#Salon_Candy
#2 (END)Sebuah cerita by Ciayo Indah
.
"Binataaaaaaangg!!!"
Buaagh gdebug! Bagyo spontan melepas gendongannya pada Mas Edi, dengan kagetnya lalu melempar lelaki yang berstatus suamiku itu ke lantai, mereka berdua terpelongo melihat pecahan kaca yang berhamburan di seluruh lantai dan aku yang melotot bagai hilang akal, aku telah, memergoki tingkah rendah mereka.
"Hommooooooo!!!" Aku menjerit bagai orang gila, melempari kedua lelaki berkepribadian menyimpang itu dengan semua benda yang kulihat, berdiri didekat lemari hias berisi keramik kaca pemberian ibu mertua, habis sudah kulempari satu persatu. Koleksinya yang ia titip taruh di rumahku karena rumahnya sudah penuh itu.
Prank! Brakh! Prank! Brak! Tak tanggung-tunggung kepala merekalah yang kuhantam, namun mereka berdua selalu bisa mengelak.
Nafasku turun naik, air mata bercucuran, tak pernah sekalipun aku berpikir mereka seperti itu.
"S, S, Ssuuciii..." Bagyo melangkahkan satu langkah kaki mendekatiku perlahan, setelah aku diam, terengah-engah sambil menangis. Melihatnya berjalan menghindari tebaran kaca, aku bersiaga.
Dia lelaki gila yang memperlakukan suamiku bak istrinya!
Gerakan Mas Edi tak kalah menakutkan, sebentar saja ia terkesima, dengan pikiran dan gerakan cepat berjalan menerjang serpihan kaca menghampiriku. Bagyo menghentikannya dengan mengangkat tangan pada Mas Edi.
"Jangan gegabah...dia masih jauh lebih muda dari kita...." katanya sambil tersenyum, menjijikkan.
"Tapi sayang, kita gak bisa biarin dia ngomong macam-macam setelah ini... Aku gak mau papi mami tauu...." jawab Mas Edi lagi, gayanya manja, aku mual.
Melihat Bagyo mengangguk padanya dan mengusap-usap pipinya sembari bilang, "Kau tenang, semua akan kubereskan."
Aku langsung berfirasat buruk, apa gerangan yang akan mereka lakukan?
Aku lebih muda, perempuan dan tak bertenaga, lalu mereka akan membunuhku?
Kami bertiga mematung sesaat, saling waspada. Ini tengah malam, kalau aku teriak tetangga tak mungkin datang, sedang musik keras yang kerap menghentakkan dari rumah ini saja tak mengusik mereka, apalagi suaraku yang melengking kecil.
Ya, Allah... Bagaimana jika mereka nekat dan menghabisiku?
"Suciii, tenang, kami bisa menjelaskan semua ini...." aku menggeleng, tak percaya.
Sudah habis keramik mama mertua kulempari, tak ada lagi yang bisa kuambil untuk menghantam dua lelaki yang tak sedikitpun menganggapku dan malah meremehkan aku selama ini. Bisa-bisanya mereka berzina, dimukaku.
Tak ada lagi yang perlu dijelaskan!
"Ya, memang beginilah aku! Kau tak menyangka, tak bisa terima, bukan masalah buatku, kau mau kita pisah, akan kuurus segera! Tapi ... jaga mulutmu, kumohon padamu tak ada yang boleh tahu...." Mas Edi mencoba nego denganku, ia memelas-melas tak kelihatan lagi keperkasaannya yang dulu kukagumi. Ternyata hanya topeng.
"Kau penipu, mas! Kau selama ini memperalatku untuk menutupi kecenderungan bejatmu, aku kau jadikan tameng dari muka busukmu," kulihat Mas Edi, tak sabar ingin mendekatiku, namun urung. Aku bersyukur ada tebaran kaca di depan kami, jadi mereka tak bisa leluasa.
"Kau mau berapapun akan kubayar, aku juga akan segera mengurus perceraian kita, tapi kau jangan sesumbar, itu saja syaratku, Ci!!"
"Jangan mimpi! Hidupku hancur kau buat, akan ku buka semuanya!!Kau manusia gilaa!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan CerPen Ciayo Indah
Short StoryAku mendatangi tempat, dimana semua cerita terkumpul di sana, lalu terbukalah rahasia-rahasia kelam ....