Namjoon menyelimuti Seokjin yang masih tak sadarkan diri. Dia meletakkan punggung tangannya di dahi Seokjin untuk mengukur suhu tubuhnya. Masih hangat, setidaknya suhu tubuh pemuda itu tidak terlalu panas seperti beberapa saat lalu. Seokjin tidak sadarkan diri sepanjang sisa perjalanan mereka menuju Toronto.
Berapa lama lagi Seokjin akan tertidur?
Kau... membuatku takut.
Namjoon mengatupkan rahang, dia berbalik dari tempat tidur─dan menemukan Taehyung sedang bersandar di dekat pintu. Namjoon tahu pemuda itu telah berada di sana sejak tadi. Dia tidak mengatakan apapun saat melewati Taehyung. Namjoon turun ke lantai satu, menuju kulkas dan meraih satu kaleng cola dari sana.
"Pasti lukanya cukup parah," ujar Taehyung seraya memperhatikan Namjoon. "Karena Seokjin tidak sadarkan diri selama ini."
Namjoon mendesah keras, "Leher anak itu patah." Karena Namjoon melihat sudut yang tidak wajar ketika anak itu terjebak di dalam mobil. Dia menenggak minumannya, "Anak itu sudah tidak bernapas. Tidak bergerak. Seorang polisi mencoba melakukan CPR, dan Seokjin─"
"Seokjin melakukan sisanya." Taehyung berjalan ke kulkas dan mengambil minuman dingin untuk dirinya sendiri. "Kau memberitahunya tentang apa kelebihannya, jadi, Seokjin tentu menggunakan bakatnya untuk menyelamatkan anak itu."
"Aku tidak memberitahunya bahwa dia bisa menyembuhkan. Aku tidak mengatakan apa-apa tentang bakat yang dia miliki."
Taehyung mengerutkan kening.
"Dia menyentuh anak itu dan melakukannya begitu saja."
Untuk beberapa saat, Taehyung terdiam, lalu, "Sepertinya, ada beberapa hal yang tidak dia lupakan."
Namjoon membanting kaleng kosong minumannya ke atas meja, "Itu terlalu berbahaya baginya. Kau dan aku tahu tentang hal itu. Jika dia mencoba menyembuhkan seseorang yang memiliki luka terlalu parah─sial! Dia memindahkan rasa sakit itu ke dalam dirinya sendiri." Seokjin pernah mengatakan padanya bahwa dia harus membakar rasa sakit itu. Itulah mengapa suhu tubuh Seokjin akan meningkat ketika dia menyembuhkan seseorang.
"Kau tidak ingin dia menyadari apa yang bisa dia lakukan," Taehyung menggedikkan bahu, "Kau tahu? Menyimpan rahasia darinya adalah hal yang sia-sia."
"Dia tewas saat menyembuhkan seorang warga sipil sebelumnya," Namjoon menatap Taehyung tajam, "Dia juga tewas saat berusaha menyembuhkanmu." Namjoon sengaja menekankan kata terakhir.
"Ayolah Namjoon, dia bisa kembali dari kematian."
"Dan kehilangan semua ingatannya! Seokjin kehilangan dirinya, berulang-ulang. Apakah aku harus duduk diam dan membiarkan hal itu terus terjadi? Dia cukup beruntung malam ini karena telah menyembuhkan anak itu tanpa membunuh dirinya sendiri." Namjoon berbalik dan melangkah menuju jendela.
"Tenang, partner." Taehyung berusaha menenangkan. Seolah omong kosong itu bisa berpengaruh pada Namjoon. "Seokjin baik-baik saja. Anak itu─berdasarkan ceritamu─juga baik-baik saja. Semuanya happy ending."
Ini bukan happy ending. Namjoon menggeleng lantas menarik napas panjang untuk menenangkan diri, "Seokjin─dia melakukan sesuatu padaku."
"Ya, sobat, aku tahu itu. Seokjin membuatmu terikat padanya. Maksudku, aku tahu kau menyukainya sejak lama... tapi sepertinya, levelnya naik menjadi sepuluh kali." Taehyung berdecak.
Namjoon berbalik untuk menatapnya.
"Kau tidur dengannya, kan?" Taehyung menatapnya dengan tatapan kasihan. "Sudah kukatakan itu adalah hal yang buruk. Kau tahu, subjek uji tidak seharusnya memiliki ikatan semacam itu. Kita tidak bisa─"
KAMU SEDANG MEMBACA
Escape | NamJin ✓
Ciencia FicciónKim Seokjin menghilang dari fasilitas Umbrella, dan Namjoon diberi misi untuk memburunya. Namun ketika Namjoon berhasil menemukannya, lagi-lagi Seokjin kehilangan memori. ©Lazarus Project Raising, Resident Evil