Part 14

2.7K 423 71
                                    

Pemandangan yang Seokjin lihat ketika membuka matanya adalah langit-langit berwarna putih. Cahaya di sekitarnya begitu terang. Putih dan cerah. Dia berada di atas sebuah tempat tidur dengan kasur yang lembut dan dia―

Mengenakan gaun rumah sakit berwarna hijau.

Gelang identitas pasien melingkari pergelangan tangan kirinya. Seokjin mengangkat tangannya, menatap gelang itu dan seketika tremor menyerang sekujur tubuhnya. Aroma antiseptik yang memuakkan lagi-lagi membanjiri indra penciumannya.

Dia berada di rumah sakit. Lagi.

Pintu ruangan itu terbuka, dan seorang pemuda dengan kulit pucat bergegas masuk. Melihat Seokjin yang telah sadarkan diri, pemuda itu terperangah, "Akhirnya kau sadar!"

Seokjin sadar dia telah di culik lagi. Menjadi seorang tahanan, dan dia akan dijadikan subjek eksperimen lagi.

Seokjin melompat turun dari tempat tidur. Dia merapatkan punggungnya ke dinding. Tangannya mengepal ketika dia menatap tajam pemuda itu.

"Oh, tidak," bisik pemuda itu. Dia mengenakan jas putih laboratorium. Jas yang sama seperti yang dikenakan oleh Ozwel.

Pemuda itu mengangkat kedua tangannya, "Tenang, Ini tidak seperti apa yang kau pikirkan."

Seokjin melirik ke arah jendela. Dia bisa melompat keluar dan melarikan diri dari sini. Kira-kira, dia ada di lantai berapa?

"Aku butuh bantuan di sini!" Teriak pemuda itu, "Dia sudah sadar, dan sekarang aku perlu―"

Seokjin menerjang maju ke arahnya, berniat untuk membungkam teriakan pemuda itu. Tetapi sebelum Seokjin bisa menyentuh pemuda itu, sepasang tangan yang kuat dan hangat meraih tubuhnya dan memutarnya lebih dulu. Dan dia dibawa ke dalam sebuah pelukan.

Seokjin mendongak dan bertemu tatap dengan mata biru Namjoon. Mata yang begitu indah.

"Tenang," katanya.

Seokjin tersenyum padanya. Namjoon ada di sini, bersamanya. Dan itu artinya, semua akan baik-baik saja. "Namjoon?"

"Ya, Seokjin. Ini aku." Lalu, Namjoon menunduk dan bibirnya menyentuh bibir Seokjin, Menciumnya dengan kelembutan yang menenangkan.

Seokjin melingkarkan lengannya di leher Namjoon, Memeluknya dengan erat dan dia tidak pernah ingin melepaskannya.

Dia terbangun, dan dia masih mengenal Namjoon. Dia mengingat kehidupannya.

Dia dan Namjoon adalah sepasang kekasih. Mereka melarikan diri dari fasilias umbrella. Mereka sedang melarikan diri. Bercinta di sebuah motel murah di pinggir kota Windson. Mereka melanjutkan perjalanan, lalu mereka ditabrak oleh sebuah truk besar―

"Oke, baiklah... aku akan memberikan waktu untuk kalian berdua," pemuda pucat itu berdeham. "Omong-omong, aku Min Yoongi. Dan aku bersumpah, aku tidak bermaksud untuk melukai kalian berdua."

Apakah dia terlihat akan memercayai kata-kata pemuda itu?

Begitu pintu itu ditutup, ciuman itu berubah. Ciuman Namjoon tak lagi lembut dan menenangkan, melainkan penuh dengan rasa putus asa. Dan Seokjin merespon dengan cara yang sama. Seokjin meletakkan tangannya di atas bahu Namjoon dan menarik pemuda itu semakin mendekat. Jantung Seokjin bergemuruh keras di dadanya ketika dia mencium Namjoon dengan putus asa.

Aku mengingatnya.

"Seokjin..." Bisik Namjoon ketika ciuman itu terputus, "Kau membuatku takut."

Seokjin mencoba tersenyum, tetapi bibirnya hanya membentuk seulas senyum kaku karena dia masih diliputi perasaan takut, "Aku takut tidak bisa mengeluarkanmu dari dalam mobil itu tepat waktu. Aku terus
memikirkan anak perempuan itu dan ibunya. Seberapa dekatnya dia dengan kematian, dan jika kau tetap berada di dalam mobil itu ketika meledak―aku akan kehilanganmu."

Escape | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang