🌧

40 4 0
                                    

Sasa mengenali suara itu. Bukan suara papanya, tapi suara.........
Sasa spontan menoleh pada pemilik suara tersebut........

Kevin mengernyitkan dahinya, "Lah lu? Ngapain dirumah Sasa?"
"Sapa suruh lu masuk ke rumah gue?" tambah Sasa.

Ternyata, sumber suara itu adalah Arlian.

"Gue cuman mau mastiin lu baik-baik aja dan pulang dengan selamat. Rambut lu bagus Sa, jadi pengen ngejar-ngejar lu buat balikan lagi sama gue." saut Arlian pada Sasa terang-terangan.

DEG.

Entah mengapa, pernyataan tersebut sangat menyakiti hati Kevin. Terselip sebuah pemikiran di benak Kevin.

"Oh jadi selama ini lu nyuekin gue gara-gara masih belum move on dari si Arlian?"
"Usaha gue ternyata sia-sia selama ini?"
"Apa gue bisa dapetin hati lu, kalo lu nya aja gabisa buka hati buat yang gue?"

Kevin melamun.

Sasa menyenggolnya.

"Kev, balik aja lu. Makasih udah nemenin gue seharian." kata Sasa sambil menepuk bahu Kevin.
"Ok." jawab Kevin singkat.

Kevin pun melajukan motor nya dengan kecepatan secepat kilat berharap agar rasa sakitnya hilang terbawa angin malam karna  pernyataan Arlian tadi.

"Kenapa gue jadi gini sih?" batinnya.

Sementara itu, di rumah Sasa.

"Ngapain si lu kesini? Ngancurin mood gue mulu lu bisanya." cerca Sasa
"Gue disuruh bokap lu kesini, ya gue dateng lah. Bokap lu mandi tuh, dia nyariin lu tadi." balas Arlian santuy
"Pulang sana lu! Naik apa lu kesini? Gue galiat motor lu." saut Sasa
"Ya perhatian kan lu." ledek Arlian
"Dih." kata Sasa

Sasa langsung berjalan ke kamarnya untuk menaruh buku-buku yang ia beli tadi.

"Sasa, habis dari mana? Kok baru pulang?" tanya Papa Sasa.
"Oh iya pa, Sasa lupa bilang. Sasa tadi ke salon terus beli buku." jawab Sasa sambil menunjukkan bukunya.
"Mandi dulu, nanti papa mau ngomong. Temuin papa di ruang tamu. Kamu sudah liat ada Arlian dibawah?" saut Papa Sasa.
"Galiat, makhluk halus dia." sinis Sasa sambil beranjak pergi untuk ke kamar mandi.

Sungguh, Sasa jengkel sekali jika papanya mengungkit-ngungkit masalah Arlian. Papa Sasa hanya tau Arlian adalah pacar Sasa, papa Sasa tidak tau jika Arlian sekarang adalah mantannya yang memutuskan secara sepihak. Sasa tak pernah cerita soal itu kepada Papanya. Entah apa yang akan dilakukan papanya jika Sasa menceritakan semua yang dilakukan Arlian pada tuan putri cantiknya itu.

Tapi tak apa, Sasa masih sayang dan tak bisa melupakan  seorang Arlian.

Setelah 20 menitan Sasa mandi dan berganti pakaian, Sasa pun menemui papanya, seperti instruksi dari papanya tadi.

"Apa pa?" tanya Sasa.

Di ruang tamu, ada pak Tono, Papa Sasa, dan Arlian.
Seperti rapat kecil saja.

"Pak Tono gabisa anter jemput kamu lagi." kata Papa Sasa pasrah.
"Lah terus aku gimana?" tanya Sasa.
"Lu gue anter aja." saut Arlian.

Papa Sasa mengangguk seolah menyetujui agar Sasa di antar jemput Arlian, selama belum menemukan pengganti Pak Tono.

"Yahhh.. Pak Tono kenapa harus berenti sih?" tanya Sasa sedih.
"Maaf tuan putri, istri bapak perlu bapak untuk selalu ada disampingnya." jawab Pak Tono.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

" F I N E "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang