..."Kelas A" tertulis di depan pintu yang berjarak lima meter dari arahku. Masuklah aku keruangan itu...
"Hey! Sini! Duduk denganku saja!". Terdengar teriakan diujung kelas sesaat setelah masuk.
"Sini! namaku Adam" sembari mengulurkan tangan mengajak salam perkenalan.
"Oh, iya. Aku Diman" jawabku.
Kita bersalaman, setelah itu aku duduk di kursi sebelah Adam.
Dia (Adam) banyak bercerita, mulai dari asal Smp nya, kerinduannya dengan teman sebangku di smp nya dulu, ke playboyan nya dia di masa sekolah dasar, sampai-sampai kebiasaan sarapan pagi dengan gorengan buatan bi Nanah yang ada dipinggir rumahnya pun ia ceritakan.
"Man! Pokoknya lo harus nyobain deh gorengan bi Nanah! Kalo gak, nyesel seumur hidup!" seru nya dengan mata yang bersinar-sinar.
"Iya" jawabku.
"Besok gue bawain ya!" lanjutnya dengan ekspresi yang sama.
"Iya" jawabku lagi.
Adam kembali bercerita, aku hanya berperan sebagai pendengar setianya saja dan sesekali menyempatkan pikiranku untuk berhayal membayangkan Nikmatnya pagi ini bila tidak harus bangun pagi.
Di sela cerita Adam, ketika kelas dalam keadaan riuh dengan kicauan para siswa yang mungkin berisi obrolan perkenalan ada satu perempuan muncul dari pintu luar masuk kedalam kelas, tiba - tiba kelas hening, semua fokus pada perempuan itu lalu terdengar bisikan di telingaku, ternyata Adam.
"Cantik Man, cantik!" bisiknya.
"Namanya Rahma, dari tadi para cowok menggodanya" lanjutnya.
"Oh" jawabku.
Sebagai lelaki, yang terlintas dipikiranku setelah melihatnya memang benar dia cantik. Tapi menurutku dia hanya sebatas cantik, tak lebih.
-----------------------------------------------------------------Aku, Dia dan Sekolahku
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Dia dan Sekolahku
RomanceAku; Namaku Diman, seorang introvert, anti sosial, benci matematika, suka menggambar dan menghayal, Oasis adalah band favoritku dan orang bilang terlambat masuk sekolah adalah penyakitku. Rahma; murid sekelas denganku, gaul, cantik, populer disekola...