👑

53 9 0
                                    

Sasa tak sadar bahwa Sasa sedang diamati oleh laki-laki yang tinggi semampai, lalu laki-laki itu menghampiri Sasa.
"Kirana Sasa?" tanya laki-laki itu.

Sasa tak mengerti kehadiran laki-laki itu. Sasa hanya sadar akan bau khas yang dimiliki laki-laki itu.
"Kea kenal. Tapi sapa ya." batin Sasa.

Lalu, Sasa mendongakkan kepala Sasa dan melihat bahwa, ternyata..
Laki-laki ITU ADALAH ARLIAN.

Jantung Sasa berdegup tak beraturan, bibir Sasa kelu, rasa sakit yang ia rasakan sekarang menjalar ke dadanya dan membuat Sasa hampir saja kehabisan oksigen setelah melihat laki-laki tersebut ada dihadapan Sasa.

Tetapi, Sasa mencoba untuk tetap tenang, dan terlihat b aja. Lalu, Sasa melepaskan earphone yang sedari tadi dikenakannya. *sampai lagu di earphone saja tak terdengar karna saking kerasnya degup jantung Sasa*

"Kok lu disini? Belum sadar akan kesalahan lu?" sinis Sasa.

Arlian dengan sigap duduk disamping Sasa, dan tubuhnya sekarang menghadap kearah Sasa. Sasa pun refleks menoleh pada Arlian.

"Tuhan, ganteng banget. Andai dia gak pernah mutusin gue secara sepihak aja, pasti sampe sekarang gue masih sama dia. Jujur aja gue masih gabisa ngelepasin dan ngelupain semua kenangan gue bersama dia." batin Sasa.

Lamunan Sasa buyar, ketika Arlian melambai-lambaikan tangannya didepan mata Sasa.

"Ah apaan si lu?" Sasa spontan memukul tangan Arlian.

*PLAK*
"DUH! Apaan si Sa?"
"Lu kok disini? Ngapain lu? Mana pake seragam samaan lagi!" ketus Sasa.
"Gue pindah kesini. Gue sekelas sama Juna dan Kevin, gue ada disamping kelas lu. Gue kelas Ipa-2, sedangkan lu Ipa-1." jawab Arlian santuy.
"Oh ya? Ok gue gapeduli." sinis Sasa.

Sasa pun bergegas pergi tanpa mendengarkan penjelasan yang panjang dari seorang Arlian.

Tapi, Arlian tak membiarkan Sasa pergi dengan memegang tangan Sasa dan berkata
"Lu mau kemana? Gue belum jelasin kenapa gue mutusin lu sepihak aja. Dengerin gue, gue mutusin lu sepihak karna harus ikut bokap gue ke luar negeri. Gue mutusin lu waktu di bandara. Sekarang, lu masih sayang gak sama gue Sa? Lu yakin mau ngelupain semua kenangan yang udah lu lakuin sama gue?"

Sasa diam, membeku, bibirnya kembali kelu. Tak ada jawaban dari seorang Sasa.

"Gue sayang sama lu, gue ga mungkin secepat itu ngelupain kenangan yang udah gue lakuin sama lu" batin Sasa.

Sasa hanya bisa mengucapkan kalimat-kalimat itu di batinnya.

Sasa hanya mengangguk mendengar penjelasan panjang dari Arlian. Lalu, Arlian bertanya
"Gimana? Lu masih sayang ga sama gue?"
"Gak" jawab Sasa singkat.
Sasa langsung meninggalkan Arlian sendirian.

Arlian, masih terpaku disana, memandang kepergian Sasa lekat-lekat.

"Mungkin sejatinya, Sasa sudah menutup hatinya rapat-rapat untuk gue." batin Arlian.

Sasa berjalan menuju kelas sambil mendengarkan lagu yang disambungkan ke earphone miliknya. "Bimbang-Melly Goeslaw", lagu favorite Sasa ketika sedang dilanda kebingungan hehe.

Ketika, Sasa masuk kelas. Lalu, duduk disamping Nesa dan melepas earphone nya. Nesa memandang Sasa dengan tatapan bertanya-tanya

" F I N E "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang