👑

57 11 0
                                    

Lalu, Sasa membuka pintu dan sosok itu datang lagi. Dia yang sering menggoda Sasa dengan segala tingkah lakunya.
"KEVIN!" bentak Sasa.
"Lah lu? Kok lu di rumah si Nesa?" tanya Kevin.

Rupanya, Kevin tidak tau bahwa ini adalah rumah Sasa dan Nesa yang merencanakan ini semua.

"Lah ini rumah gue. Gimana si lu!" cecar Sasa.
"Ya gue gatau, tadi sore si Nesa nge line gue, dia bilang dia pengen gue bawa bunga sama cokelat buat Sasa. Ya gue mau lah, katanya lu juga habis sedih gitu. Yaudah terus si Nesa share-loc. Terus gue kesini deh, gue salah ya?" jelas Kevin dengan raut polosnya.
"Yaudah masuk." balas Sasa.

Entah angin atau mahkluk halus apa yang sedang masuk ke tubuh Sasa, sehingga Sasa dengan sigap langsung mengatakan seperti itu pada Kevin, padahal biasanya Sasa tidak ingin sama sekali hidupnya diganggu Kevin.

"Rumah lu gede banget Sa." saut Kevin
"Rumah bokap. Bentar, gue mau panggil Nesa dulu." jelas Sasa.
"Lu hari ini cantik banget, ga ngeselin, sopan banget ga kayak yang dulu-dulu." jujur Kevin.
"APAANSIH! GUE HARI INI GAMOOD MARAH-MARAH TAU! LU TUH YA! KELUAR SONO! NGAPAIN SIH!" cecar Sasa.
"Dih, kan lu yang suruh gue buat masuk. Tuh kan lu marah-marah. Mending cerita-cerita disini sama gue" jawab Kevin dengan sabar.

Sasa langsung duduk disamping Kevin, tanpa mengatakan sepatah dua patah kata apapun. Lalu, keheningan tersebut pecah sebab..

*Incoming Call from Juna*

"Apaan Jun?" kata Kevin.
"Lu dimana? Sama sapa?" kata suara diseberang sana.
"Dirumah pacar gue. Kenapa?" saut Kevin.
"Lah, udah gajomblo lu?" cerca suara diseberang sana.

*sambungan terputus*

"Lah kok dimatiin sih?" gerutu Kevin.

Kevin pun langsung melirik Sasa yang sedari tadi melihat Kevin dengan tatapan sinis.

"Kenapa?" tanyanya.
"Kok bilang pacar?" tanya Sasa.
"Biar gadikira jomblo aja." saut Kevin sambil tertawa kecil.
"Gue pulang dulu yaa, ini bunga sama cokelatnya biar lu gausa sedih-sedihan lagi." katanya memberikan Sasa penjelasan singkat.
"Emang gue udah mati dibawain bunga? Lu mau bikin gue gendut ya mangkanya dikasi coklat? Makan aja tuh coklat!" sinis Sasa.
"Maafin aku tuan putri, ini sesuai permintaan Nesa tadi sore. Terima yaaa.." sambil meletakkan bunga dan coklat diatas meja, lalu Kevin pergi meninggalkan Sasa dan sempat berkata "Selamat malam tuan putri!" dengan lambain tangan serta kedipan matanya.

"Ih jijik" batin Sasa.

Sasa menutup pintu dan masuk ke dalam kamar dengan membawa bunga dan cokelat yang diberikan Kevin padanya.

Sasa melempar bunga dan coklat ke atas kasur. Seolah mengode Nesa untuk melihat apa yang telah terjadi tadi diruang tamu.

Nesa menoleh ke arah bunga dan cokelat dikasur dan bertanya...

"Apaan nih? Dapet dari sapa?"
"GAUSA SOK SOK AN GATAU DEH LU! DARI TADI LU NGERJAIN GUE. GUE UNDANG JUNA JUGA BARU TAU LU. DIEM DIEM LU YA NGABARIN DAN NGOMONGIN GUE KE KEVIN. MAKSUTNYA BAIK EMANG BIAR GUE GAJOMBS TAPI GAUSA GITU GITU AMAT LAH!" sinis Sasa.
"Yauda si Sa, makan aja. Bacot lu ah"

Sasa diam dan tak menghiraukan Nesa lagi. Lalu, ia segera ke kamar mandi untuk mencuci mulut, sikat gigi, mencuci kaki, mencuci tangan dan segera tidur. Karna, besok adalah jadwal piket Sasa. Sasa tidak ingin terlambat untuk piket kelas.

*DRRRRTTTTT* getar hp Sasa.
Line:
Kevin Alvian: "Sa, coklatnya udah dimakan?"

Sasa yang sedari tadi masih berada dikamar mandi pun diteriaki oleh Nesa.
"EH SAA! TUH HP LU GETER-GETER MULU UDAH KEA ORANG DISKOAN!"

" F I N E "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang