"Pagi nek, ini aku eila, cucu nenek satu satunya" sapa eila kepada wanita yang sangat mempunyai arti dalam kehidupannya sambil duduk menyinggahkan lututnya dan memegang tangan neneknya dengan nada dan tatap yang penuh Rasa.
"Eh iya Eila, Cucu nenek yang paling cantik ya." jawab nenek dengan riang sambil mengelus kepala eila.
"Iyalah nek kan eila cucu nenek satu satunya, jadi paling cantik deh nek"
"Iya pokoknya cucu nenek yang paling cantik" pungkas nenek lagi sambil menurunkan elusan tangan yang dikepala eila tadi kemudian berganti membelai pipi eila dengan penuh rasa.
Ini adalah sebuah intro disetiap kali dan setiap harinya Eila menyapa mengajak neneknya berbincang dipagi hari. Seolah sudah menjadi syarat sahnya yang wajib dijalankan setiap saat Eila hendak berbincang dengan Neneknya semenjak setahun yang lalu. Dimana ketika itu sang nenek resmi difonis mempunyai gejala penyakit demensia Alzheimer. Sungguh malang memang wanita paruh baya yang dulunya adalah pahlawan tanpa tanda jasa kini mengidap penyakit berkelainan semacam itu. Ya sang nenek adalah pns guru dan kini telah pensiun.
Nama lengkapnya adalah Eila Kaneishia gadis lugu 18 tahun kelahiran yogyakarta. Ia adalah gadis piatu yang sedari lahir ditinggal pergi Ibunya ke surga. Ayahnya pernah bercerita kepada Eila saat Eila berusia 5 tahun bahwa kematian ibunya terjadi karena bencana alam gempa yang terjadi di yogyakarta setelah beberapa jam proses persalinan selesai.
*****
Sore itu terlihat seorang ayah yang sedang menyisir rambut anak wanitanya.
Ya anak itu adalah Eila Kaneshia. Nama yang diberikan penuh harap oleh sang ayah. Usianya saat itu sekitar 5 tahun dan sebentar lagi ia masuk Taman Kanak kanak.
"Ayah, Ibu lagi apa ya disurga? Apa ibu baik baik saja?" Tanya Eila kepada sang Ayah.
"Tentu, surga tempatnya orang orang baik Eila. Tidak ada yang tidak baik baik saja disana, yang jahat seperti bawang merah tidak ada, yang nakal seperti kancil juga pun tak ada."
"Ibu sudah melakukan banyak kebaikan Eila, makanya Ibu ke surga lebih cepat dari kita. Dunia tidak terlalu baik untuk Ibu. Ibu pasti akan baik baik saja disana. Eila harus jadi orang baik yah nanti. Biar kita bisa sama sama menyusul ibu di surga kelak pada waktu yang tepat." Lanjut sang ayah menjelaskan.
"Iyah pasti ayah, Eila mau ke surga, mau ketemu Ibu. Mau digendong sama Ibu. Tapi Eila kesepian klo ayah kerja, Eila iri sama tetangga yang main sama ibu mereka ayah."
"Sabar Eila, tahun depan Nenek akan tinggal sama kita seterusnya. Karena nenek sudah waktunya untuk pensiun. Jawab ayah. Ya memang kala itu nenek Eila masih ditugasan untuk menjadi kepala sekolah di salah satu sekolah menengah pertama di daerah Surabaya. Dan Eila yang mendengar pernyataan itupun girang tak karuan.
"Yang bener yah? Asik ada nenek." Jawab Eila dengan riang.
"iyah benar, Eila sabar saja sampai tahun depan. Eila kan anak ayah yang paling pintar. Ayah sudah beli buku banyak buat Eila baca kalo Eila lagi kesepian." Rayu ayah sambil mengelus elus kepala Eila
"Itu karena membaca bisa jadi sebab hilangnya sepi Eila" lanjut sang ayah
"Iya Eila tau, ayah sering bilang begitu kan. Kalo membaca bisa jadi sebab hilangnya sepi, lalu apa yang jadi sebab hilangnya Ibu ayah waktu itu?"
Sang ayah tersentak dengan pertanyaan yang dituturkan Eila. Gadis itu semakin pintar dalam hal menata kata. Mungkin karena ia gemar membaca. Begitu gemilang Eila membalikan pernyataan sang ayah. Sangat terkait rapih seperti setiap bait pantun yang saling membalas. Ya begitulah gadis kecil Eila. Kepintarannya bisa dibilang diatas rata rata. Ayahnya pun seketika diam, menarik nafas dan dia berfikir mungkin inilah saatnya Eila mengetahui penyebab kematian Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berakhir Di Awal
Romansa"Yang pantas kecewa akan kehilangan cuma orang yang punya kenangan akannya. Bukan hanya angan angan. Kau yang kehilangan Ibumu sedari kau lahir lalu kenangan apa yang kau punya bersamanya? Kasar kiranya pernyataan dan pertanyaan ku ini Eila. Tapi in...