan Ruby. Ia sangat jarang berkumpul dengan saudari-saudarinya.
Gunhee akan menyebutnya sebagai sosok jahat.
Mengapa?
Karena Ruby pernah berkata ia akan mencelakai Gunhee jika ia terlalu dekat dengan adik-adiknya.
Gunhee hanya diam. Ia belum begitu mengerti artinya.
Hingga suatu hari Gunhee bermain dengan lilin. Pentikan api berada di sebelahnya, dan ibunya sedang di dapur mengambilkan makanan untuk Gunhee.
Ia mengambil pentikan api tersebut dan menyalakannya. Saat api menerangi ujung alat itu, Ruby pun ikut muncul di hadapannya, ia tersenyum lalu menyenggol tangan Gunhee. Membuat api itu menyambar rambutnya.
"Gunhee!" Ibu Gunhee langsung berusaha memadamkan api yang membakar poni anaknya, "kenapa kau memainkan itu? Lihat kan, ponimu terbakar"
"Tapi Gunhee tidak membakarnya.. Ruby yang melakukannya" Gunhee berkata
Ibunya hanya menghela nafas panjang. Ini akan sulit untuk diceritakan pada ayah Gunhee, "sudahlah.. Ibu akan memotong rambutmu habis nanti sehabis makan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another "us" (K-Idols)
FanfictionKau boleh tak percaya dengan keberadaan mereka. Tetapi jangan pernah mencoba menyangkal keberadaan mereka. Karena kita hidup berdampingan. Note: Jangan terlalu fokus dengan diksi.. Bahasa Indonesia saya jelek :) WARN! 🚩Lokal background! 🚩Kumpulan...