1. Liburan Sekolah

48 4 2
                                    

Kringg Kringgg! Akhirnya bel di sekolah pun bunyi. Aileen dan Jovanka pergi bersama ke kantin yang letaknya tidak jauh dari kelas mereka. "Lima hari lagi sudah libur sekolah! Aku ingin tau ke mana aku pergi liburan kali ini," kata Jovanka. Rumah Jovanka terletak tepat di tengah kota, sedangkan rumah Aileen terletak di tempat terpencil. "Kuharap saja kita pergi menginap di rumahmu," ujar Jovanka. "Ingat liburan kemarin, kita pergi mengarungi laut dan melihat pemandangan indah bagaikan melihat surga!"

"Ya begitulah. Tapi mungkin pergi ke kota akan lebih menyenangkan dari pada di tempat terpencil seperti Hill Top." kata Aileen sambil melahap mie ayam yang dipesannya. "Ayo cepat, kelas berikutnya adalah kelas fisika dan Pak Hasan yang mengajar menggantikan Bu Sherly. Kau tau kan Pak Hasan itu orangnya seperti apa. Cepat kalau kau tidak ingin dimarahi dia!" Jovanka pun dengan cepat memakan nasi gorengnya.

Aileen dan Jovanka pun segera lari ke kelas mereka. "Untung saja Pak Hasan belum datang. Kalo tidak, pasti kita dimarahinya habis-habisan." kata Jovanka terengah-engah. Tidak lama kemudian Pak Hasan pun memasuki kelas. Pagi itu dia terlihat sangat gembira. "Mudah-mudahan tidak ada yang dimarahinya pagi ini." bisik Aileen pada Jovanka. Pelajaran fisika pun berjalan dengan lancar.

Tetapi, lamunan Jovanka buyar ketika Pak Hasan mendatanginya karena beberapa kali dia dipanggil untuk mengerjakan soal di depan kelas, tetapi dia tidak mendengarnya. "Hei kamu! Siapa nama kamu! Bisa-bisanya kamu melamun di pelajaran Bapak!" teriak Pak Hasan. "Oh, Bapak berbicara dengan saya?" kata Jovanka heran.

"Iya kamu! Siapa nama kamu?!"

"Nama saya Jovanka, Pak."

"Jovanka! Kamu ini ya, berani-beraninya kamu melamun di kelas saya! Yang berani melamun di kelas saya, KALIAN HARUS MENGERJAKAN SATU BUKU FISIKA KALIAN!!! Dengar saya, Jovanka?!"

"Iya, Pak."

"Oke, buka buku kalian halaman 125."

30 menit terakhir, Jovanka tidak berani melamun lagi. Suasana kelas pada hari itu sangat mengerikan. Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua murid berhamburan keluar dari kelas mereka. Aileen pun pergi menemui Jovanka, teman dekatnya itu. "He, kamu kenapa tadi? Apa yang sempatnya kau lamunkan tadi di pelajaran Pak Hasan? Kan sudah kuberi tau jangan macam-macam dengan dia. Kau kan tau sendiri akibatnya." kata Aileen setengah tertawa. "Hehe, aku melamunkan liburan mendatang..." jawab Jovanka geli.

Hari-hari pun berlalu dengan tenang. Akhirnya liburan sekolah pun tiba. Jovanka sangat senang karena dia akan pergi menginap di rumah Aileen. Dia akan pergi menginap bersama kakaknya, Timmy. Mereka pun menyiapkan barang-barang yang mereka perlukan saat mereka menginap di Hill Top. Mereka berangkat keesokan harinya.

Keesokan harinya, Jovanka bangun pagi-pagi sekali karena hari itu mereka berangkat ke Hill Top, rumah Aileen. Mereka pun sarapan dengan lahap dan bersiap-siap untuk pergi ke Hill Top. Mobil mereka melaju melewati bukit dan mereka sudah bisa melihat laut. "Indah sekali tempat ini. Bila kita sudah bisa melihat laut, maka rumah Aileen sudah dekat!" kata Jovanka dalam hati. Akhirnya, mobil mereka berhenti di depan rumah kuno dari batu yang menghadap langsung ke laut.

Jovanka pun langsung mengetuk depan pintu dengan senang karena bertemu kembali dengan temannya itu. Mereka disambut oleh sosok laki-laki bertubuh jangkung berambut hitam kecoklatan. "Hai, kalian pasti Jovanka dan Timmy. Perkenalkan. aku Justin, kakaknya Aileen." kata laki-laki bertubuh jangkung itu. "Hai, salam kenal. Aku Timmy dan ini adikku, Jovanka" jawab Timmy.

"Ayo mari masuk."

"Dimana Aileen??"

"Dia sedang mandi. Akan kusuruh dia untuk cepat."

Rumah tersebut mengingatkan mereka akan liburan kemarin. "He, lihat Kak. Rupanya mereka pelihara anjing! Lucu sekali... Kira-kira siapa namanya??" kata Jovanka sambil menuding anjing tersebut. "Namanya Max. Dia jantan dan baru kita beli 3 bulan yang lalu." jawab Aileen sambil menggosok rambutnya yang basah. "Oh, rupanya kau Aileen. Aku sudah kangen kau, Leen!!" kata Jovanka sambil memeluk temannya itu. "He kau ini, seperti tidak bertemu 1 tahun saja..." kata Aileen geli. "Kira-kira, apa rencana kita untuk besok?"

"Kita besok akan pergi ke pantai dan mandi-mandi di sana." kata Kak Timmy sambil meminum sisa Fantanya. Setelah itu, mereka bersama-sama naik ke lantai atas untuk bermain monopoli.

"Kira-kira, besok kita petualang ke mana, ya?" tanya Justin

"Entahlah. Kita liat arus laut. He, Tin, kau masih punya perahumu, kan?" tanya Jovanka yang sedang mengulum permen.

"I think so. Soalnya, dulu ada badai dan gudang di sebelah rumah hancur! Semenjak itu, kami tidak pernah masuk ke sana lagi."

"Bagaimana kalau kita lihat sekarang?"

"Ya sudah, ayo!"

Lalu mereka pun pergi ke gudang di sebelah rumah. Gudang terlihat hancur sebelah dan semrawut. Lalu tanpa berpikir panjang, mereka langsung masuk ke gudang tersebut. Di dalam sangat gelap dan baunya lembap. "Hiiiiii... baunyaaa...! Seperti bau kentutmu, Timmy!" kata Justin sambil menutup hidungnya. "Enak saja!! Ini mah, kentut Aileen!!!" kata Timmy membalas. "He, sudah, sudah. Kalian ini, kita ke sini mencari perahu, bukan untuk mencium kentut!" kata Jovanka.

Mereka pun tertawa-tawa. 15 menit kemudian, mereka menemukan sesuatu yang tidak terduga.

"He, kalian, sini! Aku menemukan sesuatu!" kata Jovanka.

"Apa itu, Jo" tanya Justin.

"Ini, sebuah peta! Peta apa ini? He, Aileen! Kau tau sesuatu tentang ini?"

"Coba kulihat," kata Aileen sambil mengambil peta itu dari tangan Jovanka. "He, ini kan peta..."

~BERSAMBUNG~

Petualangan di Pulau RahasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang