Seberkas cahaya matahari adalah hal pertama yang dia lihat ketika tersadar, disusul dengan rasa sakit yang menyerang seluruh tubuhnya. Dia meringis, dan berusaha untuk bangkit duduk dari lantai dengan menopang tubuhnya. Dia menoleh ke samping dan melihat sebuah jendela dengan kaca yang pecah berjarak beberapa meter dari tempatnya berada.
Di mana aku?
Dia menatap tubuhnya dan menyadari jika dia hanya memakai selembar baju rumah sakit tipis berwarna biru. Dia mengangkat tangannya dan melihat sebuah gelang identitas pasien yang melingkar di sana. Kemudian, dia menatap ke sekelilingnya. Ruangan ini tidak terlihat seperti rumah sakit atau setidaknya, tak lagi terlihat seperti rumah sakit karena tidak ada furniture apapun di sana. Bahkan tidak ada tempat tidur.
Sebuah pintu yang tertutup menunggu di depan sana.
Suasananya terlalu hening. Tidak ada suara apapun di sekelilingnya.
Jantungnya berdentam dengan cepat di dalam dadanya.
Bagaimana bisa dia berada di sini?
Dia bangkit berdiri. Lututnya terasa lemas tetapi dia berhasil memaksa tubuhnya untuk bangkit. Pakaian rumah sakit itu secara otomatis menutupi pahanya. Kaki telanjangnya melangkah maju. Dia membuka pintu dan disuguhi dengan koridor rumah sakit yang panjang. Lorong itu memiliki puluhan pintu bercabang yang menghubungkan ke setiap ruangan lainnya.
Dia melongok ke sebuah ruangan kaca yang besar yang tampaknya menjadi ruang administrasi, namun tidak ada barang-barang di dalam sana. Tidak ada meja, kursi, komputer ataupun telepon.
Tidak ada perawat ataupun dokter.
Tidak ada satupun orang.
Seluruh ruangan itu sunyi senyap dan baunya seperti besi berkarat. Seolah-olah rumah sakit ini sudah ditutup sejak lama.
Apa yang sebenarnya terjadi?
"Halo?" Suaranya sendiri bergema di lorong yang sepi itu, "Apakah ada orang di sini? Aku membutuhkan bantuan?"
Tidak ada jawaban.
Dia terus melangkah maju dan membuka satu per satu pintu ruangan yang kosong.
Sepi.
Napasnya bergetar ketika dia bergerak lebih cepat. Semua ini terlihat aneh. Bagaimana bisa dia berada di sini? Kenapa dia memakai pakaian rumah sakit?
Tiba-tiba, dia membeku dan terdiam.
Dia tidak menyadarinya sejak tadi...
Lalu...
Siapa aku?
Pertanyaan yang berasal dari benaknya sendiri seolah membelit dadanya. Dia menatap ke sekeliling ruangan dengan panik. Dia tahu jika dia berada di semacam rumah sakit yang sudah tidak beroperasi. Sama seperti dia mengetahui apa itu pintu dan cara menggunakannya, dia juga tahu bahwa pakaian yang dia kenakan adalah pakaian rumah sakit.
Dia bisa melihat sesuatu dan mengenalinya, tapi...
Dia tidak tahu siapa dirinya.
Sontak, dia melihat ke pergelangan tangannya. Memperhatikan gelang indentitas pasien yang melingkar di sana. Dia melihat baik-baik deretan huruf-huruf kecil yang diketik dengan rapi.
Kim Seokjin.
Dia menelan ludah. Tidak ada hal lain yang tertulis di gelang itu, hanya sebuah nama. Tidak ada tanggal lahir ataupun golongan darah.
Kim Seokjin. Nama itu tidak berarti apapun untuknya.
Dia merasa sedang terjebak di dalam mimpi buruk. Dia mencubit dirinya sendiri dengan keras dan kuat, berharap untuk terbangun. Tetapi dia bisa merasakan rasa sakitnya. Dia sadar dan sedang tidak bermimpi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape | NamJin ✓
Science FictionKim Seokjin menghilang dari fasilitas Umbrella, dan Namjoon diberi misi untuk memburunya. Namun ketika Namjoon berhasil menemukannya, lagi-lagi Seokjin kehilangan memori. ©Lazarus Project Raising, Resident Evil