Chapter 5 "Rahma dan Kopi"

171 14 11
                                    

Sudah tiga minggu aku menjadi bagian dari Kelas A, Rahma semakin dekat denganku, alasan utamaku dekat dengannya adalah karena dia selalu membantu memperjelas penjelasan guru matematika ketika kepalaku mulai berasap. Dan dia selalu meminta bantuanku ketika pelajaran kejuruan (Komputer Jaringan).

Rahma menepuk pundaku.

"Man, man!" panggilnya.

"Apa?" jawabku.

"Smadav apaan man?" tanya nya dengan ekspresi mengepalkan kedua tangannya.

"Aplikasi edit photo ma" jawabku (*padahal sebenarnya smadav adalah software antivirus).

"Ooohh, kamu punya gak?" tanya nya lagi.

"Ada" jawabku.

"Aku mau dong man" pintanya.

"iya, nanti aku kasih" jawabku.

"Yeeee, makasih dimaaaaannn" serunya ceria sembari bertepuk tangan.

"Kapan?" lanjutnya langsung cemberut tapi menurutku menambah nilai keimutannya.

"Besok ya" jawabku sembari tersenyum karena melihat tingkah lakunya.

"Kerumah aku aja gimana? Jadi sebelum kesini (sekolah) kamu kerumah aku dulu, ya? ya? ya?" ajaknya.

"Dikelas juga bisa kan?" tanyaku.

"Biarin! Aku maunya dirumah! wlee" sembari mengeluarkan lidahnya dengan mata merem.

"Males" jawabku singkat.

"Iiihhh, aku udah janji ke mama besok mau ajak kamu kerumah" lagi - lagi dia cemberut.

"Apaan sih kamu ma, inimah ngejebak" jawabku dengan sedikit tertawa.

"Hehehe, ya mau ya? nanti aku masakin, sekalian makan siang, yaaa?" bujuknya.

"Kemarin kamu bilang gabisa nyalain kompor, takut. Tapi barusan bilang mau masakin. Gimana sih?" tanyaku dengan masih tertawa.

"Gampang lah nyalain kompor mah, ada mama, hehehe" jawabnya.

"Pokoknya besok aku tunggu dirumah, jam 10. Kalo gak, aku gabakalan nepuk - nepuk pundak kamu lagi!" lanjut ancamnya.

"Ya bagus" jawabku.

"Iiiihhhhhh dimmaaaannnnn" sepertinya dia agak serius.

"Iya iya, besok aku kerumah" jawabku.

"Janji?" tanyanya.

"Iya cerewet!" jawabku.

"Hehehehe, makacih dimaaannn" ucapnya sambil menyubit kencang tanganku.

"Aww. Iya" jawabku dengan kencang karena kesakitan.

Banyak teman - teman di kelas yang heran perihal kedekatan ku dengan Rahma, karena banyak yang menganggap Rahma jutek dan sombong, tapi menurutku malah sebaliknya, dia baik.

.............. Esok harinya ............

Seperti biasa, sebelum menuju kesekolah, kusempatkan waktu untuk mampir ke konter Hp milik temanku Ahmad, dan Deni adalah orang yang menjaga konter tersebut.

Deni; Dia sahabatku, kakak tingkat waktu Smp, seniorku di klub futsal, dan mungkin dia satu-satunya senior yang bisa ku getok kepalanya ketika dia mulai bermain kasar saat tim futsal kita tertinggal.

Sampai di depan konter, kumatikan motor, buka kaca helm, dan terlihat Deni sedang meniup-niup benda, mungkin benda itu hp yang sedang ia servis.

"Ngapain den?" Tanyaku, (Posisiku masih di motor)

"Eh man, ini biasa... servisan hp" jawabnya,

"Sekolah?" lanjutnya.

"iya nih, males" jawabku.

"ada kopi gak?" lanjut tanyaku.

"oh santai, ada man" jawabnya, lalu ia mengambil kopi yang ada di bawah etalase konternya.

"bentar, gue seduh dulu ya" lanjutnya sambil beranjak dari tempat duduk dan berjalan ke belakang.

"oke" seruku.

Setelah beberapa detik ia pergi kebelakang dengan niat menyeduh kopi pesananku, tiba - tiba hp bunyi ternyata Rahma telpon.

"Hallo" ucapku.

"Kamu masih dimana? Katanya kesini jam 10, ini udah jam 10 dimaaaann." Dia teriak - teriak di ujung telpon

"Iya aku kesana sekarang" jawabku.

"Hehe. hati - hati ya, daaahhh" ucapnya.

"Oke" jawabku.

Ku nyalakan motor, tutup kembali kaca helm, dan bergegas kerumah Rahma.

Di tengah perjalanan, baru inget, si Deni sedang buatkan kopi untukku. Hahaha

-----------------------------------------------------

Aku, Dia dan Sekolahku

Aku, Dia dan SekolahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang